Tuesday, April 29, 2008

Seratus Hari

Segitu banyak hari yang sudah berlalu sejak Emak dipanggil pulang ke Rumah Bapa di Surga. Tetapi masih teringat jelas di ingatan kronologi kejadian yang aku alami tanggal 20 Januari 2008 yang lalu. Bukannya aku menanti-nantikan hari keseratus ini. Bukannya aku sudah mempersiapkan postingan ini. Bukannya pula aku sudah menghitung dengan tepat kapan hari yang keseratus ini akan tiba. Bukan. Semalem juga aku cuman iseng2 bolak balik ngeliat buku di mana aku biasa nulis catatan tentang firman yang selesai aku baca. Di halaman (hampir) paling belakang aku menemukan tulisan 'cakar ayam' ku yang buruk rupa -hanya aku yang bisa baca- dan di sanalah tertulis detail kronologi yang terjadi di awal tahun ini.

Semalem jadi keinget pengalaman pas kecil. Awal2 dulu nginep di Salatiga, rumah Emak. Disuruh tidur siang ndak mau terus -maklum, anak kecil hahahaha. Sampe akhirnya Emak ngalah n nemeni aku bobok. Dah bobok di kasur masih juga ngajak omong Emak terus. Hahahaha. Dari kecil dah rewel. Ditambah ngomel2 yang panaslah... sumuklah... pengen minumlah... ada wae alesan yang dibuat... hahaha (benere mau panas kayak apa sih Salatiga??! -kalo sekarang sih masih masuk akal, tapi duluuu... 20 tahun yang lalu...). Sampe Emak ngipasi aku ben bobok. Ya akhirnya emang berhasil juga si aku dibuat bobok. Huehehehe. Sekilas memori jaman dulu.

Memori dan ingatan tentang sosok Emak rasanya engga bakalan ilang dari dalam hatiku. Dan yang aku percaya juga engga hilang dari dalam hati banyak orang yang kenal Emak, terutama sekian banyak sepupu-sepupuku. Enam orang anak perempuan. Enam orang menantu. Dua puluh orang cucu. Enam orang buyut -dan segera nambah lagi 2 buyut lagi ^^ bener2 keluarga besaaaaaar. Dan aku rasa engga ada ingatan "buruk" yang tertinggal di dalam hati dan pikiran kami semua. Kami semua sudah dibuat kagum dan bangga. Kesederhanaan Emak sudah menginspirasi kami semua, terutama aku. Apa yang sudah Emak lakukan, dari hal-hal yang kecil Emak lakukan dengan setia. Mungkin hal-hal kecil tersebut tidak membawa perubahan. Tidak menghasilkan sesuatu yang 'berarti' namun Emak selalu melakukannya. Bahkan, di tengah2 proses pengobatan di Shanghai Emak juga engga lupa bawain kita semua oleh2. Isa dibayangin ya... seberapa banyak itu oleh2 yang disiapin buat dibagi2 ke semua anggota keluarga! Luar biasa sungguhan, deh!

Tak tahu kapan kita kan bersua kembali
Namun satu hal yang pasti kita akan bertemu lagi

Sekalipun kini tak lagi kita bertatap muka
Kenangan dan harapan yang Emak teladankan
kan selalu ada di dalam hati

--- a granddaughter misses you ---

Monday, April 28, 2008

Temukan Fokusmu!

Keadaan di tempat itu: penuh orang. Ramai. Orang-orang berlalu lalang dengan kegiatannya masing-masing. Hampir semuanya membawa binatang untuk dijadikan korban bakaran. Hari itu adalah hari terakhir Hari Raya Pondok Daun. Puncak perayaan. Bisa dilihat keramaian yang terjadi. Ada yang disibukkan oleh dombanya yang sedang memberontak. Ada yang kewalahan membawa sangkar-sangkar burung yang sedemikian banyaknya. Ada orang Yahudi. Ada orang Farisi. Ada orang Yerusalem. Yang jelas ada banyak orang. Dan Yesus juga berada di sana.

Dan saat itulah Yesus berdiri dan berseru.
Berdiri mengatasi keributan yang terjadi di sekelilingNya.
Berseru mengalahkan kebisingan yang ada.
Namun, apakah yang Yesus lakukan cukup menarik perhatian orang banyak itu?
Tampaknya tidak semuanya. Hanya ada beberapa orang yang mendengarkan.
Namun, apakah Yesus lantas mengurungkan niatNya untuk berbicara?
Rupanya tidak! Yesus tetap melanjutkan perkataanNya.

"Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepadaKu dan minum! Barangsiapa percaya kepadaKu seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." (Yohanes 7:37-38)

Yang menjadi perenunganku saat membaca bagian ini, bukan terhadap perkataan Yesus. Namun terhadap tanggapan orang banyak. Coba baca Yohanes 7:37-44 dengan lengkap. Di sana ditulis ada banyak orang. Dari berbagai daerah. Sedang mengikuti puncak perayaan Hari raya Pondok Daun. Menghadiri pertemuan kudus. Mempersembahkan korban bakaran.

Dari sekian banyak orang, yang mendengarkan perkataan Yesus ternyata hanya sebagian (ayat 40). Dan dari sebagian orang yang mendengarkan ternyata masih juga terjadi perbedaan pendapat. Mereka berbeda pendapat tentang "siapa Yesus" bukan mengenai apa yang Yesus katakan. Dari sekian banyak orang yang ada, walaupun Yesus sudah berdiri dan berseru (ayat 37) ternyata yang mendengarkan hanya sebagian.

Dan dari sekian banyak yang mendengarkan, ternyata yang dibahas lebih lanjut di antara mereka bukan "isi" dari perkataan Yesus, melainkan "diri Yesus" lah yang mereka bahas -diperdebatkan. Padahal sebenarnya dari yang Yesus katakan sudah jelas menerangkan tentang siapa Yesus (lihat ayat 37-38 -baca juga Imamat 23:36).

Entah itu dikarenakan terlalu mendengar banyak gosip, mendengar omongan orang laen, malah jadi mengaburkan dan membuat mereka bingung sendiri. Membuat mereka "tersesat". Menerima berbagai macam informasi yang engga bener juga bisa membuat kehilangan fokus -pandangan menjadi kabur!

Dan akibatnya? Apa yang Yesus ajarkan saat itu menjadi tidak mereka terima dengan benar.

Beberapa hal yang dipelajari di sini:
* periksa informasi yang kita terima dengan jelas terlebih dulu sebelum "menyebarkannya"
* carilah sumber informasi yang dapat dipercaya untuk melakukan cek dan ricek (kembali kepada firman Tuhan)
* selama pencarian itu, jangan sampai kehilangan fokus! karena kadang saat kita menghimpun banyak informasi, kita sendiri menjadi bingung dan melupakan tujuan awal kita!

Karena sibuknya kita, karena banyaknya permasalahan yang kita hadapi, kita sendiri sering kehilangan waktu-waktu teduh kita. Mungkin saat teduh tetap dilakukan, namun kualitas dari saat teduh itu berkurang drastis. Kalau iklan-iklan tempat tidur sekarang lebih menekankan kepada "tidur yang berkualitas" demikian pula dengan saat teduh. Saat di mana kita "tidur" dan disegarkan kembali setelahnya. Bisa dirasakan sendiri kan, kalau tidur sudah cukup lama, tapi waktu tidur kita tidak berkualitas? Bolak-balik bangun, mengalami mimpi buruk, dll. Pada saat kita bangun tidur, masih juga ngerasa capek. Belum segar. Demikian pula halnya dengan saat teduh. Wew. Inilah yang sedang aku alami.

Selamat memperbaiki "waktu tidur" dan jangan lupa untuk FOKUS!

Friday, April 25, 2008

Keberanian Cinta

Sarapan pagi ini sup jagung menu kemaren. Makan di dalem mangkok. Anget. Nyaman buat perut di pagi hari yang sejuk. Mbuat anget di perut n mbuat gerah di badan. Hahaha. Sewaktu makan, menemukan beberapa potong tulang ayam kecil. Walau kecil tetep aja yang namanya tulang ya keras n bisa berbahaya kalau tertelan atau ditelan. Jadi dengan "lincah" potongan tulang ayam itu aku letakkan di tepi mangkok. Tapi tau sendiri apa yang terjadi kalau sesuatu diletakkan di tepi mangkok. Tergelincirlah dengan mudah! Masuk kembali ke dalam "kolam sup". Gara2 males berdiri n males membuang tulang ayam tadi ke dalem tempat sampah, so nyemplung lagi lah tulang ayam itu.

