Tuesday, August 26, 2008

Servant Leadership

Hari Minggu kemaren jadi hari yang hampir FULL day di gereja. Setelah sekian lama engga kayak gini, akhirnya tiba juga masanya. Mengalami pagi hari ke gereja, pulang siang menjelang sore, dan malam harinya kembali lagi ke tempat yang sama. Hehehehe. Jadi kangen masa-masa dulu. Masa-masa menggembel bareng Davy, Christine, Bobo, Upil, Momod, Ngguntur, Meikel. Hix hix. Sekarang semua gembel tersebut sudah menggembel dengan pasangannya masing-masing. Ehm. Kecuali satu. Jangan disebut ah, tabu (padahal kalo mau teliti juga jawabannya udah terlihat dengan jelas, sejelas gajah di depan mata). Hohohoho.

Pagi hari, kebaktian jam 09.00 WIB ada Welcome Day. Liputannya lihat di sini ya... sepulang dari Welcome Day, di rumah aja istirahat siang (skipping rutinitas nyetrika), entah kenapa kepala pusing n cekot2. Thank God sorenya pas bangun dah better. Jadi semangat ikutan kelas pembinaan yang pertama "Servant Leadership". Dateng agak mepet, jam tujuh kurang 5. Eh, ternyata masih belum mulai. Jadi sempet cek file untuk LCD. Fyi, malem itu tugas pertama jadi LCD operator (yang bener2 dijadwal). Ndak ada prasangka buruk. Pas masuk gedung gereja, hawa dingin menggigit seketika. Dengan asumsi kalo hawanya dingin, nyamuk engga bakalan ganas. Eh, ternyata sepanjang sesi berekor-ekor nyamuk menyerbu Pak Daud (pelayan firman) dan diriku, yang musti cukup jaga kelakuan (soale duduk depan dw n Pak Daud bersliweran di deketku, isa dibayangin berapa banyak mata yang memandang ke arahku). Bayangin kalo operator LCD nya mencak-mencak n nguber2 nyamuk. Isa2 Pak Daud kalah kharisma hahahahahaha.

Ok, sekarang saatnya ngomong tentang sesi ini.
Pelayanan, dibutuhkan saat terjadi kondisi:
1. Ketidakpastian sosio-ekonomi-politis.
2. Kurangnya spiritualitas sebagai kelengkapan yang mengutuhkan pemberdayaan kehidupan --> semakin dibutuhkannya tempat untuk menenangkan diri, bermeditasi, untuk memusatkan perhatian dan mengutuhkan diri lagi.
3. "Penyakit akibat kerja" --> kurang/tidak adanya waktu yang dialokasikan dalam hidup, terjadi ketidakseimbangan. Kita menghubungi seseorang hanya pada saat kita membutuhkannya!

Model kepemimpinan pelayan:
1. Pemimpin sebagai pelayan/hamba.
2. Fokus utama pada kebutuhan orang lain/pengikut.
3. Memperlakukan orang lain sebagai rekan sepelayanan.

Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. (Yohanes 13:4-5)

Inilah bentuk melayani "rendah hati". Sebuah TRANSFORMASI KEPEMIMPINAN. Kerendahanhati menjadi nilai MOTIVASI yang mendasari kepemimpinan, melayani dengan semangat menjadi HAMBA. Melayani dengan TULUS.

Seorang pemimpin yang melayani untuk pemenuhan kebutuhan bagi jemaat berusia 30-45 tahun (jemaat muda dewasa), perlu memperhatikan beberapa sifat jemaat yang dilayaninya: dinamis, produktif (bahkan sangat produktif), susah untuk diajak ketemuan. Nah, bagaimana seorang pemimpin dapat memenuhi kebutuhan mereka?

Untuk belajar lebih lanjut bisa dilihat klik di sini.

Markus 10:35-45, mencatat beberapa hal:
1. Ambisi yang diserahkan kepada Yesus (ayat 35-37).
2. Totalitas komitmen kerajaan Allah, bukan dari kuasa/posisi/jabatan (ayat 38-40).
3. Ambisi tidak mencerminkan spiritualitas keberhambaan (ayat 41), ambisi tidak sesuai dengan motivasi, nilai yang Tuhan mau ada di dalam pelayanan Yesus. Ambisi boleh-boleh saja, asal tidak merugikan orang lain, bahkan ambisi dapat mendorong memperluas kerajaan Allah.
4. Ukuran kekuatan dan kekuasaan (ayat 42).
5. Meneladani Yesus sebagai ukuran yang terbesar (ayat 43-44).
6. Teladan kepemimpinan yang melayani dan menyelamatkan (ayat 45, lihta juga: Matius 11:29).

SABAR: tahan menderita, walaupun ditekan, disakiti, tetap bertahan.


10 Karakteristik Servant Leadership:
1. Mendengarkan dan memahami; mendapatkan apa yang orang lain mau ungkapkan/nyatakan.
2. Empati (berbela rasa); "memakai sepatu orang lain", memahami yang dijalani orang lain, membuka rasa kepekaan orang lain, menyesuaikan dengan kebutuhan orang lain.
3. Menyembuhkan diri sendiri dan orang lain (dalam hal emosional dan kejiwaan); luka batin sendiri dapat disembuhkan, pemimpin yang diinginkan orang lain untuk dapat didatangi saat terjadi goncangan dalam hidup mereka. Adanya trust.
4. Kesadaran diri; kepekaan untuk membantu memahami persoalan.
5. Persuasi; bukan dengan kekuasaan dan paksaan, namun berdasarkan kesepakatan kelompok.
6. Konseptualitas; membedakan hal-hal yang konsep dan praktis.
7. Kemampuan memiliki visi; membaca masa lalu, kini dan melihat masa depan.
8. Kemampuan melayani; mengarahkan semua orang agar mempunyai peran dalam menjalankan kepentingan bersama.
9. Komitmen dalam pertumbuhan orang lain; pertumbuhan dalam segala aspek.
10. Membangun komunitas dan jejaring masyarakat dalam iklim kekeluargaan.


3 Aspek Kepemimpinan:
1. Hati (karakter) yang melayani
2. Kepala (struktur, strategi, metode) yang melayani
3. Tangan (karya) yang melayani


Berikut ini beberapa pertanyaan yang dapat dijawab, sebagai introspeksi diri, sejauh mana kesiapan kita untuk melangkah menjadi seorang Pemimpin yang Melayani:

  • Apakah kebanyakan orang percaya bahwa Anda bersedia mengorbankan kepentingan pribadi demi kebaikan sekelompok orang?
  • Apakah kebanyakan orang percaya bahwa Anda mau mendengarkan pikiran/gagasan/rencana orang lain dan menghargainya?
  • Apakah kebanyakan orang datang kepada Anda apabila kehidupan mereka mengalami krisis atau mengalami suatu goncangan yang hebat?
  • Apakah orang lain mengikuti permohonan Anda karena mereka mau atau karena mereka percaya mereka harus emngikutinya?
  • Apakah orang lain menyampaikan gagasan/pikiran serta visi untuk organisasi Anda ketika Anda berada di sekitarnya?
  • Apakah orang lain memiliki kepercayaan dalam kemampuan Anda untuk melihat ke depan/mengantisipasi hari depan dengan segala dampaknya?
  • Apakah orang lain percaya bahwa Anda mempersiapkan organisasi Anda untuk menjadi berbeda tetapi positif dalam dunia ini?
  • Apakah kebanyakan orang percaya bahwa Anda sungguh-sungguh melibatkan diri untuk membantu mereka bertumbuh dan berkembang?
  • Apakah kebanyakan orang dapat merasakan pengertian yang mendalam dari kegiatan bermasyarakat dalam organisasi yang Anda pimpin?
(jika Anda mengisi 7 dengan jawab "ya", berarti Anda sudah melangkah menjadi seorang Pemimpin yang Melayani)


Selama sesi ini berlangsung, jadi banyak merenung dan mikir, sudah seberapa "melayani" kah diriku ini? Dan jawabannya datang bertubi-tubi dari setiap bahan yang disampaikan Pak Daud. Tampaknya selama ini aku memimpin tim pelayan pemuda dewasa masih juga belum "beres". Tidak dengan "menghamba". Masih ada hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep karakter seorang pemimpin yang melayani. Untuk bisa menyembuhkan luka batin sendiri dan orang lain? Wuih, susah banget! Untuk bisa sabar juga sulit. Kadang ada waktunya merasa diri paling 'kecil' sementara temen2 yang lain sudah 'berpengalaman'. Kadang ada waktunya ngerasa diri ini jadi 'bossy' nyuruh ini nyuruh itu, walaupun dalam 'bahasa' yang lebih halus dengan penggunaan magic word, "please". Dan kadang jadi pengen berhenti memimpin. Karena memimpin itu capek. Memimpin bila engga ada yang dipimpin lebih capek lagi. Memimpin bila yang dipimpin engga mendukung maka akan jadi jenuh banget! Dan ngerasa yang dikerjakan sia-sia aja.

---
Ada 5 seri Kelas Pembinaan, yang bertujuan untuk memberikan bekal untuk menjalani masa pelayanan kepada jemaat maupun aktivis. Kelas ini terbuka untuk siapapun. So, silakan datang ya... Diadakan tiap hari Minggu, mulai pk. 19.00-21.00, untuk detail jadwalnya bisa dilihat di sini (di bagian events).

Saturday, August 23, 2008

Wuihing!

Hari Sabtu! Akhir minggu alias weekend! Berakhirnya satu buah minggu (lagi)! Berikut ini beberapa hal yang terjadi dalam dua minggu terakhir (yang belum sempet aku tulis di sini):
1. Akhirnya, pembuatan 'bendungan' by hubby terselesaikan dengan baik! Tinggal tunggu peresmiannya (potong pita -kata Meikel- hihihihi). Sekarang lagi uji coba test kebocoran. Masih ada beberapa hal yang mungkin bakal musti dipikirkan pemecahannya, kayak: kalo mau kuras musti 'puasa' pake air (yang ini aku belum ngomong ke hubby sih... cuman kepikiranku aja hahaha dan biasanya Meikel udah pikirin gimana solusinya). Puji Tuhan!

2. Akhirnya, pelunasan piutang dari seorang klien sudah dilakukan. Lega. Ini berarti utangku ke percetakan juga sudah lunas. Phew! Puji Tuhan!

3. Ada Kebaktian Peneguhan & Pemberkatan Nikah San & Dita. Yang dinanti dan dirisaukan (sepanjang minggu menjelang Peringatan Kemerdekaan Bangsa Indonesia). Hehehe. Puji Tuhan, semuanya berjalan dengan lancar. Cuman ada satu hal yang belum sempet ngaku dosa ke Dita, nih (semoga kamu baca ya, Dit): beberapa saat sebelum mulai, saat David (selaku MC) ngajak jemaat buat belajar 2 lagu unfamiliar ada dua orang perempuan yang duduk di kursi yang diperuntukkan keluarga perempuan. Nah lho! Berdasarkan instruksi dari keyboardist (yang aku anggap bener2 tahu posisi yang tepat untuk para tamu undangan, maka aku nurut aja) maka aku pun menghampiri kedua perempuan itu. Aku udah ragu di awalnya. Tapi setelah mengamat-amati sejenak, aku tidak melihat tanda-tanda pihak keluarga pada mereka berdua. Akhirnya aku pun memberanikan diri menuruni tangga dan menyapa mereka, "Maaf, tante bisa pindah aja? Ini kursi untuk keluarga mempelai..." Dan tante yang duduk di belakangnya otomatis bilang, "Iya, mami duduk sini aja ya... biar mbak e duduk di belakang..." Hmmm, rupanya oma ini maminya tante yang duduk di belakangnya. Dan yang duduk di sebelah oma ini semacem pendampingnya. Nah, masalah beres! Aku balek ke posisiku, merasa sedikit bersalah 'meninggalkan' Mang Armand yang nyanyi sendirian sementara dua singer yang laennya ada urusan sendiri2. Hahaha. Milka lagi ngatur speaker. Aku lagi 'nggusur' oma2. Weks! Setelah acara selesai, ada acara foto bersama. Dan saat dipanggil oleh MC, "Oma nya Dita..." Wah! Bukan main terkejutnya aku! Yeah, oma yang tadi itu, maju ke depan n foto bersama! Waduhhh! Uh-oh... Sorry, ya Ditaaaa :'(

4. Ada Persekutuan Doa Pemuda Dewasa, banyak dikuatkan dari sharing temen2 di PD kali ini. Puji Tuhan!

5. Ada KKR, dapet kesempatan jadi konselor dan banyaaaaaaak pengalaman dan perasaan yang baru kualami di KKR ini -khususnya kepanitian kali ini (Panitia Retreat Keluarga) -engga bisa banyak cerita di sini, ndak baek buat kesehatan mental pembaca- hahahahaha. Puji Tuhan!

6. Beberapa hari yang lalu nyaris pilek. Dah berulang kali tepatnya! Bersin-bersin tak menentu. Huahing! Wuihing! Dan ternyata setelah makan banyak n banyak minum, philegh itu batal menyerang! Wuih! Hahahaha. Amazing kan? Tanpa obat, tanpa vitamin or supplemen. Emang sih pake banyak bobok ^^ Puji Tuhan!

7. Andi (hubby nya Fei2-my cousin) berkunjung ke Surabaya, kota Pahlawan. Setelah beberapa kali kontak-kontak telpon n sms, ternyata jadwal kita engga match, jadinya batal deh kita ketemuan. Padahal pengen banget isa sua. Huaaaa.

