Saturday, October 27, 2007

Kelemahanku...

Selasa kemaren di PD pemuda dewasa belajar tentang ucapan bahagia. Yang salah satunya bilang, "berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah..."

Dari bahasan yang disampaikan, aku belajar tentang bagaimana akku sebagai manusia berdosa benar2 miskin. Tidak punya apa2.
Segala sesuatunya adalah anugerah Allah.
Aku bisa punya kerinduan untuk mencari Allah itu juga karena Allah.
Aku bisa ingin berdoa itu anugerah Allah.
Aku bisa memahami firmanNya semata-mata karunia Allah.
Aku merasa bersalah karena mencuri kemuliaanNya pun itu karenaNya.

Semuanya adalah anugerahNya.

Buat menyadari aku harus memiliki sikap hati yang miskin pun,
itu karena kemurahan Allah.
Dan untuk dimampukan memelihara sikap hati yang benar,
juga karena kuasa yang Allah percayakan.
Kuasa untuk mengendalikan diri -semoga engga kusalahgunakan ^^

Tapi emang bener2 susah.
Baru selasa dikasi penjelasan firman kayak gitu, eh... besoknya di friendster dapet comment pujian. Wahahaha. Kok rasanya diuji langsung gitu ya... trus kemaren malem di rapat juga menuai pujian. Astaga...!

Herannya itu... kenapa aku ngga bisa langsung kasi respon, "Puji Tuhan! Semuanya dari Tuhan" padahal pujian itu juga disampaikan pada saat membahas acara pd kemaren... hiks. Payah. Padahal siangnya abis ngobrol2 n udah ngaku dosa gitu. Eh ladhalahh... malemnya kok ngga isa ngomong apa2... cuman ngerasa semua darah mengalir dengan derasnya ke wajah... ngga tau seberapa merah tu muka jadinya hahaha... cuman kok ngga ada yang komentar, jadi kayaknya ya ndak merah2 banget... hehehe... jadi inget2 dulu pas sma. Di kelas agama, gara2 catetanku dipuji sama guru agamanya... duh sampe merah banget... temen sebangkuku, Imelda Purnama ngomong dengan polosnya lagi, "Hii... sampe merahhh mukamu..." hahahaha... maka makin menjadilah... ngga isa ngomong apa2.

Aku ngerasa bersalah.
Semua kata2 pujian itu bener2 terngiang-ngiang di pikiranku.
Dan (jujur) ada rasa bangga di hati
Ada perasaan senang di sana.
Inikah yang dinamakan sombong?
Arogan?

Ataukah ini wajar?

Aih... aih...

Saturday, October 20, 2007

Get Married

Empat sahabat, Mae (Nirina Zubir), Guntoro (Desta ‘Club Eighties’), Eman (Aming), dan Beni (Ringgo Agus Rahman) selalu bersama-sama sejak kecil. Orang tua Mae, Pak dan Bu Mardi (Meriam Bellina) mencarikan Mae jodoh. Segala cara ditempuh hingga ke dukun cabul.

Rendy (Richard Kevin), cowok cakep dan konglomerat, bosen pacaran dengan cewek-cewek jaman sekarang. Ia dapat kabar tentang Mae dan pergi menemuinya. Rendy pun....jatuh cinta! Ternyata Mae juga jatuh cinta kepada Rendy tapi Rendy dihajar teman-temannya karena kesalahpahaman. Mengetahui itu Mae amat kecewa dan menangis.

Usaha perjodohan yang gagal tersebut membuat Bu Mardi sakit keras. Dia mengancam, kalau ia mati sementara Mae belum dapat jodoh ia akan mati penasaran. Mae kelimpungan. Akhirnya ia akan kawin dengan salah seorang dari tiga sohibnya. Setelah pengundian berkali-kali, Beni lah yang 'beruntung' mengawini Mae. Kabar ini membuat Bu Mardi sembuh total dari sakitnya.

