Sunday, March 22, 2009

Uji Emisi Gas Buang

Astaga! Hari ini capek luar biasa! Dari pagi jam 7 udah nongol di gedung gereja lantai 2 dalam rangka 'mendampingi' operator LCD. Jam 9 nunggu tim uji emisi gas buang yang belum juga muncul. Akhirnya 3 orang panitia paskah yang kelaparan dan beranjak semaputm kita sepakat buat pergi sarapan dulu. Kita bertiga sama-sama standby di kebaktian jam 7, dengan peran yang berbeda-beda hihihi. Guntur sebagai majelis pendamping kebaktian remaja (di lantai 2). Pak Susatyo sebagai kolektan di gedung gereja kebaktian umum I. Aku sebagai pendamping operator LCD di balkon gedung gereja.

Jam setengah sepuluh lebih kita balek ke gereja dan tim uji emisi ternyata sudah datang. Setelah melakukan beberapa hal untuk dikoordinasi, kita bertiga menganggur, menunggu kebaktian pk. 09.00 selesai. Duduk-duduk dengan dihembus angin plus aroma khas tidak sedap yang terbawa angin dari pabrik-pabrik di rungkut industri melengkapi obrolan kita. Hahaha! Dan akhirnya, lagu pengutusan terdengar dari dalam gedung gereja. Sebelum uji emisi gas buang mobil berbahan bakar bensin (yang dilakukan gratis), diadakan briefing singkat di dalam gedung gereja. Hal ini membuat aku naik lagi ke balkon untuk jadi operator LCD (kali ini bukan mendampingi). Setelah selesai, maka uji emisi gas buang pun mulai dilaksanakan. 21 mobil yang sudah terdaftar akhirnya menyusut menjadi 15 mobil. Ada berbagai alasan yang membuat para pendaftar itu batal ikut.

Dan aku yang semestinya tidak mau ikut, akhirnya malah ikut nimbrung. Hahaha. Dan inilah hasilnya:
CO 5.20%
CO2 11.1%
HC 384 ppm
O2 0.54%
Hasilnya tidak jauh berbeda dengan hasil uji emisi setahun yang lalu. Kadar CO yang tinggi. Beberapa solusi disarankan. Pengecekan klep, filter oli, dan penggantian oli mesin yang lebih bagus dianjurkan dengan sangat. Aku cukup antusias menanggapi saran-saran tersebut. Dalam waktu dekat (bila penggalangan dana sudah mencukupi), aku bener-bener mau ganti merk oli, ganti filter oli, dan memasang alat pengionisasi yang akan sangat membantu pembakaran bahan bakar dengan lebih optimal.

Uji Emisi ini selesai pukul 12.30, capek dan sambil menunggu tim uji emisi selesai berbenah dan membereskan alat-alat, Guntur dan aku kebagian jatah penambah energi (konsumsi berlebih) yang segera kami santap... hahaha! Pukul 13.30 kita menunggu-nunggu, tim uji emisi masih belum ada tanda-tanda beranjak pergi. Akhirnya kita berdua pamit duluan, setelah mengucapkan banyak terima kasih :)

Thursday, March 19, 2009

Voices That Care

Lonely fear lights up the sky
Can't help but wonder why
You're so far away

There, you had to take a stand
In someone else's land
Life can be so strange

I wish we never had to choose
To either win or lose
That we could find a way

But I won't turn my back again
Your honour I'll defend
So hurry home, and 'til then

Chorus:
Stand tall, stand proud!
Voices that care are crying out loud
And when you close your eyes tonight
Feel in your heart how our love burns bright

I'm not here to justify the cause
Or to count up all the loss
That's all been done before

I just can't let you feel alone
When there's so much love at home
We're sending out to you

All the courage that you've known
The bravery you've shown
Clearly lights the way

We pray to make the future bright
To make the wrong things right

Right or wrong, we're all praying you remain strong
That's why we're all here and singing along

-Repeat Chorus-

You are the voice
You are the light

-Repeat Chorus-

---
Minggu Pra Paskah 4 menjelang, kali ini aku kebagian tugas (sekali lagi) membuat klip pendek untuk ditayangin di Kebaktian Minggu Pra Paskah 4. Dan akhirnya sekarang klip pendeknya baru selesai. Fiuh! Puji Tuhan! Tunggu sampe Minggu ntar ya... aku upload di sini.

Monday, March 16, 2009

Test of Stress Level

Please take test to check how stress are u....
The Banana Test




There is a very, very tall coconut tree and there are 4 animals.

King Kong, an Ape, an Orangutan and a Monkey pass by.

They decide to compete to see who is the fastest to get a banana off the tree.

Who do you guess will win?

Your answer will reflect your personality.

Think carefully . . .
Try and answer within 30 seconds



Got your answer?


Now scroll down to see the analysis.














































If your answer is:


Orangutan
= you're sick

Ape
= you need a break

Monkey
= worse, you suppose to be in the hospital right now..

King Kong
= I think you better take 1 year leave..
.......



Why?! ????
















.......





A Coconut tree doesn't have bananas!


Obviously you're stressed and overworked.

Take some time off and relax!

Saturday, March 14, 2009

Pembicara??!!

Hal apa yang terlintas di dalam pikiran saat mendengar atau membaca kata ini? Pembicara. Seorang yang berbicara. Seorang yang berwawasan lebih luas bila dibandingkan dengan para hadirin.

Buatku, sebutan ini menimbulkan perasaan gugup, grogi, bahkan di ambang panik. Hal ini terjadi pada Kamis kemaren. Tanggal 12 Maret 2009 kemaren kebagian giliran (yang pertama) untuk memimpin Pendalaman Alkitab di Persekutuan Pemuda Dewasa. Kalau biasanya PA dipimpin oleh Bapak Armand Dennis Tupan atau Ibu Uanliung Siregar, mulai tahun ini, sudah tidak bisa lagi. Bapak Armand pindah ke Jakarta beserta istri dan kedua anak kembarnya, sementara Ibu Uanling Siregar menikah dan hidup bersama suaminya di Jakarta pula.

Maka, dimulailah penggiliran anggota tim pemuda dewasa untuk memimpin PA... dan yang mendapatkan nomor urut satu adalah... saya!! Hahahihihihuhuhu...

Sebagai seorang pemimpin (kayaknya lebih prefer disebut begini daripada dipanggil sebagai pembicara *hiiy*) bertugas untuk memimpin jalannya diskusi tentang materi yang sedang dibahas. Jadi, peran seorang pemimpin di sini mirip dengan peran seorang moderator. Dan di akhir sesi, pemimpin mengambil kesimpulan untuk pembelajaran PA kali itu.

Puji Tuhan, sesi kemaren bisa berlangsung dengan cukup lancar, walau ada beberapa kali aku bingung mau ngomong apa... hahaha. Temen-temen semua kadang terdiam, tampak merenung tapi urung mengungkapkan apa yang dipikirkan. Bahkan ada yang berniat untuk menjadi provokator menimbulkan perdebatan! Tapi syukurlah, dia mengurungkan niatnya. Huehehehe.

Di akhir sesi, setiap hadirin mengambil intisari yang mereka dapatkan. Cukup bervariasi! Hal ini kembali membuktikan kekayaan firman Allah. Dari perikop dan ayat yang sama, pelajaran yang didapat bisa berbeda untuk tiap individu.

Fiuh! Satu moment yang membuat deg deg dhuer akhirnya terlewati. Masih ada beberapa kegiatan laen -yang cukup menguras emosi- yang musti dikerjakan dan dipersiapkan. Di masa pra paskah ini, semoga semua kegiatan itu bisa membawa berkat buat para jemaat.

PS: Baru aja menerima telepon dar koordinator acara paskah. Menerima kabar berita yang kurang enak. Terjadi keruwetan dan kesalahpahaman yang akibatnya: tugas (untuk besok) yang sudah direncanakan dengan 'cukup' rapih menjadi tumpang tindih >>sigh<<>

Friday, March 13, 2009

Kejadian yang Aneh...

Cerita berikut ini menggunakan identitas pelaku dan lokasi yang sengaja disamarkan karena secara etika demikian semestinya.

Bayangkanlah di sebuah ruangan yang cukup luas. Dengan beberapa meja dan kursi kosong. Di dalam ruangan ini ada dua orang perempuan yang sedang berbincang-bincang. Tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang usianya berada sekitar 7-10 tahun di bawah kedua perempuan tadi. Dan terjadilah percakapan seperti ini:

L: Selamat siang... apakah tempat duduk ini kosong?
sambil memandang ke meja dan kursi di sebelah kedua perempuan tadi duduk dan berbincang

P1: Iya...
dengan pandangan bertanya-tanya dan diikuti dengan pandangan bertanya yang sama dari temannya

L: Boleh saya duduk di sini?

P2: Iya... silahkan...
merasa tidak ada jawaban lain selain mengiyakan

L: Terima kasih.
meletakkan plastik bawaannya ke atas meja dan duduk di kursi

P1 dan P2 bertukar pandang dan walau merasa ada kejanggalan, mereka melanjutkan perbincangan dan tetap bertahan di sana...

Beberapa menit setelah sibuk menata bawang2 bawaannya, dia mengambil selembar kertas kosong dan sebatang pena, laki-laki itu mulai menggambar... sketsa wajah seorang laki-laki dengan menggunakan tinta warna hitam.

Setelah laki-laki itu diam beberapa saat, akhirnya dia memulai lagi percakapan dengan kedua perempuan itu.