Semalem ngobrol sama Meikel sampe hampir tengah malem. Yang dibahas? Apa yang sedang kita berdua rasakan tentang gereja tercinta. Tempat kami berdua bertumbuh dan melayani. Sebenernya sudah berulang kali topik ini dibahas. Tapi seolah tiada akhirnya. Panjang dan selalu berakhir dengan perasaan sedih yang membekas di hati. Kami berdua merasa ada "sesuatu" yang terjadi dengan gereja ini. Banyak hal yang terjadi yang terasa begitu "sulit" untuk diperbaiki. Entah itu disebabkan pribadi orang-orang yang terlibat di dalamnya, entah itu disebabkan oleh hal-hal yang lain (yang engga kepikir apa itu). Sampai saat ini kami masih juga belum bisa menemukan hal-hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki... apabila memang itu yang Tuhan mau... yeah, pada intinya memang kembali lagi kepada pertanyaan, "Apa yang Tuhan mau?"

Visi yang aku jalani saat ini agak kabur dalam pandanganku. Hati ini terasa capek. Pikiran ini penuh dengan berbagai hal. Kerinduan untuk menjadi pribadi yang lebih baik kelihatannya mulai menyusut. Lelah. Letih. Memiliki banyak keinginan namun merasa tak sanggup untuk bertahan. Tak sanggup. Tak tahan. Inikah yang dirasa saat seseorang berkata, "di ambang batas" ....?

Kemudian kuberpikir. Kumengingat. Kumerenung. Sepuluh tahun yang lalu aku tiba di Surabaya. Sepuluh tahun yang lalu pula aku mulai memasuki bangunan gereja yang lain, di kota yang lain. Dengan suasana yang lain pula. Teman-teman baru. Kebiasaan baru. Hubungan yang semakin dekat dari tahun ke tahun. Berbagai macam kegiatan yang diikuti bersama. Kemarahan dan sukacita. Kesedihan dan kemeriahan. Ada yang menangis. Ada yang merajuk. Ada yang tertawa. Ada yang cuek. Berbagai macam. Dan aku sungguh merasa diberkati di sini. Aku merasa sangat dibangun di sini. Kecintaanku makin bertambah.

Saat kita mencintai seseorang, bukankah kita akan berusaha memberikan yang terbaik?
Bukankah kita menginginkan yang terbaik saja yang terjadi? Mungkin yang terbaik menurut versi kita tidaklah membuat orang yang kita cintai merasa "nyaman". Gereja sebagai mempelai Tuhan, kekasih Tuhan... seperti apakah yang terbaik? Seperti apakah yang seharusnya terjadi?
Kenapa banyak hal yang terasa begitu "berubah"? Kenapa semakin hari semakin banyak informasi yang "tidak enak didengar" yang bermunculan?

Berulang kali kepedihan itu menyelinap di hati.
Kebingungan terhadap "entah apa yang bisa dilakukan" terus berkelebat.
Kekuatan dan pengharapan terus dimohonkan.
Pimpinan Roh Kudus yang senantiasa dijadikan sumber hikmat.

Mencintai.
Membutuhkan keberanian.
Keberanian untuk mengubah.
Keberanian untuk menyampaikan isi hati.
Keberanian untuk diubah.
Mencintai tak hanya satu arah.
Saat kita mencintai seseorang...
Kedua belah pihak haruslah menjadi semakin baik...
Secara bersamaan. Saling membangun.
Dan perubahan itu bukan hal yang selalu menyenangkan.
Bisa jadi menyakitkan.
Menyebabkan aliran air mata.
Menimbulkan sakit hati.

Ada hal-hal yang harus dibuang.
Seperti potongan tulang ayam tadi.
Apabila sudah ditemukan hal yang musti dibuang namun tidak juga dikeluarkan dengan baik dan ditempatkan pada tempat yang benar, maka akan kembali terulang. Potongan tulang ayam tadi kembali masuk ke dalam mulutku. Dan akhirnya mengulangi proses "pencarian" potongan tulang tadi. Bisa jadi luka akan tercipta. Luka yang lama terbuka lagi. Luka baru terjadi. Alangkah baiknya apabila di awal "penemuan" tulang ayam tadi langsung dibuang dengan baik dan benar. Tidak ada penundaan. Tidak ada pengalihan perhatian.

Kiranya masih ada sisa kekuatan...
Keberanian untuk mencintai masih terus ada.
Walaupun sedikit...
Walaupun hanya ada "lima roti dan dua ikan"
Walaupun hanya seorang anak kecil
Walaupun ada kebimbangan "yang ada hanya ini..."
Cuman sedikit
Namun bila dibawa kepada Yesus
Semuanya akan dicukupkan
Bahkan, melebihi dari yang sesungguhnya dibutuhkan
Melebihi bahkan dari imaji kita yang paling ekstrim sekalipun

Marilah memberanikan diri untuk mencintai!

Monday, April 14, 2008

Capeeee.....kkk!!

Diminta gini
Disuru gitu
Musti kayak gini
Harus kayak gitu

Arrgh...

Tolong begini
Harap begitu

Capeee...kkk!!
Kadang sendiri aja

Engga ada yang telp
Engga ada yang sms
Engga ngapa2in

Engga usah ngomong
Engga usah nanya
Engga usah ngejawab
Ndak ada yang namanya miskomunikasi
Ndak ada yang namanya salah paham

Entah sudah berapa lama aku engga cerita yang "sedalem2nya"
Tak terhitung hari2 yang kulalui dengan rasa "kehilangan"

Aku capek buat terus mencari
Aku capek buat terus memanggil
Kadang aku ingin juga dicari
Kadang aku ingin juga dipanggil

...................................................
Hai, diriku yang sedang penat
Hai, hatiku yang ingin diperhatikan
Janganlah egois!

Saturday, April 12, 2008

11 April 2008

Hari ini cukup melelahkan.
Pagi tadi bangun dengan kaki kram. Betis sebelah kiri. Sakitnya minta ampun. Ndak isa menapakkan kaki ke bumi. Wew. Pikiran pertama yang terlintas, "Waduh, hari ini busy day... gimana bisa nyetir mobil kalo kaki sakit kayak gini? Dibuat jalan aja sakit, palagi kalo dibuat nginjek kopling..." Yeah... not a good thought buat mengawali hari ya... Setelah bangun dan terpincang2 ambil obat gosok trus digosok2 sambil berdoa. Huhuhuhuhu... awalnya ngomel2 dulu baru doa... >>sigh<< trus ritual pagi kayak biasa. Selesai siap semua jam setengah 9 akhirnya isa brangkat klayapan. Hahahaha. Ke percetakan, beli kertas trus balek ke rumah. Mulai ngeprin. Proyek gede.... total halaman yang musti diprint 12ribu lebih! Wish me luck! Mana dikasi deadline engga masuk akal. Kamis sore aku baru dapet datanya. Aku masih kudu ngecek ada missing font or engga. Kalo sampe ada font yang missing kan layout nya berubah! Bisa berabe oii! Nah, deadline nya hari Minggu! Astaga! Kamis... Jumat... Sabtu... dan Minggu mau dipake! Woiwoiwoi... I'm not that super fast!!! Biasanya kerja 2 minggu (14 hari kerja) lha ini disuru kerja 2 hari! Wew. Butuh keajaiban!! Dan aku pun tidak menyanggupinya! Hahahaha. Aku cuman isa bilang mau ngusahain dunk. Paling cepet kemis. Sukur2 isa lebih cepet. Mengingat hari Jumat ada studio jam setengah 3 sampe setengah 5 sore. Tsk tsk tsk... so kebayang kan? Gimana gue jadi panik... hahaha.

Kejadian berikut pas di ATM Petra. Baru parkir. Trus masuk ke ruang ATM. Ambil uang. Engga pake antri or yang laen. Eh... di belakang mobil udah ada HONDA JAZZ item. Nangkring dengan sukses n mbuat mobilku engga bisa keluar kecuali kalo nabrak itu honda jazz or musti dorong honda jazz item itu! Maka panas2... dengan kaki yang masih sakit... sembahyang semoga ni kaki endak tambah parah. Belum juga nyetir jauh2 udah dikasi beban yang lumayan berat... nah, setelah sekitar 5 menit berkutat dengan jazz item itu yang ternyata abote minta ampunnn hahaha... didorong 10 cm, mundur 7 cm. Hah! Kapan selesaineee... Akhirnya doaku dikabulin! Seorang satpam tergerak hatinya ngeliat aku dah desperate ndorong2 itu mobil. Hahaha. Thanks to him!

Selesai semua urusan nyampe rumah. Makan siang n mulai ngeprint2. Disambi kerjaan yang laen. Misih sempet2e chatting juga. Hahahaha. Lha gimana lagi cobaaa. Dah lama ndak chatting sama dita tu. Palagi dia kan mau dateng ke indo. Ndak sue2 juga si. Ditambah ditanya2i irwan. Nyuru ndak ngantuk pas studio nanti. Hahaha. Dan yang emang akhirnya keinginan irwan terkabul (ada kasus di studio tipo kali ini).

Nyampe di studio engga ada firasat apa2. Eh... ternyata salah satu mahasiswa kelompokku yang udah lama engga nongol mbuat kasus. Akhirnya semua koordinator studio dan pihak2 terkait laennya rapat serius. Hahahaha. Hebat bener tu anak. Yah sempet mangkel banget! Rasae beranie ngomongin orang di belakangnya. Di hadapan asdos laen! Astaga! Tsk.. tsk... tsk... udah deh... engga baek dibahas di sini. Isa2 emosi jiwa lagi.

Selesai jam studio ngeliat parkiran di bawah... (studio di lantai 5) Weks! Macet! Whazupp?? Setelah diinget2 kayaknya hari ini Delon ada konser di auditorium deh. Jangan2 Delon yang jadi sebab musababnya. Benernya males banget bermacet2 ria. Gimana engga kaki masih juga sakit. Walau udah jauh lebih baek. Tapi kalo macet2an isa2 sakit lagi dunk. Tapi mau gimana lagi... jam 7 ada rapat sie pubdok retreat. Jam juga terus bergerak. Akhirnya dengan tekad lumayan bulat akhirnya cabut. 20 menit perjalanan dari basement sampe jalan siwalankerto! Hahahaha. Hebat. Ternyata dikasi tau sama tukang jaga pos parkir ada kecelakan. Kereta api nabrak kijang. Hmmm kalo denger susunan kalimatnya seakan2 itu kereta api yang salah. Kok isa nabrak?!! Padahal benernya kan kereta api mustinya berjalan di jalannya sendiri kan? Yah, engga ada minat ngeliat kejadiannya. Musti buru2 pulang, mandi, makan.

Akhirnya jam setengah 8 baru nyampe gereja. Rapat udah mulai tapi belum dapet tempat yang "enak". Di mana2 dipake acara. Ya rapat lah... ya persiapan GSM lah... ada persiapan kebaktian... ada ensembel... ada vogal grup... wuih ramee.... hahaa. Akhirnya tadi rapat di teras. Sharing tempat bareng yang latihan buat PD pemuda dewasa selasa ntar.

Jam setengah 10 kurang 10 nyampe rumah. Trus beresin meja makan n cuci piring dan kawan2. Di sini pula dapet luka baru. Gelas yang aku cuci gupil. Dan aahhhh... kena tangan dengan sukses! Walhasil berdarah lagi deh... lagi sering terluka... hohoho... asal engga luka di hati si masih isa ditahan rasae yah... hohohoho. Trus udah deh... duduk manis di depan kompie. Kirim data. Ngeprin. Ngitungi kertas. Makan. Sikat gigi. Baca alkitab. Ngitung kertas lagi. Ngeblog (sempet2e...) hahaha. Wes multi tasking deh. Ngantukz ngantukzz... capeee...

Astaga! Udah hampir jam 3 pagi!!! Bobokz!!!

Tuesday, April 08, 2008

Alasan "kecil" untuk Bersyukur

Beberapa waktu yang lalu, ibu jari tangan kananku tergores. Uhm.. lebih tepatnya teriris karena benda tajam yang sampai sekarang engga jelas apa itu. Ceritanya gini. Pas itu mau masuk rumah. Buka kunci. Dengan tangan kiri penuh barang bawaan -as usual- dan tangan kanan mbuka kunci n megang pegangan pintu. Lantas ibu jari tangan kananku yang sedang menggenggam pegangan pintu terasa tersengat. Otomatis langsung aku tarik tangan kananku. Sapa tau ada binatang di sana. Bukannya si ibu jari itu baik-baik aja, malahan jadi berdarah2. Hahaha. Darah yang mengucur cukup banyak hingga menetes dan membercak di lantai. Wah wah wah... dengan cukup panik aku ngeliat n periksa pegangan pintu itu. Diliat2 kok engga keliatan benda tajam yang bisa melukai ibu jariku ya... aneh. Sembari ngeliat2 gitu ternyata darah dari ibu jariku yang luka terus menetes. Weks! Akhirnya naruh semua barang bawaanku n segera mencuci ibu jariku itu.

Beberapa hari kemudian, luka itu sudah mengering. Lumayan dalem. Yang jelas cukup panjang. Sekitar 2cm. Buat ukuran ibu jari ngabisin 'space' satu ruas sendiri. Hihihihi. Dan sekarang luka itu sudah menutup dengan cukup sempurna. Hanya tinggal goresan tipis aja, yang kalau engga diperhatiin dengan seksama tak akan terlihat.


Yang membuatku takjub adalah, ternyata setelah tersobek dengan sukses beberapa waktu lalu,. ternyata sidik jari ibu jariku telah kembali dengan (nyaris) sempurna! Padahal apabila dilogika, mustinya sidik jari tersebut akan "terpotong" sesuai dengan luka potong yang aku alami itu. Heran! Nah, dari situlah aku kembali diingatkan tentang keMahaKuasaan Tuhan. Bagaimana Tuhan Sang Pencipta tidak lupa "menyembuhkan" luka "kecil"ku dan "mengembalikan" sidik jariku yang "mini" (dibandingkan dengan gunung yang raksasa dan lautan yang luas) dengan sempurna!

Tuhan yang begitu telaten "menggambar" ulang sidik jariku,
maka Tuhan yang sama pula yang dengan teliti mengamati dan mengetahui kedalaman hati dan pikiranku.

Tuhan yang begitu sabar "menyambung" ulang sidik jariku,
maka Tuhan yang sama pula yang dengan penuh kelembutan membasuh dan menyembuhkan luka-luka hatiku.

Thanking God for what He's done.

Friday, April 04, 2008

Sukacita pada Waktu Tersulit

Sejak bulan lalu di Doa Malam Pemuda Dewasa kita ngebahas n berbagi tentang topik ini. Belajar dari surat Rasul Paulus yang ditujukan kepada jemaat di Filipi, di 2 (dua) bagian ini aku bener2 ditegur dengan "cukup" banyak.

Berawal dari pertanyaan, "Pada saat apa Anda paling sulit untuk berharap kepada Tuhan?" maka sesi inipun dimulai pada Selasa, 4 Maret 2008 yang lalu. Dan dari semua yang hadir, sebagian besar dari kami sepakat bahwa saat yang paling sulit untuk berharap adalah: "Saat di mana kita merasa mampu, merasa tidak membutuhkan pertolongan, sanggup mengatasi persoalan kita sendiri -bahkan tanpa pertolongan Tuhan." Namun ada juga jawaban yang lain, "Saat kita berada di 'titik' paling rendah, kondisi yang kita merasa tidak mungkin terlepas dari persoalan2 yang kita hadapi, terlalu banyak masalah yang kita alami -dan seolah tiada kunjung habis!"

Surat Filipi ditulis Rasul Paulus dari dalam penjara. Setelah dia mengalami penyiksaan demi penyiksaan. Mengalami saat-saat menegangkan dan menekan, yaitu penantian keputusan jenis hukuman yang harus dia jalani. Kondisi dalam penjara yang tentunya tidak mengenakkan. Tidak dapat menghirup udara segar dengan leluasa. Kotor. Berdarah. Sakit. Demam. Infeksi dari luka-luka siksaan. Namun bila kita baca suratnya kepada jemaat di Filipi, kita bisa "merasakan" sukacita Rasul Paulus di sana.

Paulus didesak dari dua kerinduan yang sama menggebunya. Antara kerinduan terhadap perjumpaannya dengan Kristus dan kerinduannya terhadap jemaat Filipi menjadi semakin maju dan bersukacita. Baca Filipi 1:12-30.

Dan amazingly, dalam kondisi yang tidak mengenakkan itu (dipenjara, menanti hukuman), Paulus memilih untuk bertahan dan menyadari dengan sepenuhnya tentang tujuan hidupnya. Untuk mendorong dan memotivasi jemaat Filipi. Wew! Di sinilah aku ditegur.

Sebagai seorang pembimbing rohani bagi jemaat Filipi, Paulus benar2 mendedikasikan seluruh hidupnya untuk jemaat bimbingannya. Bahkan dalam kondisi yang sangat 'mengenaskan' dan 'berat' Paulus tetap teringat kepada jemaat Filipi dan terus mendorong mereka untuk makin maju dan bersukacita dalam iman! Kekuatan dari mana kah?

Paulus yang dipenjara karena memberitakan Injil. Ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Masyarakat memandang Paulus sebagai tahanan. Sebagai seorang penjahat. Kriminil. Namun Paulus tetap bisa bersukacita! Paulus masih mengucap syukur! (Baca juga Filipi 1:1-11). Bagaimana perasaanmu bila dimasukkan ke dalam penjara? Tentunya kita akan menjadi bertanya-tanya. Jangan2 segala yang kita perbuat ini emang salah? Jangan2 emang yang kita lakuin ini melanggar hukum? Salah satu sebab Paulus terus bersukacita adalah: "... justru telah menyebabkan kemajuan Injil..." Jelas. Fokus. Evaluator yang gamblang. Sekalipun Paulus dipenjara, sekalipun penderitaan musti dialami olehnya, apabila menyebabkan kemajuan Injil, maka Paulus bukan melakukan tindakan yang melanggar hukum Allah.

Hukum manusia dan hukum Allah tak sama. Kadang keduanya tidak sejalan. Bahkan tak jarang keduanya berpotongan. Selama kita masih berada dalam hukum Allah, jangan takut. Jangan menyerah! Paulus dengan segala penderitaan yang dialaminya, dengan segala tekanan yang dirasakannya. Dipisahkan dari dunia bebas. Dijauhkan dari orang-orang yang mengasihinya. Dari orang-orang yang dikasihinya. Dianggap sebagai pelanggar hukum. Penentang kaisar. Pembelot pimpinan bangsa. Namun, Paulus tetap bersukacita!

Teladani Paulus. Mungkin sebagian dari kita merasa malu untuk memberitakan Injil. Mungkin kita merasa takut. Tujuan hidup Paulus jelas: "Karena hidup bagiku adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." (ayat 21). Karena hal ini juga yang makin memaksimalkan Paulus dalam pelayanannya. Paulus terus mengingat anak-anak rohaninya. Terus mengingat mereka dalam doanya. Senantiasa menyebut mereka dalam doa-doanya. Bagaimana perasaanmu bila pembimbing rohanimu menanyai tentang kondisi rohanimu? Merasa diperhatikan, kan? Bagaimana perasaanmu apabila orang yang kau anggap lebih 'dewasa rohani' mendoakan kamu dengan setia? Perasaan yang menyenangkan, tampaknya. Sudahkah kita memperhatikan orang-orang yang terdekat dengan kita? Sudahkah kita mendoakan orang-orang yang membutuhkan? Sudahkan kita dengan setia mendoakan saudara-saudara seiman yang sedang mengalami krisis 'rohani'?

"Karena hidup bagiku adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." Pernyataan ini sangat mempengaruhi kehidupan dan karya2 yang Paulus kerjakan. Dengan berpusat kepada Kristus yang KEKAL, maka Paulus senantiasa berpengharapan kepada Kristus dan melahirkan sukacita. Dan sekalipun 'diancam' hukuman (mati), Paulus tidak juga merasa takut, malahan dia menyatakan kematian adalah keuntungan. Sebagai sesuatu yang dinantikan.

Setiap dari kita pasti pernah mengalami masa menanti. Menunggu. Dan bila "hal" yang kita nanti itu akhirnya tiba, ada sukacita di sana. Ada perasaan lega. Ada kepuasan. Terlebih lagi apabila "hal" yang kita nanti tersebut "lebih baik" dari yang kita harapkan! Untuk mengisi waktu penantian tersebut, kadang kita melewatinya dengan menggerutu. Mungkin bisa juga kita terus tersenyum di luar, namun memaki-maki di dalam hati. Itu terjadi kalau yang kita nantikan tak juga kunjung muncul. Satu hal yang pasti, di saat kita menanti, di saat kita menunggu, maka pikiran kita akan 'dipenuhi' oleh hal yang kita nanti itu. Kita akan berpusat ke 'hal' tersebut.

Mungkin seperti itulah Paulus. Dia menantikan Kristus. Dia mengharapkan Kristus. Maka hidupnya sepenuhnya dipenuhi Kristus. Pikirannya terfokus kepada Kristus. Segala yang dia kerjakan adalah untuk Kristus. Dan sukacitanya pun disebabkan oleh Kristus semata!

Selamat bersukacita!

Jumlah kehadiran Doa Malam
Selasa, 4 Maret 2008: 6 orang
Selasa, 1 April 2008: 10 orang
-semoga terus bertambah dan orang2 yang hadir tetap setia dan makin rindu untuk bertumbuh di dalam firman dan doa-