Rendy sebagai anak elit, geram telah dihajar dan dipermalukan oleh anak kampung Mae. Maka terjadilah tawuran antara kaum elit dengan orang-orang di kampung Mae. Hari itu adalah hari pernikahan Mae dengan Beni. Terdengar kabar bahwa kampung mereka diserang. Maka para tamu dan calon pengantin pria pergi membela kampungnya, termasuk Mae. Alangkah terkejutnya Mae dan Rendy saat mereka mengetahui bahwa mereka adalah para ‘jagoan’ dari golongan elit dan kampung. Kesepakatan pun diambil dan… siapakah akhirnya yang menjadi pengantin pria?

Jenis Film DRAMA/COMEDY – REMAJA (TEENAGE)
Pemain NIRINA, RINGGO AGUS RAHMAN, DESTA, AMING, MERIAM BELLINA, JAJA MIHARJA, INGRID WIDJANARKO
Sutradara HANUNG BRAMANTYO
Penulis MUSFAR YASIN
Produser CHAND PARWEZ SHERVIA
Produksi STARVISION
Durasi 105 MIN

sumber: www.21cineplex.com

Film ini lumayan oke. Tadi nonton di citra 21, bareng ririn n mira. Dateng udah cukup mepet dengan jadwalnya. Jadilah kita kedapetan duduk di deretan nomer dua dari layar. Hahaha. Pertama kalinya nih liat filem anak negri sendiri di deretan (nyaris) terdepan. Sampe2 si mira di menit2 pertama ngebaca n kasi komentar tentang motif batik bu mardi... trus kembangan di gelas yang di minum pak mardi... hahaha... belum lagi tulisan "menerima pesanan" yang ada di gerobak tukang es. Hihihi... yah mungkin hal2 begitu ngga bakalan terlihat atau menarik perhatian kami kalo kami duduk di deretan belakang. Huehehe. Jadi, kadang emang perlu kita duduk agak di depan untuk bisa menikmati detailing yang disajikan pembuat film.

Di film ini cukup banyak nilai2 yang dipaparkan. Banyak kebiasaan2 yang baik maupun buruk yang dimiliki anak negri kita. Teguran2 dan sindiran2 disampaikan dengan ringan dan kocak. Kepiawaian penulis dan sutradara patut diacungi jempol.

Yang mbuat sedikit prihatin tuh justru pada respon penonton. Di bagian adegan tawuran, eh ternyata penonton ketawa dengan keras. Bahkan menurutku puncak ketawa adalah di adegan ini. Hmm... jadi agak khawatir neh... kenapa kok para penonton begitu terhibur dengan adegan ini. Padahal di sana ditampilkan adegan tawuran yang merusak banyak kios2 dan rumah2 penduduk yang tidak ikut2 tawuran. Kenapa kok malah ketawa? Apakah ini berarti kekerasan adalah sebuah hal yang lucu? Memang sih ada beberapa adegan yang cukup lucu, sehingga menggelikan. Dan kayaknya emang harus dibuat demikian supaya tetep satu tema yah. Namanya juga filem komedi. Yah, dinikmati aja deh... batinku. Walau leher udah makin pegel. Hahahaha. Mira malah udah hampir pingsan tuh. Begitu nyampe di mobil, mira langsung ambruk di kursi belakang. Hahaha. Pusing abis katanya.

Yah, kalau ada yang mau liat filem ini, tetep kritis aja, jangan semua nilai2 yang ditampilin di'telan' begitu aja. Dicermati dan di'filter' terlebih dulu.

Catatan tambahan: pas libur lebaran kemaren, sempet liat "John Tucker must Die" (lucu... n menghibur... hahahaha... berkisah tentang playboy yang menerima pembalasan dari mantan2 nya yang ngerasa sudah di'permainkan' dan terjerat rayuan gombalnya hahaha), "Final Destination 3" (ngeri n menengangkan plus sadis!), "Superman Return" (ngga tau ending nya, CD nya keburu ngadat hahaha), "Fighting Tempation" (kerennn... n sangat menginspirasi), "Master and Commander" (cukup boring, tapi banyak pelajaran yang bisa diambil di sana: semua tokoh selalu ada kelemahannya dan ada kelebihannya masing2),"Shrek 1" (udah pada liat kan?), "Shrek 2" (yang ini juga to?), "Meet the Robinsons" (film animasi dengan makna2 yang menarik untuk digali, very nice!), "Ant Bully" (film animasi yang mengajak kita untuk berperikesemutan hahaha... plus juga semua menyampaikan bahwa keburukan seseorang bisa jadi disebabkan oleh karena perlakuan buruk yang diterimanya).

