Saturday, September 29, 2007

Sad Shocking News

Kemaren sore telp joni, trus diceritai kalo dia lagi di rumah sakit.
Waduh! Sapa sing sakit? Ternyata emak e filia stroke.
Mendadak banget!

Hari selasa kemaren masih ketemu aku.
Hari rabu malem masih ikut persekutuan doa di gereja.
Dan rabu malem itu juga kena serangan stroke.
Padahal pulang nyampe rumah itu masih cerita2 trus tiba2...

Jam 11 malem nyampe rkz.
Sampe hari ini masih opname di sana.
Kondisi nya sudah baikan. Sudah banyak buka mata.
Hari2 kemaren (menurut cerita cik jessica) susah banget buka mata.
Hari ini juga udah lebih kuat.
Puji Tuhan.

Keadaan sekarang (tadi sore pas aku ke sana) makan dimasukkan lewat idung (ngga kebayang sakitnya gimana) trus karena ada lendir, jadi musti dilakukan suction secara berkala dan menurut cerita para penjaganya, emak kesakitan luar biasa selama proses suction itu, badan sampe mengejang n air mata keluar saking sakitnya. Tadi pas di sana juga ada suction, tapi uda telanjur ngeri denger cerita nya. Semua pada ngga ada yang tega ngeliatnya juga. Ya dibantu doa ae ya... semoga pemulihannya cepet n isa cepet keluar dari rumah sakit.

Monday, September 24, 2007

Bersyukur

Bersyukur dalam segala hal, jiwaku.

Bersyukur 2 malam ngga isa bobok,
itu berarti kamu dikasi waktu lebih buat menikmati persekutuan malam harimu
itu berarti kamu diingatkan, sudah berapa lama kau meninggalkan persekutuan pribadimu
itu berarti kamu dirindukan oleh Sang Pencipta
itu berarti kamu dinanti untuk bercakap denganNya

Bersyukur hari ini cuaca panas banget,
itu berarti indera perasamu masih berfungsi dengan baik
itu berati tubuhmu masih mengirimkan sinyal2 dan otakmu masih merespon dengan baik
itu berarti matahari masih bersinar
itu berarti kehidupan masih terus berjalan

Bersyukur buat kesakitan dan kelelahan yang dirasa,
itu berarti tubuhmu masih normal
itu berarti kini saatnya untuk beristirahat
itu berarti pulanglah sekarang
itu berarti tidur lah selagi masih mengantuk

Selamat tidur, semua.
Semoga nanti kita bisa bertemu lagi dalam kondisi yang lebih baek dan sehat ^^

A Baby Boy was Born

Adi & Linda has delivered their baby boy this morning!!!!

Lionell Marcellis Advelino
Monday, 24 September 2007
00.05 a.m.

size: 51cm
weight: 3.360 kg

Wew. Congrats to the happy parent ^^

Friday, September 21, 2007

What Season am I?

You Belong in Spring

Optimistic, lively, and almost always happy with the world...
You can truly appreciate the blooming nature of spring.
Whether you're planting flowers or dyeing Easter eggs, spring is definitely your season!

What's My Ideal Pet?

Your Ideal Pet is a Bird

You're both very smart, very expressive, and very temperamental.
You're as likely to bite your bird as it is to bite you.

What Temperament am I?

You Have a Melancholic Temperament

Introspective and reflective, you think about everything and anything.
You are a soft-hearted daydreamer. You long for your ideal life.
You love silence and solitude. Everyday life is usually too chaotic for you.

Given enough time alone, it's easy for you to find inner peace.
You tend to be spiritual, having found your own meaning of life.
Wise and patient, you can help people through difficult times.

At your worst, you brood and sulk. Your negative thoughts can trap you.
You are reserved and withdrawn. This makes it hard to connect to others.
You tend to over think small things, making decisions difficult.

Mencintai hingga Sakit...?

Saat aku menyampaikan teguran, apakah itu merupakan ungkapan kepedulian ku?
Saat aku merasa marah kepada seseorang, apakah itu berarti aku mencintainya?
Saat aku dikecewakan, apakah itu tandanya aku berharap lebih?

Benarkah bila aku marah kepada seseorang, itu berarti aku mencintainya...?

Bila aku merasa jengkel karena sudah berulangkali mengingatkan dan memberitahu tetapi tidak ada perubahan sedikit pun pada dirinya... aku merasa putus asa... bolehkah...?

Diijinkan kah...?

Sampai seberapa banyak usaha yang harus kulakukan sebelum aku boleh menyerah...?

"Ku tak akan menyerah...", lantun Jeffry S. Tjandra

Namun... ada saatnya diri ini serasa lelah dan butuh pula diberi dorongan serta penguatan.
Dari manakah akan datang hal-hal yang kuharapkan...?

Apakah mencintai seseorang identik dengan perasaan sakit...?

Wish I could love with unconditional one...
Well, keep on praying n struggling, girl!

Monday, September 17, 2007

Bagaimana mengatur waktu dengan baik?

Cobalah jawab pertanyaan tersebut dengan tepat.
Banyak sekali masukan yang bisa disampaikan.

Namun mempraktekkannya?

Memanfaatkan setiap waktu yang ada untuk hal-hal yang memang sudah diatur.
Namun ternyata masih ada juga hal-hal di luar dugaan yang bermunculan.
Mbuat deg deg an... hahaha.

Phew. Coba deh...

Saturday, September 15, 2007

Pekerjaan yang dikehendaki Allah

25 When they found him on the other side of the lake, they asked him, "Rabbi, when did you get here?" 26 Jesus answered, "I tell you the truth, you are looking for me, not because you saw miraculous signs but because you ate the loaves and had your fill. 27 Do not work for food that spoils, but for food that endures to eternal life, which the Son of Man will give you. On him God the Father has placed his seal of approval." 28 Then they asked him, "What must we do to do the works God requires?" 29 Jesus answered, "The work of God is this: to believe in the one he has sent."

30 So they asked him, "What miraculous sign then will you give that we may see it and believe you? What will you do? 31 Our forefathers ate the manna in the desert; as it is written: 'He gave them bread from heaven to eat.'[c]"

32 Jesus said to them, "I tell you the truth, it is not Moses who has given you the bread from heaven, but it is my Father who gives you the true bread from heaven. 33 For the bread of God is he who comes down from heaven and gives life to the world."

34 "Sir," they said, "from now on give us this bread."

35 Then Jesus declared, "I am the bread of life. He who comes to me will never go hungry, and he who believes in me will never be thirsty. 36 But as I told you, you have seen me and still you do not believe. 37 All that the Father gives me will come to me, and whoever comes to me I will never drive away. 38 For I have come down from heaven not to do my will but to do the will of him who sent me. 39 And this is the will of him who sent me, that I shall lose none of all that he has given me, but raise them up at the last day. 40 For my Father's will is that everyone who looks to the Son and believes in him shall have eternal life, and I will raise him up at the last day."

41 At this the Jews began to grumble about him because he said, "I am the bread that came down from heaven." 42 They said, "Is this not Jesus, the son of Joseph, whose father and mother we know? How can he now say, 'I came down from heaven'?"

43 "Stop grumbling among yourselves," Jesus answered. 44 "No one can come to me unless the Father who sent me draws him, and I will raise him up at the last day. 45 It is written in the Prophets: 'They will all be taught by God.'[d] Everyone who listens to the Father and learns from him comes to me. 46 No one has seen the Father except the one who is from God; only he has seen the Father. 47 I tell you the truth, he who believes has everlasting life. 48 I am the bread of life. 49 Your forefathers ate the manna in the desert, yet they died. 50 But here is the bread that comes down from heaven, which a man may eat and not die. 51 I am the living bread that came down from heaven. If anyone eats of this bread, he will live forever. This bread is my flesh, which I will give for the life of the world."

52 Then the Jews began to argue sharply among themselves, "How can this man give us his flesh to eat?"

53 Jesus said to them, "I tell you the truth, unless you eat the flesh of the Son of Man and drink his blood, you have no life in you. 54 Whoever eats my flesh and drinks my blood has eternal life, and I will raise him up at the last day. 55 For my flesh is real food and my blood is real drink. 56 Whoever eats my flesh and drinks my blood remains in me, and I in him. 57 Just as the living Father sent me and I live because of the Father, so the one who feeds on me will live because of me. 58 This is the bread that came down from heaven. Your forefathers ate manna and died, but he who feeds on this bread will live forever." 59 He said this while teaching in the synagogue in Capernaum.

Pembelajaran firman kali ini dari Yohanes 6:25-59

Sebanyak tiga kali Yesus mengatakan, "... supaya Kubangkitkan pada akhir zaman..."
Kira-kira apa yang mendorong Yesus berkata demikian hingga tiga kali?
Siapa yang akan Yesus bangkitkan pada akhir zaman?
Baca dan cermatilah.

Kehendak Bapa -yang mengutus Yesus.

Pertanyaan bagus selanjutnya, "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?"

"... hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah." (ayat 29)

Sederhana. Jelas. Tidak rumit.
Namun juga ternyata tidak mudah.

Percaya.
Bagaimana caranya kita bisa percaya?
Ternyata bukan dengan kemampuan kita.
Allah bekerja dengan sempurna!
Dia memikirkan segala sesuatunya!
Memperlengkapi kita sedemikian komplit!

"Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku..." (ayat 44)

"... Dan setiap orang yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepadaKu." (ayat 45)

Hebat yah.
Allah kalau kerja ngga tanggung2.
Semuanya sudah diperhitungkan dengan baik dan benar.

Dia tahu kita tak akan bisa datang kepadaNya, maka disediakanlah segala kelengkapan yang kita butuhkan untuk keperluan itu.

Mendengar.
Menerima.

Pengajaran dari Bapa.

Mendengar dan menerima.

'They will all be taught by God.'
Everyone who listens to the Father and learns from him comes to me.


Dari terjemahan NIV digunakan present tense.
Menurut tafsiranku sih, ini berarti kegiatan yang musti dilakukan berulang-ulang dan berkelanjutan. Kayak, "Sun rises in the east." setiap pagi selalu terbit di timur. Setiap hari. Sekalipun mendung tetep terbit juga.

Begitu pula dengan pengajaran dari Allah.
Musti didengar dan dipelajari setiap hari.
Ndak peduli itu mendung atau cerah.
Hujan angin atau badai.
Supaya kita dimampukan untuk datang kepadaNya.

Di jaman kayak gini, bentuk-bentuk pengajaran Allah seperti apa yang bisa kita dapatkan? Suara Allah yang menggelegar? Tangan Allah yang menulis di tembok? Laut yang terbelah? Manna yang diturunkan dari surga?

Kayaknya kita bakal dibuat ngeri yah dengan manifestasi2 kayak gitu.
Tentunya pengajaran Allah bisa kita dapatkan melalui firmanNya.
Alkitab. Apalagi?
Alam juga dapat memberikan banyak pengajaran.

Tengoklah sekelilingmu.
Renungkanlah berbagai kejadian2 yang terjadi di sekelilingmu. Pelajari.
Dan rasakan belaian kasih Allah lewat sepoi angin.
Nikmati pelukan Allah melalui kehangatan sinar matahari pagi.
Hiruplah anugerah kehidupan di setiap helaan nafasmu.

Pengajaran Allah tidak pernah habis.
Tidak pernah berhenti.
Sepasti terbitnya matahari pagi setiap hari,
demikian Allah memberikan pengajaranNya untuk kita.

Berapa kali kita dalam sehari mendengarkan dan mempelajari pengajaran Allah?

Selamat belajar!

Tawa ku Hahahaha ^^

Tadi pagi dolan ke kos erika. Pagi jam 8 udah nyampe (sesuai dengan perjanjian ^^) Diajak masuk ke dalem kamarnya. Wew. Baru pertama kali masuk kamar erika tapi kok ngerasa udah pernah berada di dalem kamar yang kayak gitu ya. Hahaha. De ja vu kata erika. Kita ngobrol2 banyak hal. I'm so blessed having times like those. Sepanjang kita ngobrol beberapa kali aku ketawa. Hahaha. Dan kayaknya cukup keras. Soale ivana yang kamarnya di lantai 2 pas lewat depan kamar erika berkomentar, "Aku tau nek koe ada di sini, ngguyu mu krungu dari atas..." Waks!!! Sekeras itukah??!! Hahaha. Jadi malu. Tapi juga bangga. Hahahaha. Ternyata tawaku cukup terkenal. Wahahahaha. Dan itu berarti aku cukup banyak tertawa sehingga tawa ku langsung dikenali dengan baik dan tepat! Hahahahahahaha.

Sudah ah. Mau blajar.

Friday, September 14, 2007

Air Panas

Akhir-akhir ini sering masak air panas trus dimasukin dalem gelas.
Air biasa dimasukin ke dalem panci trus ditaruh di atas kompor. Trus kompor dinyalain.
Lama kelamaan air di dalem panci itu akan mendidih.
Setiap molekul air tersebut akan panas.
Mereka akan bertahan pada suhu yang sama hanya dalam hitungan menit. Bila jumlah mereka sedikit. Semakin sedikit jumlah mereka, semakin cepat pula mereka mengalami perubahan suhu. Semakin sedikit jumlah mereka, semakin cepat pula mereka kehilangan panas yang didapat dari kompor tadi.

Terus saat dituang ke dalam gelas ada beberapa tetes yang ter'ciprat' keluar dari kumpulan air yang laen. Dan herannya, tetesan air yang terciprat keluar itu dalam sekejap menjadi dingin.

Dari situ aku belajar tentang hidup berkomunitas. Di saat kita tetap berada dalam kumpulan dengan saudara seiman, maka kita akan senantiasa dapat menjaga diri kita hangat, bahkan panas. Dan panas itu bermanfaat untuk berbagai macam hal laen yang berada di luar komunitas kita. Namun di saat kita berada sendirian di luar komunitas kita, maka bisa dipastikan dalam waktu singkat kondisi kita akan kehilangan panas dan kita tak dapat memberikan manfaat yang lebih kepada lingkungan kita.

Air panas tadi bisa dibuat untuk membuat susu. Membuat kopi. Membuat teh. Membuat perut menjadi lebih enak. Apabila air tadi sudah tidak panas lagi, apakah bisa optimal untuk memberikan manfaat2 tersebut?

Selain ditaruh ke atas kompor lagi...
Dipanaskan lagi...
Namun tampaknya untuk dipanaskan lagi bukan hal yang 'nyaman' karena dengan jumlah yang semakin sedikit maka akan semakin banyak air yang menguap. Yah, mungkin akan ada sebagian dari diri kita akan di'uap'kan untuk menjadi lebih baik lagi. Kotoran2 dan bagian dari diri kita yang tidak baik dihilangkan.

Sakit pasti. Akan ada suara mendesis yang muncul... tanda beberapa molekul air yang 'gosong'

Sudah seberapa lamakah kita menjadi 'dingin'?

He never Sleeps

by Don Moen

When you've prayed every prayer
That you know how to pray
Just remember the Lord will hear
And the answer is on its way

Our God is able
He is mighty
He is faithful and

He never sleeps
he never slumbers
He never tires of hearing our prayers
When we are weak He becomes stronger
So rest in His love and cast all of your cares on Him

Do you feel that the Lord has forgotten your need
Just remember that God is
Always working in ways
You cannot see

Wednesday, September 12, 2007

Kronologi Fellowship SUSHI

Sabtu, 8 September 2007

1200 jemput barang, lunch (di jalan, sambil nyetir)
1300 jemput Ibu Kim Ruthie, Kezia & Karin
1400 jemput Meikel & Guntur di A Yani
1530 nyampe Wisma Ekklesia, Pacet
1545 ngeliat2 kamar n orientasi lokasi sejenak
1600 nempel2 daftar nama peserta, pembagian kamar n daftar acara (waduh! lali ta copotiii!!!)
1630 bantuin para penjaga pos setting buat games malem
1700 cek konsumsi, lanjut preparing
1715 para peserta dateng, kasi penyambutan ala kadarnya, terus kasi pengarahan buat pembagian kamar
1845 mandi!!! (akhirnya!!!)
1900 makan malem (porsi sadis!! hahahaha sampe sempet sungkan sama Ibu Kim hihihi)
2000 games dimulai, jadi wartawan semalem wahahaha
2230 games selesai, evaluasi, pemilihan gambar n editing

Minggu, 9 September 2007

0030 transfer movie n mbuat slide presentasi bareng abed
0300 jadi zombie hahahaha, ngunci pintu, cuci tangan, cuci kaki, minum supplemen
0330 siap-siap bobok -gile dinginnn bangettt
0400 baru bobok (kayake, tapi ndak pules, tiap kali bangun mesti kademennn hahaha)
0600 denger cimot brisik di kasurnya
0630 akhirnya bangun, keluar kamar, wuihhh lebih ademmm hahahaha
0645 akhirnya nemu kamar mandi yang nganggur, mandi mandiii, short exercises
0730 makan pagi
0800 kebaktian -rada ngantuk pas kotbah, maap pak hadi, bukan penyampaian kotbah e yang ndak menarik, tapi emang serasa jadi zombie neh... thanks to christine yang uda dengan sekuat tenaga njiwit aku sampe melek hahahaha...
0930 snack time
1000 sesi refresh n review -di sesi inilah hasil 'karya' kedua zombie dipertontonkan hahaha
banyak banget pelajaran yang kita 'lihat' dan 'dengar' di sesi ini
dibuat takjub dengan segala hal yang terekam baik lewat kamera maupun handycam ^^ thanks to ko andreas yang uda rela ngga ikut games, tapi jadi kameraman yang jeli menangkap event2 unik dan langka ^^
1200 makan siang, beres2
1300 kumpul buat closing ceremony (udah setengah idup nih...)
1530 akhirnya cabut ke surabaya
1700 nyampe surabaya, anter bu kim, kezia n karin ke rumahnya, ngobrol sejenak dengan pak deddy
1900 pamitan, dinner bertiga bareng christine
2100 nyampe rumah, jadi zombie beneran hahahaha -ngapa2 uda ngga nyadar
2200 (udah mandi) kaki dah pegel2 badan sakit semua, tenggorokan mulai sakit

Pagi nya (senin) tenggorokan ngga bisa buat ngomong. Hahaha. Trus makan banyak supplemen dan vitamin. Malemnya udah better. 2 malem ngga renungan dengan baek n benar so selasa nya jadi oran gpaling emosi an. Sepanjang jalan isie ngomel n nesu terus. Hahaha. Semua pengguna jalan yang laen dibilang salah. Ngga beres. Ngga bener. Ngga tau diri. Wahahahaha.

Monday, September 10, 2007

RefreSh us and Serve Him

Fellowship 8-9 September 2007
Pacet, Wisma Eklesia

Kemaren malem pulang dari fellowship di pacet.
Banyak banget pelajaran yang didapet.
Yang bener2 tertanam dalam diriku adalah:
meskipun aku ngerasa fellowship kali ini persiapannya ndak bener2 siap, dalam artian samapi dengan semalem sebelum keberangkatan masih banyak hal yang musti dilakukan, berkat Tuhan tetap bener2 nyata ditunjukkan buatku. Penyegaran itu bener2 aku rasakan. Walau ndak secara fisik, tapi penyegaran rohani bener2 aku rasakan. Fisik ngerasa ancur-ancuran sih. Tapi it's oke. Secara rohani bener2 dipulihkan, siap buat melayani Tuhan dengan banyak pelajaran baru ^^

Ada satu masalah yang cukup besar, disebabkan karena kekurangtelitian. Namun akhirnya aku pun diajari untuk bisa mencari solusi dalam waktu singkat dan dengan jalan keluar yang memuaskan! Thank God for this team! Luar biasa! (aku ndak bisa cerita detail di sini -pasti nti aku cerita detail di rapat evaluasi, kapan yaaa...?)

Terus aku juga dapet satu teladan tentang kepemimpinan. Walaupun aku ngga ngikuti acara games malemnya, aku sebagai 'pencari gambar' tetep isa ngikutin suka duka dan perasaan peserta yang dengan sangat baik telah mengikuti setiap games yang dipersiapkan. Luar biasa!

Di sesi refresh & review games pagi harinya, di akhir sesi ini ada moment yang mbuat air mata mengalir. Ndak banyak, tapi cukup mbuat pipiku basah. Cuman ngerasa pas itu didorong untuk berdoa buat peserta yang benernya rindu untuk ikut dalam pelayanan tapi masih mengeraskan hati untuk bener2 terlibat (dengan sungguh2 dalam pelayanan). Walaupun saat itu pelayan firman sudah mengundang mereka untuk maju ke tengah2 untuk didoakan bersama, dan tidak ada satu pun yang maju, tetep aja dorongan buat mendoakan itu ngga ilang2... dan sampe nangis doainnya :p hehe. Dah lama juga ngga doain orang laen sampe nangis gitu, jadi kangen ^^

Akhirnya nyampe rumah jam 2100 lebih. Wew, setelah anter pelayan firman pulang n chirstine nyampe kos nya dengan selamat tak kurang suatu apa. Setelah anter pelayan firman, Bu Kim pulang, kita bertiga makan malem bareng. Cukup banyak hal yang isa kita bahas. Waw! Bener2 rasae missing jadul hehehe.

I really thank God for SuSHi!
Panitia telah bekerja keras, banyak hal yang musti dievaluasi, ada beberapa kelemahan dan kekurangan, namun banyak pula kelebihan dan keberhasilan yang tercapai. Tetep semangat ya!
Peserta juga sudah dengan sangat antusias dan responsif mengikuti setiap acara yang sudah dipersiapkan!

The Only One and Only

by Max Lucado

Two of our three daughters were born in the South Zone of Rio de Janeiro, Brazil. We lived in the North Zone, separated from our doctor’s office and hospital by a tunnel-pierced mountain range. During Denalyn’s many months of pregnancy, we made the drive often. We didn’t complain. Signs of life do a samba on every street corner. Copacabana and her bathers. Ipanema and her coffee bars. Gavea and her glamour. We never begrudged the South Zone forays. But they sure did bewilder me. I kept getting lost. I’m directionally challenged anyway, prone to take a wrong turn between the bedroom and the bathroom. Complicate my disorientation with randomly mapped three-hundred-year-old streets, and I don’t stand a chance. I had one salvation. Jesus. Literally, Jesus. The Christ the Redeemer statue. The figure stands guard over the city, one hundred twenty-five feet tall with an arm span of nearly a hundred feet. More than a thousand tons of reinforced steel. The head alone measures ten feet from chin to scalp. Perched a mile and a half above sea level on Corcovado Mountain, the elevated Jesus is always visible. Especially to those who are looking for it. Since I was often lost, I was often looking. As a sailor seeks land, I searched for the statue, peering between the phone lines and rooftops for the familiar face. Find him and find my bearings. John 3:16 offers you an identical promise. The verse elevates Christ to thin-air loftiness, crowning him with the most regal of titles: “One and Only Son.” Do what I did in Rio. Seek him out. Lift up your eyes, and set your sights on Jesus. No passing glances or occasional glimpses. Enroll in his school. Make him your polestar, your point of reference. Search the crowded streets and shadow-casting roofs until you spot his face, and then set your sights on him. You’ll find more than a hospital. You’ll find the Only One and Only.

From 3:16, The Numbers of Hope
Copyright (W Publishing Group, 2007) Max Lucado

Friday, September 07, 2007

Celaan dan Pujian

Dalam waktu kurang dari satu minggu, keduanya aku dapetin.
Yang menjadi perenungan nih, celaan dan pujian bila datang dari orang yang sangat berarti buat kita akan menjadi hal yang sangat berarti pula, ya pastilah!

Sebuah celaan akan semakin menusuk terasa. Dan kita dibuat merasa diri kita ini sangat buruk. Merasa diri sangat bersalah. Dan berbagai macam perasaan tidak enak yang muncul dan bahkan akan membuat kita tidak dapat tidur nyenyak!

Sebuah pujian bisa jadi membuat diri makin sombong. Serasa melayang ke awang-awang. Keterusan terlena. Jadi besar kepala.

Repot repot. Namun hal-hal yang kurang 'pas' itu bisa dihindari apabila kita benar2 mengenal orang yang akan kita cela atau puji dengan baik. Jadi kita bisa memahami dengan benar 'cara' yang terbaik untuk membuat dirinya menjadi orang yang lebih baik.

Baik celaan maupun pujian, keduanya bisa membawa dampak baik ataupun sebaliknya.
Semuanya kembali kepada pihak penerimanya.
Namun tak jarang pihak penyampai juga memberikan andil yang cukup besar.
Cara penyampaian yang kurang pas (baik itu tempat, waktu yang tidak cocok) akan membawa dampak yang di luar harapan.

Jadi, sebelum memberikan celaan atau pujian, pilihlah cara yang terbaik untuk menyampaikannya. Jadilah berkat buat orang lain lewat perkataan.

Selamat belajar!

Thursday, September 06, 2007

Tarif Tol Baru

Tanggal 4 September 2007 yang lalu berdasarkan keputusan mentri (nomer brapa ndak nginget2) telah diberlakukan tarif tol baru. Mulai pukul 00.00 tanggal 4 September 2007. Jadi pas hari itu aku masuk tol ternyata terjadi antrian yang puanjanggg.... di gerbang pembayaran jalan tol. Wuih. ndak nyangka. Trus juga sempet ngeliat ada 2 orang penjaga dalam satu pos, tempat aku bayar. Denger sekilas juga pembicaraan mereka. Petugas yang satu sedang memberikan pengarahan kepada rekannya. Wew! Jadi kebayang, kalau jadi petugas baru sementara harus nginget2 juga tarif baru... lebih susah ngga ya? Dibandingin petugas lama yang cuman nginget2 perubahan tarif baru? Hmm... mungkin lebih mudah yang baru ya... atau yang lama... hahaha. Sama2 susahnya kayaknya.

Petugas lama kudu ngilangin dan ngeganti semua informasi yang sudah lama dengan tarif terbaru.
Sementara petugas baru kudu ngeliatin semua jenis kendaran dan mengklasifikasikan kendaran trsebut dnegan benar plus menentukan besarnya tarif tol yang harus dibayar oleh kendaran tersebut. Wew.

Sunday, September 02, 2007

Perjalanan yang Menakjubkan!

Suatu hari aku dan teman-temanku berkendara ke suatu tempat. Salah seorang teman kami berkata bahwa ia ingin menyendiri dulu untuk berdoa dan menyuruh kami untuk berangkat terlebih dahulu. Dengan penuh pengertian (sebenaranya tidak sepenuhnya mengerti sih...) kami berangkat terlebih dahulu. Dengan pemikiran, teman kami akan menyusul dengan kekreatifannya sendiri, entah itu dia akan naik angkutan umum atau mencari tumpangan yang lain. Maka berangkatlah kami.

Di tengah perjalanan, kendaraan yang kami naiki mengalami masalah. Tepatnya, cuaca yang buruk mengelilingi kendaraan yang kami tumpangi. Kabut, angin yang kencang dan menderu2. Belum lagi hujan yang menampar-nampar kendaraan kami. Jalanan di depan tidak nampak dengan jelas. Kami pun tidak bisa melanjutkan perjalanan. Dengan susah payah kami melihat jalan di depan, namun terlalu berbahaya untuk melanjutkan dengan penglihatan yang terhalang. Ketakutan pun mulai menyusup dalam hati.
Jangan-jangan nanti ada angin yang lebih besar dan menerbangkan kendaraan yang kami naiki ini. Jangan-jangan ada kendaraan dari belakang yang menabrak kendaraan kami. Jangan-jangan badai ini akan berlangsung sampai waktu yang lama. Jangan-jangan kami tidak akan pernah sampai ke tempat tujuan. Jangan-jangan kami tidak akan pernah lagi bertemu satu sama lain di kehidupan ini. Jangan-jangan inilah akhir dari hidup kami.

Di tengah segala ketakutan kami, tiba2 kami melihat sesosok yang begitu kami kenal menghampiri kendaraan kami. Teman kami yang kami tinggalkan di tempat kami berangkat. Wah, bagaimana mungkin?! Kami sudah menempuh perjalanan sekitar 6 kilometer jauhnya. Dan teman kami tadi bilang dia akan berdoa terlebih dahulu. Dan kini kami melihat sosoknya berjalan menghampiri kami! Benarkah itu dirinya?! Bagaimana kalau bukan? Jangan-jangan itu hantu...?! Hiy... merinding! Sungguhkah itu dirinya yang kami kenal? Jangan-jangan yang kami lihat adalah halusinasi...?! Tapi halusinasi kok serombongan berhalusinasi hal yang sama?! Akhirnya sosok itu membuka mulut dan kami mendengar suaranya, ”Aku ini, jangan takut!” Waw! Ternyata itu sungguhan dirinya. Teman yang tadi pamitan untuk berdoa. Sekarang berada di hadapan kami. Suaranya menenangkan kami. Suaranya yang kami kenal membuat kami lupa terhadap badai yang sedang kami hadapi. Suaranya meyakinkan kami kalau sosok itu benar2 dirinya yang telah kami kenal dengan baik!

Sekonyong2 dengan kehadirannya, kabut dan badai yang menyelimuti kami hilang. Dan tiba2 saja perjalanan kami sudah berakhir. Tiba di tempat tujuan kami! Kelegaan yang luar biasa dan perasaan yang senang membuat sisa perjalanan kami berlangsung sedemikian singkat. Pernah mengalami perasaan sebuah perjalanan yang terlalu singkat dan ingin diulang lagi? Merasakan uatu waktu yang sedemikian indah seolah waktu terasa begitu pendek? Kira-kira itulah yang kami alami.


(inspired by John 6:16-24)



Jesus Walks on the Water

16 When evening came, his disciples went down to the lake, 17 where they got into a boat and set off across the lake for Capernaum. By now it was dark, and Jesus had not yet joined them.

18 A strong wind was blowing and the waters grew rough. 19 When they had rowed three or three and a half miles,[b] they saw Jesus approaching the boat, walking on the water; and they were terrified. 20 But he said to them, "It is I; don't be afraid." 21 Then they were willing to take him into the boat, and immediately the boat reached the shore where they were heading.

22 The next day the crowd that had stayed on the opposite shore of the lake realized that only one boat had been there, and that Jesus had not entered it with his disciples, but that they had gone away alone. 23 Then some boats from Tiberias landed near the place where the people had eaten the bread after the Lord had given thanks. 24 Once the crowd realized that neither Jesus nor his disciples were there, they got into the boats and went to Capernaum in search of Jesus.

[b] John 6:19 Greek rowed twenty-five or thirty stadia (about 5 or 6 kilometers)



Yesus berjalan di atas air

Fakta:
Hari sudah mulai malam (senja)
Murid-murid Yesus pergi ke danau
Murid-murid naik ke perahu
Menyeberang ke KapernaumYesus tidak ikut di dalam perahuYesus naik ke bukit seorang diri dan berdoa di sana
Hari sudah gelap dan Yesus belum juga bergabung bersama murid2
Angin besar datang dan membuat air berombak
Setelah murid2 mendayung 5-6 km, mereka melihat Yesus
Yesus mendekati perahu, berjalan di atas air, mereka takut (ngeri)
Yesus menenangkan murid2
Murid2 akan menaikkan Yesus ke perahu dan segera perahu tersebut sampai ke seberang, pantai yang mereka tuju
Orang banyak yang ada di seberang menyadari kalau Yesus tidak ikut perahu murid2
Perahu2 dari Tiberias datang, dari tempat dekat mereka makan roti
Orang banyak tahu Yesus tidak ada di sana, mereka berangkat ke Kapernaum

Tafsiran:
Yesus ingin menyendiri setelah seharian bekerja, berdoa, waktu teduh dan berakrab diri dengan BapaNya
Murid-murid dengan patuh, walau mungkin cukup dibingungkan dengan apakah nantinya Yesus akan ke seberang, menyusul mereka?
Mungkin di pikiran murid2, Yesus akan menyusul dengan perahu yang lain
Mereka percaya Yesus mampu untuk menyeberang seorang diri, menjalankan perahu seorang diri, sekalipun Yesus adalah seorang tukang kayu
Mereka percaya Yesus yang mampu mengadakan mujizat memberi makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan, pastilah membuat diriNya menyeberang dengan perahu adalah hal yang mudah –sekalipun tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman navigasi sebanyak mereka (murid-murid)
Yesus tetap peka dan peduli terhadap murid2, sekalipun Dia menyendiri, Dia memilih naik ke bukit –suatu tempat di mana Ia dapat melihat kondisi yang dialami murid2
Dan begitu Yesus melihat murid2 berada di tengah angin dan air yang bergelora, Yesus pun datang menghampiri mereka Murid2 yang sedang dalam kesulitan (mendayung untuk keluar dari badai), tidak menyangka Yesus akan menyusul mereka dengan berjalan di atas air
Dalam kesibukan mereka, murid2 tidak mengenali Yesus Murid2 lupa terhadap kuasa yang dimiliki Yesus
Murid2 menutup kemungkinan yang lebih luar biasa –dalam hal- Yesus akan menyusul mereka
Sehingga murid2 tidak percaya terhadap penglihatan yang ada di hadapan merekaYesus pun menenangkan mereka dan memberikan kepastian, peneguhan terhadap kehadiranNya
Murid2 pun tenang, badai pun reda pula
Saking takjubnya, tiba2 perahu yang mereka tumpangi sudah tiba di tepi pantai yang mereka tuju
Waktu seakan-akan berlalu begitu saja
Tiba2 mereka sudah tiba di tepi pantai
Keesokan harinya, orang banyak menyusul ke Kapernaum, setelah mengetahui Yesus dan murid2Nya sudah tidak ada lagi
Keberadaan murid2 dan Yesus seakan sudah menjadi satu kesatuan
Tidak dapat dipisahkan

Aplikasi:
Seringkali kita merasa mengetahui dan mengenal dengan pasti terhadap kekuasaan Tuhan Kita merasa tahu dan mengenal dengan baik cara-cara yang Tuhan pakai untuk menghampiri kita, untuk menolong kita, untuk menegur kita.

Namun ternyata, sering kali pula kita dibuat tercengang terhadap cara-cara yang tak pernah kita duga atau bayangkan yang Allah pakai untuk menolong kita, menegur kita –menyatakan kasihNya kepada kita
Ini bisa jadi berarti kita terlalu ’membatasi’ bentuk2 karya Allah yang bisa Allah nyatakan dalam hidup kita
Ini bisa jadi berarti pengetahuan dan pengenalan kita terhadap pribadi Allah masih kurang mendalam
Ini bisa jadi berarti Allah ingin ’meminta’ perhatian kita –bilamana kita sudah cukup lama tidak memperhatikan Dia (tidak bersekutu denganNya)
Dan masih ada kemungkinan2 yang lain...

Di tengah2 kesibukan, kekalutan dan ketakutan kita, seringkali kita tidak dapat melihat dengan jelas kehadiran Tuhan (tidak dapat merasakan pendampingan Tuhan), malahan kadang merasakan kehadiran Tuhan sebagai hal yang menakutkan (karena kita tidak mengenaliNya dengan baik)
Penglihatan dan kepekaan kita terhalang oleh masalah2 yang kita hadapi, pergumulan yang sedang kita alami
Namun, Tuhan adalah Allah yang setia, sekalipun kita tidak mengenali kehadiranNya, kita tidak menyadari pendampinganNya, Dia lah yang akan bertindak, Dia lah yang akan menyatakan diriNya Yesus berkata, ”Aku ini, jangan takut!”
Sebuah penyataan, sebuah peneguhan dan sekaligus penenangan
Gejolak rasa takut pun reda
Sosok yang awalnya menakutkan, menjadi sosok yang bisa diandalkan, sosok yang menghadirkan ketenangan
Suara Yesus mengalahkan deru angin
Telinga para murid mendengar dan mengenal suara Yesus
Hati para murid pun dibuat menjadi tenang

Jalin relasi yang intim dengan Tuhan, supaya kita bisa mengenal dengan baik ”suara Tuhan”
Dan kiranya nantinya orang banyak bisa melihat bahwa kehadiran Tuhan nyata dalam kehidupan kita –di mana murid2 berada, bisa dipastikan di sanalah Yesus berada pula

Selamat mengenal Tuhan beserta karya-karyaNya dengan lebih baik!

Saturday, September 01, 2007

Suddenly being Melancholy >>.<<

Yikes! Ini di marvelnet. Download pcsuite buat my new SEK610i. Kalo download di marvel aja 30 menit, padahal uda speedy tuh. Coba bayangin kalo dial-up. Hahaha. Tadi uda nyoba, ngga sampe selesai. Tiap kali disconnect mulu. Hahaha.

Iseng2 buka blog nya orang2 neh. Dah lumayan lama ngga buka2. Ternyata ada 3 yang update terbaru. Andri, cen2 dan yang terbaru Maudy. Aiyaa. Baca blog yaang trakir ini yang mbuat jadi melancholy. Huehehehe. Thanks to u mod, dah beberapa hari trakhir my melancholy side lgi ngga muncul, sekarang kok tiba2 muncul. Hahaha. Bayangpun! Ini di marvel, oi! Hahaha.
Btw, km keliru tu, jam 2 sudah sampe jalan semarang yo! Gile aje klo jam segitu masih di diponegoro! Km n ndon g bakal sempet pake acara lari2 ngejar kereta. Hahahaha. Uda take off duluan tu kereta sebelum kita menghirup udara stasiun pasar turi. Hahaha.

Hari ini kerja dari pagi. Back up data, hardisk uda mulai penuh. Akhir minggu depan laptop mau dibawa ke pacet buat pelayanan. Wihh pertama kalinya tuh si laptop pelayanan. Hihihi. Doain biar ngga grogi yey. Ngurusi pesenan klien, bers2 kerjaan laen2.

Udah ah... ac ne adem bangettt. Astaga tur! Tumben adem porrrr. Hahaha. Biasae rodo sumuk. Hihihi.

Have a blessed weekend and month ahead!

Guilt and Grace

by Max Lucado

Sometime ago I read a story of a youngster who was shooting rocks with a slingshot. He could never hit his target. As he returned to Grandma’s backyard, he spied her pet duck. On impulse he took aim and let fly. The stone hit, and the duck was dead. The boy panicked and hid the bird in the woodpile, only to look up and see his sister watching.

After lunch that day, Grandma told Sally to help with the dishes. Sally responded, “Johnny told me he wanted to help in the kitchen today. Didn’t you Johnny?” And she whispered to him, “Remember the duck!” So, Johnny did the dishes.

What choice did he have? For the next several weeks he was at the sink often. Sometimes for his duty, sometimes for his sin. “Remember the duck,” Sally’d whisper when he objected.

So weary of the chore, he decided that any punishment would be better than washing more dishes, so he confessed to killing the duck. “I know, Johnny,” his grandma said, giving him a hug. “I was standing at the window and saw the whole thing. Because I love you, I forgave you. I wondered how long you would let Sally make a slave out of you.”
(Steven Cole, “Forgiveness,” Leadership Magazine, 1983, 86.)

He’d been pardoned, but he thought he was guilty. Why? He had listened to the words of his accuser. You have been accused as well. You have been accused of dishonesty. You’ve been accused of immorality. You’ve been accused of greed, anger, and arrogance.

Every moment of your life, your accuser is filing charges against you.
Even his name, Diabolos, means “slanderer.”
Who is he? The devil.
As he speaks, you hang your head.
You have no defense.
His charges are fair.
“I plead guilty, your honor,” you mumble.
“The sentence?” Satan asks.
“The wages of sin is death,” explains the judge,
“but in this case the death has already occurred. For this one died with Christ.”

Satan is suddenly silent. And you are suddenly jubilant.
You realize that Satan cannot accuse you. No one can accuse you!
Fingers may point and voices may demand, but the charges glance off like arrows hitting a shield. No more dirty dishwater. No more penance. No more nagging sisters.

You have stood before the judge and heard him declare, “Not guilty.”


From In the Grip of Grace

Copyright (W Publishing Group, 1996) Max Lucado

Untangling Life's Knots

by Max Lucado

It’s your best friend’s wedding.
“I’ll take care of the reception,” you’d volunteered.
You planned the best party possible.
You hired the band, rented the hall, catered the meal, decorated the room, and asked your Aunt Bertha to bake the cake.
Now the band is playing and the guests are milling, but Aunt Bertha is nowhere to be seen.
Everything is here but the cake.

You sneak over to the pay phone and dial her number.
She’s been taking a nap. She thought the wedding was next week.

Oh boy! Now what do you do?
Talk about a problem!
Everything is here but the cake …

Sound familiar? It might.
It’s exactly the dilemma Jesus’ mother, Mary, was facing.
Back then, wine was to a wedding what cake is to a wedding today.
What Mary faced was a social problem.
No need to call 911, but no way to sweep the embarrassment under the rug, either. When you think about it, most of the problems we face are of the same caliber.

We’re late for a meeting. We leave something at the office. A coworker forgets a report. Mail gets lost. Traffic gets snarled. The waves rocking our lives are not life threatening yet. But they can be. A poor response to a simple problem can light a fuse.

For that reason you might want to note how Mary reacted.
Her solution poses a practical plan for untangling life’s knots.
“They have no more wine,” she told Jesus (John 2:3). That’s it.

That’s all she said. She didn’t go ballistic. She simply assessed the problem and gave it to Christ. It’s so easy to focus on everything but the solution. Mary didn’t do that. She simply looked at the knot, assessed it, and took it to the right person. “I’ve got one here I can’t untie, Jesus.” “When all the wine was gone Jesus’ mother said to him, ‘They have no more wine’” (John 2:3).

Please note, she took the problem to Jesus before she took it to anyone else.
A friend told me about a tense deacons’ meeting he attended.
Apparently there was more agitation than agreement, and after a lengthy discussion, someone suggested, “Why don’t we pray about it?” to which another questioned, “Has it come to that?” What causes us to think of prayer as the last option rather than the first?


From A Gentle Thunder
Copyright (W Publishing Group, 2006) Max Lucado

This is not a war, sis...

Sekedar ngeluarin apa yang ada di pikiran ku neh setelah baca comment dari martha -yang lebih panjang dari comment nya dita- hahaha. Feel free aja kalo mau nulis panjang, asal ngga ngelanggar batas-batas yang aku tentuin, kalo sampe ke delete brati ada something yang ngga sesuai dengan syarat dan ketentuan berlaku yang aku tetapin hehehe *grin*

Yang pertama, terjadinya perbedaan pendapat yang terjadi di dalam diri semua pihak adalah suatu hal yang wajar. Masing2 orang punya prinsip yang berbeda dalam memandang dan menyikapi suatu hal. Semuanya sah-sah saja, tapi yang jelas, kita hidup untuk melakukan dan mencapai yang terbaik kan? Dan yang terbaik tentunya yang seturut dengan kehendak Tuhan. Buat aku, forum ini bukan 'perang' kayak kata2 yang dipilih martha. Forum ini jadi ajang tukar pendapat yang bisa membuat kita semua yang terlibat di dalamnya berproses bersama untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus -sempurna seperti Kristus. Sekali lagi disadarin kalau ternyata semua tulisan2 ku yang ada di sini bisa dibaca banyak orang -sekalipun orang itu ngga kenal aku ^^ *that's a nice thought, really* sebuah komitmen barusan dibuat neh ^^ doain yah hehe.

Yang kedua, memang bener rasae ngga nyambung tentang posting ku yang ngebahas tentang cinta manusia lantas tau2 ngebahas cinta Tuhan yang tak terbatas. Huehehehe. Mungkin kecuali tentang kesamaan inisial JC: Jesus Christ n Jackie Chan -according to martha hehehe- *pengamatan yang jeli ^^*
Ternyata kalau dipikir2 selama kita masih hidup, tentunya kita ngga akan terlepas dari Sang Pemberi Hidup dan Pencipta kita. Jadi, apapun yang kita lakukan di dunia ini sudah sepatutnya dinilai dan dicermati dengan segala teladan dan pengetahuan dari Sang Pencipta. Ada pernyataan yang menyatakan bahwa kita diciptakan seturut dan serupa dengan gambar Allah, maka itu berarti kita diciptakan untuk menjadi serupa dengan Allah -bukan sama dengan Allah! Dan bagaimana kita menjadi serupa dengan Allah? Tentunya dengan kekuatan kita sendiri, tidak akan pernah bisa -mustahil! Hanya karena anugerah dan karunia dari Allah saja, maka kita akan bisa menjadi serupa dengan Allah. Tapi ini pun sebuah pilihan. Yang namanya anugerah adalah suatu pemberian dan sebuah pemberian tentunya tidak diterima dengan paksaan. Sang calon penerima boleh memilih untuk menolak atau menerimanya.

Yang ketiga, mengenai kalimat ini,
"kalo kita tidak ingin disakiti, jangan menyakiti,
kalo kita tidak ingin tidak dihargai, jangan tidak menghargai"
setuju banget, tapi bisa lebih baek lagi bila kita bilang,
"kalau kita ingin dikasihi, marilah mengasihi terlebih dahulu;
kalau kita ingin dihargai, marilah menghargai terlebih dahulu."
Kembali ke teladan yang sudah diberikan Yesus Kristus, Dia telah mengasihi manusia terlebih dahulu -bahkan saat manusia masih berdosa dan menolakNya!
namun Yesus tetap setia mengasihi manusia sehingga Dia tidak rela meninggalkan penderitaan yang harus ditanggungNya (untuk menebus dosa manusia) daripada Dia hanya berpangku tangan dan menyaksikan kekasihNya (baca: Anda dan saya) melangkah menuju ke penderitaan kekal. Sebuah teladan kasih yang mungkin masih mustahil untuk bisa dilakukan (rela mati demi sesama).
Dan tentunya tidaklah mudah untuk melakukannya. Yang jelas tidak semudah menulis atau berucap. Kekuatan dari Tuhan yang jelas menjadi satu-satunya sumber harapan yang bisa kita andalkan. Cari dan minta dengan sungguh-sungguh, maka kita akan beroleh kemampuan untuk setia mengasihi sesama -sekalipun dikecewakan.

Yang terakhir, this is not a war or a fight, sis...
Aku ngerasa seneng, ada yang baca posting2 ku n feel motivated. Dengan ngebaca comment2 yang ada, selalu membuat aku belajar suatu hal yang baru. Menemukan hal-hal berharga yang sebelumnya mungkin tidak pernah aku perhatikan. Thanks a lot buat semua pembaca yang setia membuka dan membaca posting2 ku ^^

Selamat belajar dan bertumbuh di dalam Kristus Yesus!