8. Ada pula kabar dari Bandung berupa sms yang berbunyi:

"Puji Tuhan kami bersyukur, telah lahir seorang bayi putri, Caithleen Calvina Hojaya, di RS Borromeus tanggal 20-08-2008, Richad & Monica"

Wuih! Icha sudah melahirkan! Heran deh, anak jaman sekarang namanya panjang2 n susah banget nulisnya! Hahahaha. Congrats buat pasangan yang berbahagia!

9. Banyak deadline yang musti diselesaiin akhir minggu ini. Ada persiapan buat Welcome Day "School of Life" besok, ada buku kenangan dasawarsa (bantuin Triton).

Bener-bener minggu yang penuh dengan kekaguman!
Have a blessed weekend!

Jangan lupa wuihing!
-dari kata dasar "wuih" yang menggambarkan kekaguman. amaze. +ing jadilah sebuah kata kerja yang menunjukkan "sedang melakukan" Hahahaha. Ngaco.- idenya Momod.

Friday, August 22, 2008

By HIS Love

KKR dalam rangka memperingati
HUT Dasawarsa GKI Kutisari Indah
Rabu, 20 Agustus 2008
Pk. 19.00

Dilayani oleh: Pdt. Wahyu Pramudya

Bacaan:
Lukas 12:13-21

Perkataan dan perbuatan dilahirkan dari cara berpikir. Dengan kata lain, apa yang kita pikirkan, bagaimana kita memandang suatu hal akan sangat mempengaruhi bagaimana kita berkata dan berbuat.

Berikut ini cara pandang yang keliru terhadap kehidupan: sebelum semua hal di dalam hidup saya beres, maka saya tidak punya waktu untuk hal-hal yang di luar hidup saya.

Cara pandang seperti itulah yang dimiliki oleh orang kaya yang bodoh dalam bacaan kita. Ayat 18-19 menggambarkan bagaimana sibuk dirinya untuk mencukupi segala kebutuhannya. Yang menjadi fokus utama dalam hidupnya adalah AKU. Melulu AKU. Akibatnya? Tidak pernah berurusan dengan orang lain, tidak juga berurusan dengan Tuhan.

Yang perlu kita renungkan, urusan hidup kita tidak akan pernah beres! Tuhan tidak mau kita mengabaikan Tuhan dan orang lain. Urusan hidup kita tidak akan pernah beres, kecuali di dalam Tuhan. Di sinlah kebodohan si orang kaya (kalau bodoh, bagaimana dia bisa kaya?).

Tuhan tidak menyuruh kita membereskan semua urusan kita terlebih dahulu, karena Tuhan tahu, urusan kita tidak akan ada habisnya. Biarkan Tuhan membenahi masalah dan segala urusan kita, sementara itu kita memuliakan Tuhan melalui setiap karya yang Tuhan kerjakan dalam kehidupan kita.

Bila kita di dalam Tuhan, kita melakukan pelayanan (berkata dan berbuat) di dalam Tuhan, maka kita akan dikuatkan di dalam Tuhan, dan pada akhirnya kita dimenangkan di dalam Tuhan!

Dalam perjalanan panggilan pelayanan Tuhan, kita perlu memiliki pengendalian diri. Natur manusia yang selalu ingin "sedikit lagi" dapat menghambat perjalanan panggilan pelayanan yang kita jalani. Dengan adanya perasaan yang "selalu ingin lagi dan lagi" maka kita tidak akan pernah merasa puas. Tidak akan ada habisnya. Dan kita tidak akan pernah memiliki waktu yang cukup untuk diri kita sendiri, apalagi untuk Tuhan dan orang lain! Biarlah kita dapat belajar dari Rasul Paulus yang mengatakan, "...sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan." (Filipi 4:11)

Pengendalian diri ini juga tidak akan pernah cukup. Karena dalam kehidupan kita ini ada terlalu banyak aspek. Dan ada banyak hal yang tidak dapat kita kendalikan. Apabila kita dapat mengendalikan seluruh aspek yang ada di dalam hidup kita, rasa sombong dan lupa diri akan segera hadir dalam hidup kita. Lupa diri. Merasa diri sendiri adalah Tuhan yang mengendalikan kehidupan dan menjadikan kita ingin melepaskan diri dari Tuhan.

Coba lihat Adam dan Hawa. Di saat mereka memiliki persekutuan dengan Tuhan, seluruh hidup mereka dalam keadaan baik semua. Oke oke saja. Namun, saat keinginan menjadi seperti Allah muncul, terjadilah perubahan dan akibatnya tidak perlu tunggu terlalu lama. Dosa itu langsung memisahkan: saling menimpakan kesalahan, tidak bertanggung jawab, dan semakin lama dosa itu menjadi semakin parah. Dalam sesaat sudut pandang mereka berubah. Cara pandang mereka terhadap kehidupan berubah. Tidak lagi selaras dengan sudut pandang Allah. Keluar dari sudut pandang Allah, keluar dari rancangan Allah, dan akhirnya: kehancuran!

Dosa mengeraskan hati kita. Membuat kita menjadi tidak peduli. Dosa yang awalnya menjanjikan kenikmatan, akan menutup hati nurani kita, kita tidak dapat menerima sudut pandang Allah, membuat kita keluar dari rencana Allah, dan akhirnya hidup kita menjadi hancur!

By HIS Love, biarlah hidup kita dipulihkan lagi dan kita dimampukan untuk kembali melihat dengan sudut pandang Allah.

---
Dalam kesempatan KKR ini, aku dapat kesempatan yang indah jadi konselor. Dan saat-saat yang paling mengharukan dalam menjadi seorang konselor adalah saat-saat menyaksikan dan merasakan begitu banyak hati yang ingin berkomitmen ulang, hati yang bersedia melayani Tuhan, hati yang diubahkan, hati yang dilembutkan. Bener-bener mengharukan. Tuhan Yesus sungguh ajaib! Di tengah-tengah segala ke'sesak'an yang aku rasain, aku masih bisa merasakan sukacita karena menyaksikan keindahan pemulihan. Terima kasih, Tuhan!

Monday, August 18, 2008

Rekonsiliasi & Hidup Rukun

Ringkasan Kotbah
Kebaktian 17 Agustus
Minggu, 17 Agustus 2008 Pk. 09.00 WIB
GKI Kutisari Indah

Dilayani oleh: Pdt. Setyahadi

Ayat Pembuka:
Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.
Efesus 5:18-19

Bacaan:
Kejadian 45:1-15
Mazmur 133
Roma 11:29-32
Matius 15:10-20

"Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia Raya!"
Demikianlah sebagian syair lagu kebangsaan kita, Indonesia Raya yang ditulis oleh W.R. Supratman. Dan apa yang sudah ditulis oleh W.R. Supratman ada benarnya. Pembangunan jiwa musti dilakukan terlebih dahulu, baru kemudian diikuti oleh pembangunan badan/ragawi.
Kadang, yang "ragawi" menjadi lebih "wah" daripada jiwa, bahkan seringkali pembangunan jiwa malah diabaikan. Pembangunan raga lebih diutamakan, sedangkan pembangunan jiwa dinomorsekiankan.

Dalam Matius 5:18, dinyatakan bahwa hati harus dibangun, jiwa dibangun. Baru setelah itu, peraturan-peraturan disusun, dibuat. Jadi peraturan yang ada tidak menyengsarakan yang menjalani.

Saat Yusuf memperkenalkan diri kepada saudara-saudaranya (Kejadian 45:3), semua saudaranya merasa takut. Apa sebab? Mereka telah memperlakukan Yusuf dengan jahat! Karena rasa iri, saudara-saudara Yusuf membuat rancangan untuk membunuh Yusuf. Pada akhirnya, setelah melewati diskusi yang panjang, Yusuf dibuang dan dijual ke Mesir -sebagai budak. Di Mesir, Yusuf mengalami berbagai macam hal yang akhirnya menghantar dia ke posisi penting di Mesir, sebagai orang kepercayaan Firaun!

Saat kelaparan melanda negri Israel, saudara2 Yusuf mencari makan sampai ke Mesir. Di sanalah mereka bertemu dengan Yusuf! Yusuf yang sekarang berbeda dengan Yusuf kecil yang dulu mereka buang dan jual. Sekarang Yusuf memiliki kekuatan. Yusuf mempunyai kekuasaan. Yusuf dapat melakukan pembalasan terhadap perlakuan saudara-saudaranya. Akan tetapi, Yusuf tidak melakukannya! (ayat 15)

Bagaimana relasi Yusuf dengan Tuhan? Lihat Kejadian 39:9. Dengan bangunan jiwa yang benar di hadapan Tuhan, relasi dengan Tuhan akan tercermin dalam relasi dengan orang lain. Yusuf menganggap masa lalunya yang kelam adalah masa yang sudah lewat, sudah selesai, yang ada sekarang adalah pemikiran tentang masa yang akan datang.

Sebuah jiwa yang sehat, tidak hanya rukun di 'luar' tetapi mencaci dan mencemooh di 'dalam' hati, melainkan apa yang keluar berupa 'raga' memancarkan apa yang ada di dalam hati.

"Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua." (Roma 11:32)

Seseorang yang Mencintai

1. Seseorang yang mencintai kamu, tidak bisa memberikan alasan mengapa tapi dia tahu engkau yang terbaik baginya.

2. Seseorang yang mencintai kamu, sebenarnya selalu membuatmu jengkel, marah, stress. tapi ia tdk pernah tahu hal bodoh apa yg sudah dilakukannya. karena semuanya itu untuk kebaiknamu.

3. Seseorang yang mencintai kamu, jarang memberikan pujian kepadamu. Tapi dia tahu bahwa engkau yg terbaik untuknya.

4. Seseorang yang mencintai kamu, akan marah atau mengeluh kalo kamu tidak membalas pesan atau telponnya. karena dia tdk ingin sesuatu terjadi pada dirimu.

5. Seseorang yang mencintai kamu, akan mengerti kesedihanmu dan setiap permasalahanmu. dia akan dengan sabar mendengarkan setiap keluhanmu dan berusaha untuk bisa memberikan support kepadamu. meskipun dia sebenarnya tdk tahu apa yang seharusnya dilakukan untukmu.

6. Seseorang yang mencintai kamu, akan mengingat setiap kata yang kamu ucapkan sekalipun kamu mengucapkannya dengan tdk sengaja.

7. Seseorang yang mencintai kamu, tidak akan mudah memberikan janjikepadamu. karena dia tidak ingin mengingkari janjinya untukmu. Dia hanya ingin kamu mempercayainya untuk memberikan hidup yang paling bahagia dan aman untuk selama-lamanya.

8. Seseorang yang mencintai kamu, mungkin tidak bisa mengingat kejadian yg menurutmu istimewa spt hari ulang tahun. Tapi dia tahu, bahwa setiap detik yang telah ia lalui ia mencintai kamu. tidak peduli hari apakah sekarang ini.

9. Seseorang yang mencintai kamu, tdk akan mudah berkata I LOVE YOU berkali-kali. karena dia hanya akan mengucapkannya pada saat2 tertentu saja supaya dia bisa melihat kebahagiaan dan senyuman diwajahmu.

10. Seseorang yang mencintai kamu, tidak tahu apakah dia harus meneleponmu pada saat kamu sedang marah. tapi dia akan meninggalkan pesan beberapa saat setelah itu. Dan saat kamu bertanya mengapa dia telat untuk menghubungimu, maka dia akan berkata seperti ini : " pada saat kau marah, kau akan berkata bahwa penjelasanku adalah sampah. tapi setelah kau mulai tenang maka penjelasanku akan menjadi berguna."

11. Seseorang yang mencintai kamu, akan selalu menyimpan setiap pemberian kamu. bahkan secarik kertas yang bertuliskan I love You akan tersimpan rapi di dompetnya.

12. Seseorang yang mencintai kamu, jarang mengatakan kata2 yang manis untukmu tapi kamu tahu bahwa "kecupannya" sudah mewakili semuanya.

13. Seseorang yang mencintai kamu, akan selalu membuatmu tersenyum dan tertawa sekalipun caranya membuatmu bingung.

14. Seseorang yang mencintai kamu, akan membalut hatimu yang pernah terluka dan menjaganya dengan setulus hatinya agar kamu tidak terluka lagi dan dia akan melakukan yang terbaik bagimu sekalipun itu menyakiti dirinya sendiri.

15. Seseorang yang mencintai kamu... akan melepasmu pergi bila kamu merasa tidak bahagia bersamanya... dan dia akan ikut bahagia walau kamu yang dicintainya bahagia bersama orang lain.

LOVE IS SO SWEET. LOVE CAN MAKES THE WORST THING BETTER. Pernahkah kamu mencitai seperti itu?

---
email ini diforward Mela di inbox mailYahoo! ku.
Jawabanku? Yup, I have n keep on struggling to hold on to it, though it's made me hurt.

Monday, August 11, 2008

"Aku ini, Jangan Takut!"

Ringkasan Kotbah
Minggu, 10 Agustus 2008

Kebaktian GKI Kutisari Indah
Pk. 07.00 WIB

Dilayani oleh: Pdt. Wahyu Pramudya

Bacaan:
Kejadian 37:1-4, 12-28
Mazmur 105:1-6
Roma 10:5-15
Matius 14:22-33

Sebuah relasi akan bertumbuh, bila terjadi sebuah keadaan "saling": memberi dan menerima. Demikian pula halnya dengan beriman. Beriman digambarkan dengan sebuah mata uang. Memiliki dua buah sisi. Di satu sisi, kita mengharap Tuhan mengabulkan apa yang kita minta, di sisi yang lain, kita juga musti memikirkan apa yang Tuhan harapkan untuk kita perbuat/berikan.

Iman yang sehat, memiliki kedua sisi tersebut. Memiliki dua sudut pandang: sudut pandang kita dan sudut pandang Tuhan. Menikmati berkat yang Tuhan berikan, bersukacita, berproses dan terus bertumbuh. Dalam Roma 8:29 ditulis, "Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya..." Bertumbuh untuk mencapai kesempurnaan. Menjadi serupa dengan Kristus. Ini adalah sebuah perjalanan iman yang tak akan pernah berhenti sampai dengan kita meninggal dunia. Ada proses dan waktu yang akan kita lewati. Namun, proses dan waktu tidak dengan sendirinya mendewasakan iman kita.

Matius 14:22-33 menyatakan, ada saatnya Tuhan tidak tampak dengan jelas. Mungkin dalam pergumulan dan proses pertumbuhan yang kita alami, Tuhan seolah terhalang badai. Kita merasa sulit untuk megarahkan pandangan kepada Tuhan, karena Tuhan tidak tampak oleh 'mata' kita. Kita merasa Tuhan tidak sedekat yang dulu pernah kita rasakan. Jawaban Tuhan seolah tak kunjung kita terima. Tuhan seolah membiarkan kita berada dalam 'bahaya'. Meninggalkan kita sendirian. Hal ini juga yang dialami oleh para murid. Mereka yang sudah pernah menyaksikan berbagai mujizat yang Yesus lakukan, saat berada di tengah badai, mereka tak dapat mengenali kehadiran Yesus. Dan pada saat Petrus mengarahkan pandangan kepada panggilan Yesus, mujizat terjadi! (ayat 29) Petrus berjalan di atas air. Dan Petrus pun mulai berjalan kepada Yesus, namun kemudian Petrus mulai kehilangan fokus pandangannya, dia merasakan angin yang bertiup keras, dia merasakan percikan air yang mengenai tubuhnya, dan tenggelamlah dia dalam keraguan dan ketakutannya (ayat 30). Pandangannya yang mantap kepada Yesus menjadi terhalang badai. Petrus kehilangan fokus.

Memang, ada kalanya dalam kita bertumbuh, kita akan mengalami saat-saat sulit melihat Tuhan. Inilah bagian dari sebuah proses pertumbuhan itu sendiri. Ada sebuah ritual di sebuah suku Indian. Ritual ini mengharuskan seorang anak lelaki yang memasuki umur 13-14 tahun, diharuskan menjalani uji keberanian. Bila dia lulus, maka dia dianggap menjadi seorang Indian dewasa yang sudah siap berperang. Bila tidak lulus, maka nyawanya akan melayang pada saat itu juga. Ujian ini mengharuskan si anak lelaki ini ditempatkan di sebuah hutan lebat yang dipenuhi binatang buas, di samping sebuah sungai yang penuh dengan buaya. Dan si anak ini harus berada di dalam hutan ini selama semalam. Di malam yang begitu gelap, sehingga untuk melihat tangannya sendiri anak lelaki ini tak bisa. Seorang diri. Sore harinya, pamannya mengantarkan dirinya masuk ke dalam hutan. Saat hari mulai gelap, pergilah pamannya. Bila anak ini mengikuti pamannya kembali ke kampungnya, maka nyawanya melayang. Demikian pula bila dia tak dapat mengendalikan rasa takutnya, dia berteriak-teriak dan menangis, nyawanya pun tak akan ada lagi. Maka malam pun turunlah. Dan si anak mulai mendengar berbagai macam suara binatang hutan. Membuatnya ketakutan. Dia juga mendengar lolongan serigala yang semakin lama semakin mendekat. Lolongan yang berubah menjadi geraman. Dekat dirinya. Gemetarlah anak ini. Namun, apa yang dapat dia lakukan? Melihat tangannya sendiri saja sulit. Pasrah. Mati dicabik-cabik serigala atau dibunuh sukunya. Sama saja akhirnya. Dia menunggu dan menunggu saat luka pertama yang akan dia rasakan. Namun saat itu tak kunjung tiba. Hingga akhirnya kegelapan itu mulai merayap meninggalkannya. Keremangan pagi hari membuatnya mulai bisa melihat lagi. Dan dia melihat di dekatnya ada dua ekor serigala yang terkapar. Mati. Kemudian dia melihat juga seorang lelaki dewasa yang memegang dua tombak di kedua tangannya. Tombak yang berlumuran darah serigala. Dan dia sangat mengenali lelaki ini. Ayahnya. Ternyata, semalaman, ayahnya telah menjaganya. Tidak membiarkan dia seorang diri, walaupun kesendirianlah yang dia rasakan sepanjang malam gelap.

Janganlah membandingkan lingkungan sekitar kita dengan kemampuan yang kita miliki. Bila itu kita lakukan, maka hanya ketakutanlah yang akan menguasai kita. Bandingkanlah lingkungan (masalah yang kita hadapi, tagihan2 yang musti kita bayar, masalah dalam keluarga, konflik dengan teman sekantor, masa depan yang tak jelas, dll.) dengan kekuatan Tuhan. Maka pengharapanlah yang akan kita dapatkan!

Banyak hal dalam kehidupan kita sehari-hari kita jalani dengan penyerahan diri yang luar biasa. Saat kita merasa sakit, kita akan berkonsultasi ke seorang dokter. Apakah kita meragukan keberadaan dokter tersebut dan melakukan beberapa pengecekan? Menelurusi keabsahan gelar dokter yang dia sandang di depan namanya? Tentu tidak. Dan saat dokter memberi kita secarik resep dengan tulisan yang tak dapat kita baca, kita juga dengan percaya (begitu saja) membawanya ke apotek. Di apotek, kita juga engga kenal si apoteker, namun kita juga percaya begitu saja kepadanya, bahwa dia dapat membaca resep (yang kita tak dapat baca tadi) dan meraciknya menjadi obat yang akan kita minum dan menyembuhkan sakit kita.

Bila kepada manusia, kita bisa melakukan penyerahan diri sedemikian besar, bagaimana dengan penyerahan diri kita kepada Tuhan? Tuhan yang sudah disalib, yang mati untuk kita, yang sudah menyerahkan Tubuh dan DarahNya untuk membersihkan dosa kita. Masihkah kita meragukan kasihNya? Masihkah kita meminta 'tanda' yang menunjukkan keberadaanNya?

"Aku ini, jangan takut!"

Friday, August 08, 2008

Alarmiiiingggg!!!

Beberapa waktu yang lalu, aku browsing n download beberapa ringtone baru dari website. Setelah aku transfer masuk ke dalam hape, aku ganti bunyi ringtone n message alert nya. Pikir2 lagi, mau ganti juga alarm yang biasa mbangunin tiap pagi. Tapi akhirnya mengurungkan niat itu.

Dulu waktu awal2 masih getol2nya gonta-ganti bunyi alarm, tiap pagi bangun dengan terkejut2. Serasa dapet sms atau telpon gitu. Hahaha. Heran, sapa yang pagi2 telp or sms. Ternyata cuman alarm.

Yang menyebabkan keterkejutan, yang membuat terkaget2 n ge-er di pagi hari, hanya karena masalah "ketidakbiasaan" mendengar. Kadang perasaan terkejut itu membawa 'dampak' yang kurang baek buat hari itu. Serasa 'wake up on the wrong side' gitu deh. Jadi semacem 'bad day'. Hahaha.

Lantas, gimana supaya engga 'bad day'? Ya tentunya, membiasakan diri dengan alarm tone. Tapi, ada masalah baru, gara2 terlalu 'biasa' maka jadi engga 'alert' lagi kalau udah terlalu cape n bobok terlalu malem (kalo insomnia kumat). Hahaha. Repot.

Gimana supaya bisa tetep alert dan engga jadi 'bad day'? Jawabnya sederhana. Selain membiasakan diri dengan bunyinya, yang kedua adalah dengan menjaga kondisi badan tetep prima, jaga jam istirahat (yang susah banget dilakuin, apalagi kalo banyak pikiran n kerjaan yang musti diselesaiin -phew, belum lagi tekanan2 dan tuntutan2 yang bermunculan tak henti hahaha).

Suara Tuhan yang jelas. Yang musti juga dibiasakan. Suara Tuhan yang baru. Mungkin teguran yang keras. Mungkin sapaan yang lembut. Bisa juga bisikan yang mesra. Musti kita biasakan dan yang jelas, musti kita bedakan dengan berbagai macam 'suara lain' yang bisa mengganggu keintiman kita dengan Tuhan.

Mendengar suara Tuhan. Mendekatkan diri kepadaNya. Mengagumi ciptaanNya. Menikmati rancanganNya. Dibuat terkesima oleh keterampilanNya mengatur alam semesta. Carilah hal-hal sederhana hasil karya tanganNya, dan selamat menyongsong pagi hari dengan 'good day'!

Kiranya, sebuah hari yang baru, kita awali dengan syukur dan sukacita serta berpengharapan penuh kepadaNya. Have a blessed week!