Thursday, October 18, 2007

Anak Kecil

Perjalanan pulang ke semarang kemaren aku duduk di sebelah jendela. Naek kereta api tut tut tuuutt... perjalanan kemaren yang aku kira bakalan panas banget ternyata ndak juga. Malah beberapa jam sebelum tiba di statiun tawang kondisi di dalam kereta jadi sangat dingin. Brrrr.

Tempat duduk favorit di semua perjalanan! Sebelah jendela. Selalu ada banyak hal menarik yang bisa dilihat dan direnungkan! Kayak kemaren pas nyampe di daerah (persise mana ndak tau sih...) ehem... di suatu daerah gitu aja deh... aku ngeliat ada seorang anak kecil bersama bapak nya berdiri sambil melambai-lambaikan tangan. Aku mengasumsikannya kalau lambaian tangan anak itu ditujukan kepada kereta yang sedang melintas (yang mana aku berada di dalamnya).

Yang aku pikirkan, "Anak itu disuru bapaknya melambai-lambaikan tangannya...
atau dia sendiri yang berinisiatif melakukannya?
Apakah ada salah satu penumpang kereta yang membalas lambaiannya?
Apakah salah seorang penumpang kereta adalah kenalannya?
Setiap sore pada jam yang sama apakah dia berdiri di tempat yang sama?
Setiap sore melambaikan tangan kepada kereta yang lewat?
Untuk apa?
Cuman buat seneng-seneng aja?
Karena dikasi tau bapaknya buat melakukan demikian?
Senengkah?
Tampaknya demikian.

Di wajahnya tampak keceriaan.
Senyum lebar tersungging di bibirnya.

Entah apa yang dia harapkan dari tindakannya itu.
Kayaknya dia tidak mengharap apapun.
Sekalipun tidak ada yang membalas lambaiannya, dia tetap akan melambai.
Dengar apa kata bapak.
Lakukan apa yang bapak katakan.
Maka aku melakukannya.
Dan aku senang, aku menikmatinya.

Habis perkara!
Ndak usah mikir yang mbulet2.
Ndak usah mbayangke yang endak2.
Ndak perlu mengkuatirkan hal2 yang belum nyata.

Namanya juga anak kecil.
Belum ada pengalaman2 buruk.
Belum mengalami trauma2.

Yah... mungkin ini pula yang dimaksud sama Yesus saat berkata, “Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11:28)
Kembalilah kepada ingatan di awal-awal kamu berjumpa dengan Yesus.
Ingatlah kembali apa yang kamu rasakan hingga kamu menerima segala kebaikan dan cintaNya. Jatuh cinta sekali lagi.

Jadilah anak kecil.

Taat dan setia. Denger dan lakukan yang bapak katakan. Apa yang bapak sarankan.
Dan tersenyumlah. Walau tidak ada respon atau tanggapan dari apa yang kamu lakukan.
Bersukacitalah. Walau apa yang terjadi tidak sesuai dengan yang kamu harapkan.

Sekalipun lambaian tanganmu tak ada yang membalas, tetaplah tersenyum.
Sekalipun senyumnya tak ada yang membalas, tetaplah bersukacita.
Tengoklah ke bapak. Lihatlah wajah bapak. Kamu akan mendapati senyum di sana.
Apapun yang terjadi, bapak akan selalu berada di sana. Bisa diandalkan. Setia. Kasih. Sabar.

Selamat jatuh cinta (lagi)!

Saturday, October 13, 2007

Ikan-ikan

Akhirnya beberapa waktu yang lalu kokoku uda beli ikan lagi. Mulanya 10 ekor tapi sekarang tinggal 4 ekor. Pada tewas semua. Nah, beberapa hari terakhir ini... (berhubung ngga ada makhluk hidup laen yang ada di deket2 aku) sering ngeliatin ikan2 itu. Bertanya-tanya, "Kira2 makanan yang aku kasi ini udah cukup atau belum ya? Kalo ngga cukup mereka musti cari makan di mana? Kalo aku kasi kebanyakan, mereka makan terus... lantas mereka jadi obesitas dong... Hahahaha..."

Aku ngga bakal pernah bisa tau apa yang mereka (ikan2 itu) pikirkan dan rasakan.
Apa yang terbaik buat mereka. Yang aku anggap terbaik bisa jadi mematikan buat mereka. Yang aku kira paling bagus mungkin malah membuat mereka tidak nyaman. Memang susah menebak pikiran ikan. Hahaha. Kenapa? Yah, karena aku engga pernah jadi ikan. Jadi aku cuman bisa menebak2 apa yang kira2 terbaik buat mereka, dan aku berusaha menyediakan dan mencukupinya.

Lain hal nya dengan Tuhan.
Dia adalah Tuhan yang telah menjadi sama dengan manusia.
Jadi, bisa dipastikan Dia tahu dengan persis apa yang pernah kita rasakan.
Dia tahu dengan tepat apa yang kita butuhkan.
Dia menyediakan yang terbaik.
Dia mencukupi kebutuhan kita.
Dia pernah mengalami dilahirkan.
Dia dibesarkan dalam sebuah keluarga.
Ada papa, ada mama.
Ada teman2.
Diajari untuk mengenakan baju.
Diajari membaca.
Dia tahu susahnya belajar berjalan.
Dia tahu sakitnya terjatuh.
Dia tahu beratnya bangkit lagi.
Dia merasakan sakit hati.
Dia digosipkan.
Dia dihina.
Dia disiksa.
Dia disalib.

Kehilangan orang yang dikasihi? Dia tahu rasanya.
Kelelahan yang amat sangat? Dia pernah mengalaminya.
Ketakutan terhadap masa depan? Dia menggumulinya.
Pengkhianatan? Bukan hal yang asing bagiNya.

Kayaknya emang Tuhan lah yang paling mengerti kita.
Tidak akan ada pribadi lain yang bisa memahami kita dan menerima kita apa adanya.
Namun, Dia mau kita diubahkan dan menjadi makin sempurna di hadapanNya.

"... karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Matius 5:48, LAI: 1998)

Monday, October 08, 2007

Skeptis dan manfaatnya...

Skeptis.

One who instinctively or habitually doubts, questions, or disagrees with assertions or generally accepted conclusions.
One inclined to skepticism in religious matters.
Philosophy often Skeptic An adherent of a school of skepticism.
-dictionary.com

Hmm... bersikap skeptis kadang bisa membuat kita bersiap-siap untuk kecewa.
Dan bila saatnya tiba... saat kekecewaan itu benar2 datang, maka ngga akan terlalu kecewa. Saat itu kita akan dihiburkan dengan perasaan bangga kita akan diri kita sendiri, "Aku sudah meramalkan hal ini akan terjadi..." hahahahaha. Sombong, arogan, tidak ada kerendahan hati. Hahaha.

Namun bersikap skeptis juga bisa berarti kita mengalami kekecewaan 2 (dua) kali. Yang pertama pada saat kita 'meramalkannya' dan yang satu kali lagi saat kekecewaan itu hadir. Nah, lho!

Jadi, perlukah kita bersikap skeptis?

Thursday, October 04, 2007

Kabar yang Sakit

Selasa malem sekali lagi dapet kesempatan buat niliki emak filia lagi. Kali ini bareng christine, berdua aja. Kondisinya belum ada kemajuan yang sangat signifikan. Karena suction yang terus menerus dilakukan, maka terjadi infeksi di saluran tempat lewatnya lendir itu. Terus dikasi antibiotik yang tampaknya dalam dosis tinggi. Badan emak sampe panas. Terasa banget anget2 gitu. Berdiri di deketnya aja ngerasa 'sumuk' ngga kebayang gimana rasanya emak. Uda harus tidur terus, buat gerak2 susah, ini sekarang badan ngerasa panas melulu. Wuih wuih.

Para penunggu nya tampak sudah mulai lelah. Capek nungguin. Hmm... yah, semoga dengan banyaknya pengunjung yang dateng mereka bisa makin dikuatkan dan terus terjaga kesehatannya dengan baek. Jadi buat temen2 yang tergabung dalam tim doa pendukung, doain juga buat semua penjaganya.

Keep on praying and may we testify another God's miracle of love.