L: Maaf mengganggu... kalau boleh tanya... apakah Anda berdua *****?
P1 berhasil memberikan jawaban tanpa ada perubahan ekspresi yang berarti. P2 merasa P1 terlalu sabar dan memiliki pengendalian diri yang super baik. Sementara itu P2 merasa diri tak bisa menahan ledakan tawa yang sejak tadi terpendam sehingga P2 senyam-senyum tak menentu.

P1: Iya... ada apakah bertanya-tanya?

L: Ooohh... tidak mengapa-apa... Angkatan berapa?

P1: Tahun (sekian)
Lagi-lagi P1 masih sanggup menahan dirinya. P2 makin tak sanggup lagi menahan diri dari semburan tawa yang sudah di ujung tanduk.

L: Kalau boleh tahu... namanya siapa?

P1: (menyebutkan namanya)

L: Ooo.... kenal dengan Pak A (nama samaran)?

P1: Iya, tahu...

L: Kalau boleh tahu... namanya siapa?

P1: (kembali menyebutkan namanya)
P2 mulai tersenyum makin lebar.

L: Kalau Anda (sambil melihat ke P2), boleh kenalan? Siapa namanya?

P2: (menyebutkan namanya)

L: Terima kasih. Boleh kenalan ya?

P2 merasa ada yang janggal, karena bukankah kalau namanya kenalan semestinya menyebutkan namanya juga?

P2: Kalau Anda, siapa nama Anda?

L: (menyebutkan namanya beserta angkatannya)

P2 merasa semakin terjerumus ke dalam percakapan yang kian aneh.

Setelah itu percakapan terhenti.
Dan kedua perempuan itu melanjutkan bahasan yang masih belum tuntas tadi.

Beberapa saat kemudian, laki-laki itu terdengar seperti mengomel-ngomel sendiri. Beberapa kali mengibaskan tangan seolah-olah mengusir sesuatu. Beberapa penggal kata yang sempat tertangkap pendengaran kedua perempuan itu adalah, "Hussshhh... ibliss setann jahattt... pergi... syuhhh...!!"

Setelah beberapa kali laki-laki itu mengulang pengusiran itu... akhirnya dia bertanya-tanya tentang hal yang lain. P1 yang dengan tetap bersabar menanggapi, sementara P2 terselamatkan karena ada pengalih perhatian yang sangat manjur. P2 berhasil terhindar dari semburan tawa tak tertahankan.

Kemudian pengalih perhatian itu pun beranjak meninggalkan lokasi kejadian. P2 dengan berat hati kembali menghadapi kenyataan. Mendengarkan kembali percakapan yang masih berlangsung antara P1 dan laki-laki itu.

Setelah bersabar beberapa menit, akhirnya kedua perempuan itu sepakat untuk meninggalkan ruangan dan berpindah ke tempat lain.

L: Ada kegiatan lagi ya?

P1: Iya, masih ada...
Lagi-lagi P1 menanggapi dengan sabar.

L: Ooo... terima kasih kalau begitu... namanya siapa?
P2 mengangkat sebelah alisnya serta mengkertukan keningnya.

P2: Anda sudah bertanya untuk yang ketiga kalinya lho... Bila sampai lima kali Anda mengajukan pertanyaan yang sama Anda akan mendapatkan hadiah payung cantik...
P2 tak sanggup menahan diri lagi untuk berkomentar.

P1: (menyebutkan namanya LAGI) Iya... sudah bertanya kesekian kalinya.

L: Ohohohoho... begitu sampai lima kali saya bertanya, maka Anda akan langsung menjadi ***** saya...

P2 terperangah dan segera ngeloyor meninggalkan ruangan. P1 pun segera menyusul, tampak sedikit kuatir ramalan laki-laki itu menjadi kenyataan.

Setibanya di luar, P2 tak sanggup lagi menahan tawa. Hahahahahahahaha.

Bagi sebagian pembaca yang tidak memahami kelucuannya, diharap memaklumi diri sendiri; karena tulisan ini sekedar dibuat untuk merekam hal aneh yang penulis saksikan dan bagi penulis kejadian tersebut lucu.

Thursday, March 12, 2009

Inikah Salah Satu Bentuk Krisis?

Beberapa hari yang lalu ditelpon calon klien. Diajak ketemuan di kantornya. Setelah selesai ngomongin masalah kerjaan, si klien lirik tanganku. Dan dia bertanya, "Sudah merid ya?" lantas aku pun otomatis ngelirik ke jari manisnya yang ternyata masih belum ada cincin melingkar di sana. Klien ini seorang perempuan yang dari kesan pertama aku bertemu dan berdiskusi dengan dia adalah seorang yang tegas, berani, smart, lumayan rewel dan keras kepala. Hahaha. Dan percakapan pun berlanjut dengan dia menyatakan opininya tentang kehidupan setelah menikah. Dia bilang kalau sudah menikah engga bisa pergi-pergi seenak hati ya... Pada dasarnya, dia mengajak aku buat hang-out bareng sometime. Hmm, ini perkenalan dalam beberapa menit, tapi udah ngajak hang-out bareng. Hahaha. Segitu cocoknya kah personalitasku dengannya? Jujur, aku agak ngerasa kurang nyaman dengan orang-orang yang setipe dengan dirinya. Kurang nyaman buat dijadiin temen hang-out gitu. Tapi ya entahlah... jauh di dalam hati ada rasa kasian juga... segitu engga ada temennya kah sampe2 para supplier dan klien diajak hang-out bareng.

Ketiadaan komunitas untuk bertukar pikiran, melakukan obrolan ringan, berdiskusi serta berargumentasi akan cukup mengganggu keseimbangan personalitas kita. Begitulah kesimpulanku saat itu. Maka bersykurlah aku yang masih memiliki komunitas untuk bertukar pikiran, mengungkapkan beban-beban yang ada, berbagi tekanan dan perasaan dengan teman-teman. Menikmati persekutuan dengan saudara-saudara seiman, nonton bareng dengan temen2, jalan2 ke pelosok yang engga jelas... (jadi keinget Cen2, hahaha)

Inikah salah satu bentuk krisis?

Pertanyaan ini mendadak muncul setelah pertemuan dengan klien ini. Sebuah kebutuhan yang tidak terpenuhi. Ya, inilah salah satu bentuk krisis. Dan sepertinya, krisis macam begini makin banyak menimpa. Lantas, apa yang bisa kita perbuat?

Monday, March 09, 2009

Pengaruh Perubahan atau Perubahan yang Mempengaruhi?

Perubahan pasti terjadi pada semua orang. Dalam hitungan tahun, bulan, minggu, hari, jam, bahkan menit serta detik! Yang mesti direnungkan di sini, sudahkah kita puas dengan perubahan yang terjadi dalam hidup kita?

Perubahan itu abadi. Maka, pikirkan baik-baik ke arah mana perubahan itu akan terjadi.

Seperti aliran air yang ke mana pun dia mengalir pasti bermuara ke laut; air yang tercurah dari langit, menimpa genting, meluncur ke talang, mengalir masuk ke dalam selokan, bercampur dengan berbagai macam sampah dan kotoran. Sebagian akan tersendat dan tersumbat karena kotoran2 tadi. Bahkan, bisa jadi aliran air tersebut menjadi terhenti. Selokan itu perlu dibersihkan dari kotoran-kotoran. Tempat sampah perlu dijadikan tempat pembuangan yang benar. Supaya air yang semestinya mengalir sampai ke tujuannya melintas dengan lancar, bukannya meluap dan menjadi musabab bencana.

Hidup ini seperti aliran air. Ada saatnya kita mengalami masa-masa kita dengan senang berbagi pengalaman dengan orang lain. Masa-masa suka maupun duka. Tawa atau pun tangis. Air yang tercurah sebagai hujan. Menyiram dan mendinginkan hati sesama yang kering serta membuatnya menjadi sejuk.

Namun ada juga saatnya kita mengalami masa-masa penuh kotoran dan sampah. Merasa hidup ini tidak beres. Segala sesuatu hal yang dilakukan seakan ter hambat, tersendat, bahkan macet -tidak bergerak ke mana-mana sama sekali. Di saat seperti inilah mungkin kita mesti mulai memungut dan membersihkan perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran buruk yang ada di dalam hati kita. Membuang semua hal yang menghambat aliran perjalanan kita pada tempatnya. Kembali memfokuskan diri kepada tujuan akhir kita.

Dan setibanya kita ke laut, yang tampaknya menjadi tujuan akhir kita, ternyata air laut pun menguap dan menjadi gumpalan awan yang siap untuk kembali tercurah membasahi bumi, membawa perubahan yang lain kepada setiap butir tanah yang dia lewati.

Perubahan akan terus terjadi. Berbagai masa kita lewati. Beraneka jalan kita lalui. Kerikil tajam, tanah yang gersang, gunung yang tinggi, hutan yang kelam. Bunga yang mekar, rumput yang hijau, biji yang berakar, ikan yang berenang, telur yang siap menetas. Setiap jengkal yang kita lewati akan berubah, demikian pula diri kita. Perubahan yang mengubahkan.

Perubahan itu seberapa pun kecilnya, tetaplah perubahan. Sekali pun tidak tampak dengan segera perubahan yang terjadi, tetaplah itu perubahan. Tetes air yang tak tampak oleh mata, tetaplah sebuah tetesan air. Di mana dia menetes bisa jadi merupakan penyegaran bagi sebuah kehidupan baru. Siapa yang pernah tahu?

Seperti apakah kita akan berubah?

Selamat berubah dan mengubahkan!