Monday, January 29, 2007

New Day 13

Akir2 ini perasaan ngga menentu. Komplikasi banget deh.
Yang jelas belum feeling better dari hari2 yang lalu.
Yah better sih udah dikit2. Tapi sik lum pulih.
Secara fisik apalagi. Badan rasae sik sakit kabeh ^^

Berhubung lagi mood ga enak gini satu2 e harapan n usaha buat nanggulangin yah banyak2 deket ma Tuhan. Walo terkesan sadis n egois... Tuhan dicari kalo lagi susah.

Ini udah 2 kali coba finding what God wanna say to me through His words.
Jumat yang lalu belajar dari:

Markus 4:35-41

Fakta-fakta yang ada:
- Yesus banyak mengajar
- Menjelang petang Yesus mengajak bertolak ke seberang
- Yang diseberangi adalah Danau Galilea
- Yesus sudah 'terkenal' sebagai penyembuh, pembuat mukjizat
- Perahu yang dinaiki terkena badai yang datang tiba2
- Para murid ketakutan
- Yesus tertidur di buritan beralaskan bantal saja
- Para murid panik dan membangunkan Yesus
- Yesus menghardik
- Danau menjadi tenang
- Yesus menegur murid2

Tafsiran dan Aplikasi: (menurut Rika yang dianugerahi hikmat oleh Roh Kudus ^^)
Yesus mengalami hari yang secara manusiawi melelahkan.
Sepanjang hari Yesus melakukan banyak pengajaran melalui berbagai perumpamaan.
Yesus mengajar orang banyak, segitu banyaknya sampai Yesus harus berada di atas perahu.
Bisa dibayangin segitu penuh sesaknya dan dibutuhkan kekuatan macam apa supaya suara Yesus terdengar dengan jelas sampai ke telinga orang yang berada di paling belakang??
Butuh tenaga banyak yang jelas.
So isa dibayangin seberapa lelah Yesus pada petang harinya.
Yesus mengajak bertolak ke seberang dan Dia tertidur dengan lelapnya di buritan.
Tiba-tiba datanglah badai.
Badai bukan sembarang badai.
Badai yang menyemburkan air danau ke dalam perahu.
Badai yang menggetarkan hati para nelayan yang sudah terbiasa melaut.
Badai yang merontokkan ketabahan para ahli maritim ini.
Badai yang sanggup memberikan bayang-bayang akan kematian yang datang.
Badai yang besar.
Badai yang tiba-tiba datang saat mereka berada di tengah danau.

Penglihatan yang tertutup air.
Pendengaran yang terhalang oleh hembusan angin keras.
Teriakan-teriakan ketakutan yang menggetarkan hati.
Dengkuran yang teratur menenangkan kegalauan untuk sesaat.

Dengkuran? Tunggu dulu! Di mana Guru?
Dengkuran Guru kah itu?
Para murid bergegas mendekati Sang Guru yang terlelap.
Membangunkan paksa.
Kalimat yang terlontar bila itu terdengar oleh manusia biasa akan terasa menyakitkan.

"Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" (Markus 4:38b, LAI, Jakarta:1998)

Hari Yesus yang sudah melelahkan, sudah lupakah mereka?
Badan Yesus yang letih, tidak ingatkah mereka?
Suara Yesus yang serak, tak terbersitkah dalam pikiran mereka?

Keletihan. Kelelahan.
Keinginan untuk beristirahat.

Sebegitu capeknya hingga Yesus tertidur.
Seorang Tukang Kayu yang berada di atas kapal.
Seorang Manusia yang berpengetahuan laut lebih sedikit dibanding para nelayan itu.
Tidak ada sedikitpun kekuatiran.
Hanya beralaskan sebuah bantal.
Tertidur dengan nyenyaknya.
Di tengah badai yang menggelegar.
Angin yang mengamuk.
Semuanya tidak sanggup membangunkanNya.
Hingga, para murid dengan paniknya membangun dan mendesakNya.

Seorang manusia biasa akan marah.
Merasa dirinya tidak dihargai.
Setelah seharian capek.
Ingin istirahat.
Di tengah2 jam istirahatnya, mendapat gangguan.
Diganggu dengan kalimat yang menyakitkan pula.
Kalimat penghakiman terlontar: tidak perdulikah kau???
Siapa yang tidak perduli????
Aku lagi enak2 tidak.
Aku udah capek.
Seharian....
Sepanjang hari...
Aku sudah bersama dengan kamu.
Masih kamu bilang tidak perduli????


Andaikan Yesus memiliki hati manusia biasa dan kuasa Anak Allah.

Yesus merasakan pengkhianatan.
Bagaimana bisa, para murid yang sudah bersama-sama denganNya melupakan segala perkara ajaib yang dilakukanNya?

Yesus merasakan kekurangpengenalan.
Bagaimana bisa, para murid tidak memahami kebutuhanNya akan istirahat?

Yesus merasakan kekecewaan.
Bagaimana bisa, para murid yang merupakan orang2 terdekatNya melakukan hal yang di luar harapanNya?

Yesus akan marah, ngambek.
Yesus akan membalikkan perahu dan segala isinya dan kemudian berjalan di atas air meninggalkan semuanya.

Yesus akan menjadi benar2 tidak perduli.
Yesus akan menghardik para murid, "Diam! Tenanglah! Aku berusaha untuk istirahat. Aku lelah." Dan melanjutkan istirahatNya.

Syukurlah Yesus bukan manusia biasa.
Yesus adalah Allah.

Allah yang tidak akan berhenti mengasihi manusia.
Allah yang masih peduli dan menunjukkan kasihNya pada manusia.

Allah yang berkuasa atas segalanya.
Semesta tunduk dan patuh kepadaNya.
Angin turut segala perintahNya.
Danau yang bergelora pun takluk pada hardikanNya.

Setelah ketenangan itu hadir, para murid pun tertegun.
Keheningan terjadi tak hanya di danau.
Keheningan terjadi pula di dalam diri para nelayan yang tertegun itu.

Sapaan dan teguran Tuhan disampaikan,
"Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"

Mengapa kamu tidak percaya padaKu?
Keluhan kekecewaan disampaikan.
Harapan yang tidak terwujud diungkapkan.

Yesus masih peduli.
Yesus masih ingin memiliki hubungan dengan para murid.

Ketidakputusasaan.

Yesus tidak menyudahi percakapan setelah Yesus menghardik badai.
Yesus tidak kembali tidur melainkan menanyakan tentang kondisi iman para murid.


Para murid yang terhalang pandangannya akan daratan memicu rasa takut.
Badai menghalangi pandangan.
Deru angin menggalaukan hati.
Angin yang meniup habis segala harapan untuk sampai ke seberang.
Nelayan yang berpengalaman ketakutan.
Akal sehat dan segala pengalaman bersama Yesus pun tergulung ombak.

Di tengah badai yang mengamuk para murid lupa.
Di tengah badai yang mengamuk para murid tidak peduli.

Yang ada di dalam pikiran adalah bagaimana bisa selamat keluar dari badai ini?

Tak peduli kan keletihan Sang Guru.
Kata-kata yang terucap pun terasa pedih di hati.

Kerendahan hati mengakui keterbatasan.
Para nelayan yang ahli merengek kepada Tukang Kayu.

Keteringatan pada kuasa Yesus membuat mereka mencariNya.
Bukan melupakanNya.

Para nelayan berada di jalan yang benar.
Cari Yesus di tengah badai.
Sadari keberadaanNya.
Rasakan penyertaanNya.
Nikmati dekapanNya.

Saksikan kuasaNya!

No comments: