Monday, July 28, 2008

Teratur vs Rutin

Alarm bunyi. Dimatiin. Bobok lagi beberapa menit (kalo engga kebablas). Jam 6 bangun. Masak aer buat mandi. Masak nasi. Renungan pagi. Jalan-jalan. Siapin sarapan. Kalo hari Minggu, mandi, siap-siap kebaktian di GKI Kutisari. Diulang terus tiap pagi. Keteraturan atau rutinitas?

Setiap pulang rumah, kalo udah malem, kunci pintu, kunci nya dibiarin nempel di lubang kunci. Beres2 rumah. Nyuci piring. Ngerendem tempat nasi. Beresin lauk (kalo ada yang engga habis). Masukin ke lemari es. Keteraturan atau rutinitas?

Tiap hari Senin pagi, masukin baju2 kotor ke semin cuci. Nyuci, trus njemuri. Hari Kamis nyci sesi kedua (jemuran engga cukup, lagian mesinnya udah overload -engga cukup). Hari Minggu siang, nyetrika. Keteraturan atau rutinitas?

Yang mana yang benar? Teratur atau rutin? Yang mana yang lebih baik?

Teratur. Makan teratur. Jam makan yang teratur. Pasokan gizi yang lengkap dan teratur. Baikkah? Baik, tentu saja! Perlu dilakukan secara rutin? Semestinya demikian!

Teratur. Menyikat gigi secara teratur. Minimal 2 kali sehari. Periksa gigi rutin minimal 6 bulan sekali. Nah, teratur atau rutin?

Keteraturan akan mengarah ke sebuah rutinitas.
Segala sesuatu yang diatur tentunya akan membawa dampak yang baik -diharapkan demikian, kalau engga menghasilkan sesuatu yang baik, kenapa musti repot-repot membuat pengaturan?

Sesuatu yang diatur. Sesuatu yang diulang. Lama kelamaan akan menjadi rutinitas. Menimbulkan kebosanan? Mengulang makan di tempat yang sama terus: bosan. Mengulang makan jenis makanan yang sama terus: bosan. Mengulang mengatakan hal yang sama terus: bosan. Mengulang menasihati orang yang sama terus: bosan.

Akibat dari bosan? Berhenti melakukan hal yang sama. Jenuh. Ingin mencoba hal yang berbeda. Mencoba hal yang baru. Keluar dari keteraturan. Namun, pada akhirnya juga akan terjadi lagi hal yang sama.

Dari keteraturan. Bosan. Jenuh. Mencoba hal-hal yang baru. Hal yang baru lama kelamaan akan menjadi hal yang lama juga. Kembali kepada keteraturan. Rutinitas lagi! Bosan lagi! Jenuh lagi! Mencoba hal yang baru lagi. Rutinitas lagi! Bosan lagi! Jenuh lagi! Engga ada habisnya.

Jadi, apa yang harus kita lakukan supaya tidak terjebak dalam rutinitas? Supaya tidak terjerumus dalam kebosanan dan kejenuhan?

Mengubah cara berpikir kita. Memaknai setiap pekerjaan yang kita lakukan dengan hal-hal yang idealis. Menikmati rutinitas yang kita lalui dengan penuh rasa syukur.

Alarm bunyi. Bersyukur buat pendengaran yang masih tajam.
Bangun dari tempat tidur. Bersyukur buat kaki yang masih kuat menyangga tubuh kita.
Masak aer. Bersyukur buat kompor n gas yang masih bisa kita pakai.
Mandi. Bersyukur buat aer bersih yang masih mudah didapatkan.
Mengupil. Bersyukur buat filter kotoran yang masih berfungsi dengan baek.

Makan. Supaya tubuh kita tetap mendapatkan gizi yang diperlukan.
Jalan-jalan. Supaya tetep sehat, olah raga teratur. N supaya masa tua nanti masih tetep sehat n bisa menimang cucu buyut cicit dengan perkasa. Hihihihi.
Sikat gigi. Supaya gigi engga berlubang n bisa tetep makan makanan keras sampe tua. Hahaha.

Yah, sebagian besar, semuanya demi mendapatkan masa depan yang lebih baek. Tentunya kita semua mau menikmati masa depan dengan nyaman, kan? Dan tentunya harapan2 yang baek lah yang akan terus memacu kita untuk bisa menjalani rutinitas dengan tetap semangat! Dan melakukan berbagai macam pengaturan dan perencanaan dengan lebih cermat, tentunya!

Thursday, July 24, 2008

Culex!

Hari Selasa yang kemaren, siang hari pergi nemuin orang di deket Pizza Hut Jemursari. Jam menunjukkan 13.00 dan tepat pada waktu itulah aku bikin janji buat ketemuan. Masuk ke dalam kantornya, tak ada prasangka buruk apapun, cuman kesan pertama begitu menghirup udara di ruangan Bapak Pimpinan, aroma yang tercium adalah bau yang paling aku hindari. Rokok. Yang jadi masalah bukan pada rokoknya, tampaknya sirkulasi udara cukup baik n aku engga seberapa terganggu dengan asap rokok yang terus mengepul dari bibir Bapak Pimpinan. Yang jadi masalah adalah, setelah beberapa menit perkenalan, ada seekor nyamuk culex yang dengan nyantai hinggap di siku tangan kananku. Dan dengan perlahan namun pasti, si culex ini menghunjamkan tusuknya ke dalam kulitku. Waduh! Gatal bukan kepalang! Maka, dengan sigap, jari kiri ku berusaha menghimpitnya! Engga kena! Hahaha, kalah gesit. Walaupun si culex dengan nikmat menyedot makanannya, ternyata dia masih cukup waspada terhadap serangan mematikan. Dan setelah 'pengejaran' yang tanpa membawa hasil, malahan berdampak pada banyaknya bentol2 bekas tusukan jarum si culex, maka tidak ada bangkai culex yang tergelatak saat aku meninggalkan ruangan Bapak Pimpinan.

Belajar dari si culex, sebuah pelajaran tentang kepekaan dan kegigihan. Dengan daya penciumannya yang tajam, si culex mampu mengendus adanya sumber makanan yang bisa dihisapnya. Dan berkat kepekaannya, si culex berhasil menghindar serangan-serangan mematikan yang harus dihadapinya saat dia menikmati makan siangnya. Sekali dia terusir, dia kembali lagi dengan semangat yang baru. Ditusukkannya penyedotnya lagi. Berulang kali. Hingga 7 bentol baru yang gatal bersarang di area siku tangan kananku. Benar-benar pantang menyerah.

Kepekaannya terhadap bahaya membuatnya berulang kali 'selamat' dari pitesanku. Hahaha. Kegigihannya meninggalkan bekas bentol-bentol di kulitku. Berkat kepekaan dan kegigihannya itulah, si culex bisa menyambung hidupnya. Perjuangan untuk mencari sumber makanan telah didapatkannya, mungkin belum juga kenyang dia rasakan, namun kurasa cukup membuat dia bertahan hidup beberapa jam mendatang.

Dan bagaimana dengan kita, manusia?
Dengan berbagai bahaya yang mungkin jarang kita jumpai saat kita mencari makan. Di mana kegigihan kita? Si culex menghadapi ancaman hidup dan mati. Kita? Mungkin posisi kita terancam oleh karena fitnah seseorang. Mungkin nama baik kita tercoreng karena hasutan orang lain. Mungkin kita dikhianati teman baik kita. Mungkin kita dikecewakan orang yang kita andalkan. Mungkin sebuah janji tak ditepati. Akankah kegigihan kita dalam menjalani hidup akan sirna?

Dengan tetap peka terhadap lingkungan sekitar, waspada terhadap segala kemungkinan bahaya yang ada, tentunya akan meminimalisasi akibat2 buruk. Bisa jadi, pukulanku ada beberapa yang 'nyerempet' salah satu kaki si culex. Mengakibatkan si culex patah hati... eh patah kaki. Yah, mungkin di saat kita menghadapi 'bahaya' pun akan ada beberapa bagian dari diri kita yang akan merasakan sakit. Entah itu patah kaki atau patah hati. Hahaha.

Selain peka terhadap lingkungan, tentunya kita juga musti peka terhadap apa yang Tuhan mau. Manusia -makhluk Tuhan yang paling sempurna- diciptakan untuk melakukan perbuatan baik. Dan tentunya harapan dari Sang Pencipta, hasil yang sempurnalah yang Dia kehendaki. Walaupun mustahil kita bisa sempurna, bila kita mengusahkan ke arah sempurna, tentulah yang dihasilkan -bisa dipastikan- BAIK adanya. (jadi inget kotbah hari Minggu kemaren)

Tetap jaga kepekaan, waspada dan tetap gigih berjuang!

Monday, July 21, 2008

Kenalan, yuk!

"Rik, kenalno nih... bla bla bla..."
"Eh, Ka... ini lho... bla bla bla..."
"Ki, ini temenku, namae... bla bla bla..."

Siapa sih yang seumur hidupnya belum pernah kenalan? Perasaan semua orang yang paling engga sudah lahir ke dunia pasti sudah pernah mengalami proses perkenalan. Seorang bayi yang baru lahir pun sudah dikenalkan kepada dunia yang baru, kepada saudara-saudara papa mama nya yang datang menjenguk, kepada teman-teman papa mama nya yang antusias mentowel2 pipinya.

Beberapa hari yang lalu, kemarin tepatnya, aku kenalan sama seseorang (ya pasti lah). Seperti biasa, selalu ada yang namanya kesan pertama. Dan sayangnya, kesan pertama yang aku dapet cukup buruk. Penilaianku terhadap orang yang dikenalkan kepadaku ini 3/10. Segala usaha aku lakuin buat bisa mengenal dirinya dengan lebih baik, dengan harapan penilaianku terhadap dirinya akan mengalami perbaikan. Namun, apa daya, yang terjadi malahan sebaliknya. Akibat disodori perlakuan 'dingin' dan 'acuh tak acuh'nya, aku pun jadi mundur teratur. Agak ngeri buat ngelanjutin percakapan.

Malam harinya, saat buatku merenung, ditemani alkitab yang terbuka dan catatan renungan malamku, aku berpikir tentang perkenalan. Di saat kita memperkenalkan diri kita dan mengenal seseorang, maka yang terjadi adalah kita membuka diri kita. Menyatakan identitas diri kita kepada orang tersebut, dan demikian pula sebaliknya. Harapanku tentang sebuah perkenalan adalah, tidak hanya berhenti pada sebuah 'pertukaran' nama, namun lebih dalam lagi kepada pengenalan karakter orang tersebut. Dan bila ada 'kecocokan' dalam beberapa hal (hobbies, interests, principals, etc.) maka perkenalan tersebut akan berlanjut ke tahapan yang lebih dalam lagi. Dari perkenalan menjadi proses 'saling berbagi'.

Sebenarnya dalam perkenalan pun sudah terjadi proses saling berbagi. Namun hanya sebatas informasi saja. Perkenalan menjadi pertemanan. Pertemanan menjadi persahabatan. Dan bila memungkinkan persahabatan akan menjadi hubungan yang lebih intim lagi: persahabatan sejati tanpa pamrih.

Nah, sebuah hubungan/relasi akan menjadi lebih intim bila kedua belah pihak saling membuka diri. Kedua belah pihak sama-sama mengungkapkan apa yang mereka rasakan tentang diri satu sama lain. Kedua belah pihak sama-sama memiliki tujuan yang sama, dan mereka sepakat untuk saling membantu untuk mewujudkannya. Selama proses tersebut tentunya akan terjadi berbagai macam 'gesekan' yang mengakibatkan rasa sakit, bahkan luka yang membekas. Ada kalanya, salah satu pihak akan 'menyerah' dan menyatakan 'berhenti'. Tidak ingin melanjutkan hubungan yang terlah terjalin. Akibatnya? Selesai.

Kadang 'perhentian' tersebut tidak terjadi secara jelas. Bisa terjadi secara perlahan. Diawali dengan tidak adanya kabar. Jarang komunikasi. Dan akhirnya terjadi 'penyelesaian'. Namun bisa juga 'perhentian' itu terjadi dibarengi dengan sebuah 'ledakan'. Emosi yang lama dipendam, kejengkelan yang ditahan, kemarahan yang tak tersalurkan, akhirnya meledak! Dan yang bisa berakhir pada 'penyelesaian' yang berarti rekonsiliasi dan bisa juga berarti selesainya hubungan, tidak ada yang perlu dilanjutkan.

Diawali dengan perkenalan. Diakhiri dengan perpisahan. Sebenarnya bukan hal yang menyedihkan, sangat wajar malahan. Sebuah pertemuan pastilah akan diakhiri dengan perpisahan. Sebuah perkenalan pun pada akhirnya akan diakhiri dengan perpisahan. Yang menyedihkan adalah bila masih ada kesempatan untuk melakukan perbaikan, namun tidak dilakukan. Masih ada kemungkinan untuk rekonsiliasi namun tidak juga diusahakan.

Selalu ada kekuatan yang ditambahkan bila kita berharap pada hal-hal yang baik, bila kita berharap kepada Tuhan dan memohon kekuatan dariNya.

Yesus mengenalkan diriNya kepada manusia. Menjadi seorang anak. Menjadi seorang murid. Menjadi seorang pengajar. Menjadi seorang pendengar. Menjadi seorang guru. Menjadi seorang sahabat. Menjadi seorang penyelamat. Dan dari sepanjang hidupNya di dunia ini, apakah Yesus memiliki seorang sahabat sejati?

Apakah seorang sahabat akan membiarkanmu berdoa sendirian
atau akankah dia terus berjaga untuk berdoa bersamamu?

Apakah seorang sahabat akan mengingkari janjinya sendiri
atau akankah dia terus berusaha untuk memenuhinya?

Apakah seorang sahabat akan mengatakan, "aku tidak mengenal dia!"
atau akankah dia dengan bangga menyatakan, "ya, dia sahabatku!"?

Apakah seorang sahabat akan terbirit-birit ketakutan meninggalkanmu sendiri
atau akankah dia dengan gemetar ketakutan namun tetap berada di sisimu?

Selamat berkenalan!

Sunday, July 20, 2008

Wedding (lagi)

Masih juga belum kelar rentetan wedding temen2 nih. Siang tadi ke rumah Kak Herma (maunya nengokin si mungil, ternyata lagi bobok, jadi kita musti cukup puas ketemu mamanya ajah). Sampe di rumah, cek hape ternyata ada sms dari Dita, "Ce mau mnt tlg km jd singer..." hahaha. Serasa jadi selebritis. Belum juga genap 24 jam berlalu setelah menunaikan 'tugas' jadi singer di Yusak & Shirley, sudah ada tawaran 'job' laen hahahaha. Setelah nanya macem2 n nyocokin jadwal, berakhirlah dengan sms, "... it's a great privilege to me for having u singing at my big day..." Wuih! Jadi tersanjung. Hahaha. Suaraku menawan hati rupanya. Hahahaha.

Serupa dengan Kristus & Menghasilkan Kebaikan

Kebaktian Minggu, 20 Juli 2008
Pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus
GKI Kutisari Indah pk. 09.00 WIB
Dilayani oleh: Pdt. Setyahadi, S.Th.

Ayat Pembuka:
Terpujilah Tuhan!
Hari demi hari Ia menanggung bagi kita;
Allah adalah keselamatan kita.
S e l a

Allah bagi kita adalah Allah yang menyelamatkan,
ALLAH, Tuhanku, memberi keluputan dari maut.

-Mazmur 68:20-21


Berita Anugerah:
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

-Efesus 2:8-10

Bacaan:
Kejadian 50:15-21
Mazmur 30:1-6
Titus 3:1-8
Matius 5:13-16

Buah kebaikan. Bagaimanakah kita bisa menghasilkan buah kebaikan? Sebelum menjawab pertanyaan ini, lebih baik kita jawab terlebih dulu pertanyaan berikut, "Mengapa kita diminta menghasilkan buah kebaikan (melakukan kebaikan)?"

Rasul Paulus mencatat dengan jelas di dalam suratnya kepada jemaat di Efesus. "...Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik..." (Efesus 2:10a LAI -cetak miring dari saya). Kita diselamatkan semata-mata karena anugerah Tuhan (tanpa ada embel-embel apapun: tidak perlu kita melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, tidak juga kita perlu mengeluarkan biaya sepeser pun untuk membelinya).

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Produk unggulan, yang terbaik di antara semua ciptaanNya. Apa yang kita harapkan saat kita membeli sebuah produk yang baik? Harga yang mahal sudah kita bayar, produk yang baik tadi sudah menjadi milik kita. Tentunya kita mengharapkan hasil yang baiklah yang akan kita dapatkan darinya, bukan? Sebuah mobil keluaran terbaru dengan segala kelengkapan teknologi yang telah disempurnakan (kayak bahasa ya... -ejaan yang disempurnakan- hihihi), harga jualnya tinggi (dibandingkan produk sejenis lainnya). Di saat kita membeli mobil tersebut, pastilah kita akan kecewa bila menemukan ketidakberesan dari sistem rotasinya, pengeremannya, sekirutasnya, akselerasi yang tidak sesuai dengan yang telah dipropagandakan. Bukan hasil yang baik yang kita peroleh dari mobil baru tadi. Itukah yang kita harapkan? Bila mengetahui akan demikian hasilnya, masihkah kita akan mengeluarkan biaya sedemikan besar untuk memilikinya?

Manusia. Diciptakan sebagai ciptaan paling sempurna. Dengan tujuan untuk melakukan pekerjaan baik. Menghasilkan pekerjaan baik. Jadi, hal-hal baik apakah yang telah kita hasilkan?

Mari kita lihat Kejadian 50:19 di sana dicatat kisah Yusuf yang tidak membalas perbuatan saudara-saudaranya (yang dulunya berlaku jahat terhadap Yusuf) walaupun Yusuf memiliki kesempatan untuk melakukannya. Yusuf memberikan kebaikan kepada saudara-saudaranya.

Dalam suratnya kepada Titus, Paulus menulis, "... agar mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia." (Titus 3:8b LAI -cetak miring dari saya). Berusaha dengan sungguh-sungguh. Bukan dengan asal-asalan. Mungkin dengan kata yang lebih ekstrim bisa dibilang dengan "mati-matian". All out. Rasanya engga perlu penjelasan lebih lanjut tentang istilah "mati-matian". Sudah jelas.

Saat kita menghadapi keadaan terjepit (tidak bisa ke mana-mana), biasanya usaha kita adalah akan berusaha "mati-matian" untuk bisa keluar dari permasalahan yang sedang kita hadapi. Dan tentunya, untuk menghasilkan sesuatu yang baik. Bukankah kita diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik?

Selamat menghasilkan kebaikan!

Saturday, July 19, 2008

Yusak & Shirley

Akhirnya hari ini hampir terlewati. Yang jelas event yang mbuat 'jantungen' sudah terlewati dengan deskripsi satu kata: 'legaa' Hahaha. Setelah melewati lagu pertama, "Father We Commit to You" paling engga sudah bisa bernafas sedikit lega. Beberapa menit sebelum Kebaktian Peneguhan & Pemberkatan Nikah Yusak & Shirley dimulai pk. 11.00 tadi, para singer (Dina, Abed, Michael n aku) sempet latihan sebentar. Pemanasan n nyoba nyanyi 2 lagu yang bakal dinyanyiin dengan 4 suara (SATB: sopran, alto, tenor, bass). Hasilnya? Mengerikannn!! Hahaha. Nada yang dinyaiin fals semua. Hahaha. Sampe kita semua jadi grogi bareng. Hihihi. Akhirnya setelah nyoba untuk kedua kalinya, hasilnya ada perbaikan. Dan jam sudah menunjukkan 10.50 (tanda kita semua musti masuk ke dalam gedung gereja untuk bersiap memulai prosesi!). Waks! Jam 10.30 tadi Meikel sudah ajak semua pelayan kebaktian untuk doa bareng. Jam 10.50 pemusiknya masuk n minta doa (lagi): pas doa jam 10.30 tadi pemusiknya engga ikutan. Walhasil singer nya doa dua kali. Dan kayaknya doa dua kali mbuat aku lebih mantep, paling engga setelah doa yang kedua kalinya mbuat aku agak pede. Hahaha. Tapi setelah muncul di depan jemaat yang hadir, perut mulai bereaksi. Telapak tangan mulai basah. Dina yang berdiri di sebelahku pun mulai panik. Hahaha. Gawats. Dan ternyata waktu sepuluh menit serasa jadi sepuluh jam! Berdiri berlama-lama di depan jemaat, disorot lampu fotografer yang menyala, disembur hawa dingin AC. Wuih! Bener2 mbuat masa penantian makin panjang deh.

Dan akhirnya! Kedua mempelai beserta Pdt. Setyahadi dan majelis sudah siap berdiri di depan pintu gereja. Anggukan kepala liturgos, Michael Loekito pun disambut dengan intro lagu pembukaan oleh Fellicia. Siap atau tidak siap, inilah saatnya! Dina n aku musti nyanyi 2 baris lagu dengan beberapa nada yang berbeda! Aiyah! Semoga engga fals. Hahaha. Dan aku ngerasa hasilnya udah jauh lebih baik dibandingkan waktu latihan. Huahahahaha (tawa kelegaan). Tapi entah juga apa kata jemaat yang mendengarkan. Hehehe. Pas mulai nyanyi juga engga grogi banget, apa pasal? Jemaat semuanya menoleh ke belakang semua, ngeliatin prosesi yang terjadi. Fiuh!

Dan kebaktian pun berjalan sesuai dengan rencana. Dan seperti biasa ada aja hal-hal kecil yang kelupaan dilakukan. Hohohoho. Coba tebak, di kebaktian kali ini point apa yang kelewat? Yang nyadar kayaknya cuman beberapa gelintir. Bahkan mempelai pun kelupaan tampaknya. Sampai dengan ibadah berakhir baru 'kelupaan' tersebut dikoreksi. Hehehe.

Duet, "Persembahanku" oleh kedua mempelai mengakhiri rangkaian ibadah (kayaknya lagi trend ya, mempelai nyanyi berdua di pernikahan mereka hahaha). Pertama kali menyaksikan manten yang nyanyi duet di pernikahan mereka di Fei's (ehm, tapi kayaknya kurang tepat kalau disebut duet ya... lha wong Andi yang nyanyi sendiri lagu, "Karena Cinta" kasi surprise buat Fei, hihihi). Selanjutnya, sesi yang ditunggu-tunggu para rekan dan handai taulan: FOTO BERSAMA! Hahaha.

Berita teranyar nih (buat yang belum tau): Adeknya Regina udah lahir di hari Selasa, 15 Juli 2008, panggilannya bisa Celin bisa Dea. Nulisnya kayak apa aku belum tau (masih belum sempet niliki -tenang, tenang, besok rencana mau niliki kok; ndak ndak e anake selak isa mlayu2 hahaha). Beratnya 50kg (eh salah... itu panjangnya -dalam satuan cm, tentunya!) beratnya 3kg lebih.

Have a blessed weekend, everyone!
Besok Perjamuan Kudus di GKI Kutisari Indah, selamat mempersiapkan hati mengikuti perjamuanNya!

Perubahan itu Perlu

Kayak slogan salah satu iklan produk rokok yang strategi periklanannya baru-baru aja diluncurkan, ya. Huehehehe. Bukannya mau beriklan atau mendorong orang buat ngerokok, tapi akhir2 ini emang ngerasain ada banyak perubahan yang terjadi (dalam diriku, maupun) di sekelilingku.

Coba saja kembali ke tanggal 6 Juli 2008. Ada apa? Hari Davy & Christine menikah! Serentetan perubahan terjadi mengkuti event satu ini. Dimulai dari pertama kalinya aku beli tiket kerta api dengan nominal 1,2 juta rupiah (dalam satu kali transaksi) -beli tiket kereta pulang pergi buat 6 orang penumpang (@100.000 IDR). Bwohohoho. 1,2 juta kan? Trus, pertama kali pengalaman Cimot naek kereta api (kurang dari 4 hari, Cimot udah 2 kali naek kerat api tuh... hahaha). Pertama kalinya Cimot & Ivana bobok di rumah Semarang. Pertama kalinya pengalaman jadi sie driver di Semarang (beberapa kali salah jalan :p maklum, di Semarang jarang kluyuran, baru bisa nyetir aja di Surabaya :p hehehe). Dan yang jelas, Christine sekarang jadi istrinya Davy. Hehehehe.

Perubahan yang berikut? Ada Maudy yang ikut ke Surabaya di perjalanan balek ke Surabaya. Akhirnya setelah sekian lama engga pernah duduk bareng Maudy di kereta, akhirnya duduk bareng juga, cuman bedanya, kalau dulu Maudy musti aku tinggal bobok, sekarang aku berjuang buat engga bobok. Hahaha. Kebanyaken topik buat diomongin. Heran, padahal Maudy juga mau bobok di rumah. Tapi entah ngapa ngerasa ada dorongan buat engga bobok. Jadi walau 2 malem engga isa bobok enak n capek berat gara2 nyetir ke sana kemari, selama 3 jam pertama perjalanan bisa 'bertahan' ngomong ngalor ngidul sama Maudy. Nafsu makan melonjak jadi gila-gilaan. Begitu pula Cimot. Hahaha. Kayaknya Cimot betah n cocok sama suasana Semarang. Jadi doyan makan, tuh. Hihihi.

Perubahan yang terjadi pada diriku? Hmm... mungkin lebih banyak daripada yang bisa aku sadari. Lebih baek tanya aja sama orang-orang yang ada di dekatku. Minta mereka buat inget2 betapa 'aneh' diriku yang dulu. Hahahaha. Betapa dulu aku sering menutup pintu kamar kos n jarang banget keluar kamar. Betapa dulu aku benar-benar menikmati suasana 'sendiri'. dan sekian betapa-betapa yang laen. Hahaha. Trus ada juga penambahan berat badan yang diikuti gosip tak tentu arah... hahaha). Mode yang jadi sering ngantuk dan para gosiper pun makin bersorak gila-gilaan mengkonfirmasi bahan gosipnya! Hahahaha.

Dalam waktu sebulan. Dalam waktu seminggu. Dalam waktu sehari. Ada banyak perubahan yang terjadi. Baik itu terjadi terhadap lingkungan di sekitar kita, maupun terjadi di dalam diri kita sendiri. Pengalaman yang bertambah. Kegagalan yang kita alami. Kegembiraan karena kunjungan seorang teman baek (yeah, you're still inside my mind, Mbel). Cuaca yang dingin menggigil di pagi hari dan panas menyengat di siang hari -perubahan cuaca yang tak menentu. Bahkan, dalam waktu semenit pun ada perubahan. Dalam sekejap, bila kita cermati perubahan juga ada. Hanya dalam sesaat, kita bisa menyelesaikan bacaan kita. Dalam sekejap, kita bisa menyentuh tombol ctrl+t dan membuka sebuah tab baru (bagi pengguna mozilla firefox).

Perubahan yang bagaimana yang diperlukan?
Terlepas dari perubahan itu perlu atau tidak, perubahan tidak dapat kita hindari. Selama kita masih bernafas, setiap helaan nafas kita akan senantiasa membawa perubahan. Siapa yang bisa bilang, seberapa bagus kualitas udara yang kita hirup di sini dibandingkan di sana?

Nah, perubahan seperti apa yang kita harap terjadi dalam diri kita? Semoga harapan kita seturut dengan kehendak Sang Pencipta.

Selamat berubah!

Tuesday, July 15, 2008

Pernikahan Yang Akan Datang

Masih juga belum selesai dengan berbagai serentetan 'kesibukan' pernikahan. Fiuh! Semalem latihan terakhir untuk Pernikahan Yusak & Shirley sabtu ini. Waw! Masih belum bisa 'rapi' bener2 ngerasa belum siap buat isa memberikan yang terbaik. Bolak balik masih juga ada beberapa nada yang engga pitch. Gawat. Di Pernikahan Yusak & Shirley ini, aku dipercayai jadi singer. Weleh. Dan yang mbuat takjub lagi nih, opening song nya sama dengan yang aku pilih pas 20 Desember 2007 yang lalu. Cuman bedanya, kali ini aku ikutan nyanyi, sementara yang dulu PS Ekklesia yang nyanyi. Trus juga bedanya dulu lagu "Father We Commit to You" dinyanyiin sampe berulang (my bad -hahaha) dan (semoga) yang kali ini engga meneladan yang lalu. Hehehe.

Semoga semuanya berjalan lancar ya.
Doain buat kedua mempelai: Yusak & Shirley.

Saturday, July 12, 2008

M I B

You may know this person or you may not.
A very kind of person I know.
Smart. Diligent. Highly initiative.
Nice to share with.
Fun to shop with.
Good at make people laugh.

A friend and a sister.
A companion and a traveler.
From Tennessee to Jakarta.
From Jakarta to Semarang.
From Semarang to Surabaya.
All those miles had been crossed less than two weeks.

Now, I'm thinking that I'm gonna miss her.

Wednesday, July 02, 2008

Charged!

Beberapa waktu terakhir ini aku merasa sangat capek. Jenuh. Suntuk. Mungkin temen-temen yang terus ngebaca postingan-postingan ku bisa "membaca" nya di sana.

Sempet kebingungan juga, gimana caranya bisa mengalaim pemulihan. Coba cari cara buat refreshing, baca-baca buku, tidur, maen game, liat dvd, masih juga belum ada perubahan. Dengerin kotbah di kebaktian Minggu juga rasanya sambil lalu begitu aja. Engga paham dengan jelas. Entah itu karena pengkotbah nya yang emang mbulet penyampaiannya atau aku nya yang emang engga mudengan. Hahaha.

Tapi syukurlah, pada tanggal 29 Juni 2008 kemaren aku bertugas untuk membuat catatan kotbah. Maka setelah sekian lama meninggalkan "kebiasaan" membuat catatan kotbah, akhirnya pada hari Minggu kemaren aku membawa serta kembali notes catatan kotbahku. Duduk di kursi paling belakang bareng hubby n cimot (hubby n aku tugas jadi penerima jemaat kebaktian pemuda -hie?? jadi pemuda lagi, hahahaha). Dan di sanalah aku mencatat dan mencatat hal-hal yang aku dapatkan di setiap kata yang pengkotbah katakan. Dan, hasilnya? Bisa dilihat di sini. Hasil yang tidak bisa dilihat di sana (hahahaha), yang aku mau ceritakan di sini (banyak kata ganti penunjuk yaaa... hahaha).

Setelah hampir satu tahun aku berhenti membuat catatan kotbah (kecuali untuk acara PA), akhirnya "gara-gara" ada www.gkikutisari.com dan aku "direkrut" untuk menjadi penyumbang tulisan di sana, dan juga karena adanya kerinduan dari sesama penulis di sana yang pengen menampilkan resensi kotbah kebaktian Minggu tiap minggu, maka disusunlah jadwal penulisan resensi kotbah. Dan giliranku terjadi pada tanggal 29 Juni kemaren.

Kegiatan ini rupanya membawa pengaruh yang sangat baik buatku. Aku jadi 'mudeng' kotbah yang disampaikan (setelah beberapa Minggu engga mudeng). Aku jadi di'recharge' di tengah-tengah segala kesuntukkanku. Aku mengalami 'sedikit' pemulihan. Aku kembali disemangati oleh adanya temen-temen yang rindu untuk menulis. Cukup banyak ya dampaknya ^^ dan aku mensyukuri semuanya itu.

Puji Tuhan!
Semoga proses pemulihan ini terus berlangsung dan bisa 'menular' ke hal-hal yang laen (terutama orang-orang yang berada dekat denganku -yang dulu, sekarang maupun yang akan datang).

Cobalah sendiri dan rasakan bedanya!
Being charged by His love ^^v

Tuesday, July 01, 2008

Friendship Week

FAKE FRIENDS: Never ask for food.
REAL FRIENDS: are the reason you have no food.

FAKE FRIENDS: Call your parents Mr/Mrs.
REAL FRIENDS: Call your parents DAD/MOM.

FAKE FRIENDS: never seen you cry.
REAL FRIENDS: cry with you

FAKE FRIENDS: Borrow your stuff for a few days then give it back.
REAL FRIENDS: keep your shirt so long they forget its yours.

FAKE FRIENDS: know a few things about you.
REAL FRIENDS: Could write a book about you with direct quotes from you.

FAKE FRIENDS: Will leave you behind if that is what the crowd is doing.
REAL FRIENDS: Will kick the whole crowds that left you.

FAKE FRIENDS: Would knock on your front door.
REAL FRIENDS: Walk right in and say "I'M HOME!"

FAKE FRIENDS: Are for a while.
REAL FRIENDS: Are for life.

FAKE FRIENDS: Will ignore this
REAL FRIENDS: Will send it back to you

Barusan buka messages di Friendster n nemu message dari Agustinus -who is my elder brother. Otomatis aku kirim balek ke dia sih n ke beberapa temen juga. Entah kenapa kalau aku dapet kiriman msg semacem kayak gitu (sebagian besar tentang friendship), pasti aku terusin atau paling engga aku kirim balek. Bukannya ingin dianggap sebagai teman yang baek, cuman aku memang berusaha menjadi teman yang baek. Pengalaman mengajariku teman bisa diandalkan, teman bisa dipercaya, teman bisa dijadikan tempat berbagi. Namun, sekalipun demikian, masih sering juga perasaan kecewa itu muncul.

Yah, yang namanya orang yang dipercaya, bila tidak sesuai dengan tuntutan kita, yang dirasakan apa coba? Kecewa, pasti.
Yang namanya orang yang dipercaya, bila tidak sesuai harapan kita, bolehkah disebut kondisi kita sebagai: dikhianati? Menyedihkan, ya.
Yang biasanya bisa diandalkan, namun saat dibutuhkan tidak mempunyai waktu, mau disebut apa? Masihkah bisa disebut teman? Sakit lah.

Namun, bila semua pertanyaan itu dikembalikan kepadaku:

Bila temanku mempercayaiku
dan aku tak dapat memenuhi tuntutannya
Apakah dia merasa kecewa?

Bila temanku mempercayaiku
dan aku tak sesuai dengan harapannya
Apakah dia merasa kukhianati?

Bila temanku mengandalkanku
dan aku tak punya waktu untuknya
Apakah dia merasa kusakiti?

Bila demikian, aku juga bukanlah teman yang baik.
Menurut aku, seorang teman sejati adalah:
seorang yang mau menerima apa adanya.

seorang yang tak melulu menuntut,
namun juga menuntun.

seorang yang tak hanya mengharap,
namun juga memberi harap.

seorang yang tak hanya mengandalkan,
namun juga bisa diandalkan.

seorang yang selalu ingin membuatmu menjadi lebih baik.

seorang yang mengajarmu,
bahkan di saat semua orang memujimu.

seorang yang berada di sisimu,
bahkan di saat semua orang mencelamu.

seorang yang selalu ingin bersamamu.

Sudahkah aku menjadi seorang teman yang baik bagimu?
Selamat berteman!

Akhirnya Lega Juga...

Setelah melalui Jumat malam yang meresahkan, grogi, ndak sabar, akhirnya hari Sabtu, 28 Juni 2008 kemaren terlampaui sudah. Wew. Jumat malem jam setengah 9, hubby pamit buat ke GKI Jemursari buat ngeliat dekorasi. Ternyata proses dekorasi baru dimulai jam setengah 10. Hubby nunggu satu jam, disambi sms an. Hahaha. Aku di rumah maunya bobok awal (mengingat kalo bobok kemalemen suara jadi serak -yang paling parah malah sampe ilang), eh ternyata engga bisa. Akhirnya liat tivi. Indonesian Idol. Sampe jam 11 lebih. Akhirnya mata udah pedes. Pengen bobok. Nyoba bobok, eh astaga... masih juga engga bisa! Tsk!

Akhirnya bangun lagi, nyalain tivi. Tungguin Result Show, sambil liat Hulk. Weleh. Bosen n grogi banget. Heran deh. Akhirnya selesai liat Result Show, maksain diri buat bobok. Gile, sampe pagi juga engga isa bobok enak! Tiap jam rasanya bangun. Keinget2 pagi harinya. Hahahaha. Untungnya engga inget2 janji nikah lagi. Hahahaha. De ja vu, deh. Malam sebelum peneguhan n pemberkatan nikah. Hahahaha.

Bangun jam setengah 6 pagi, siapin sarapan. Trus brangkat kirim barang. Buat wedding yang laen. Hahaha. Pulang rumah, siap2. Beres2. Cek terakhir barang2 yang mau dibawa dll. Trus brangkat. Jam setengah 8 lebih 10. Sampe seperempat jalan, ah! Ada yang lupa! Partitur paduan suaraku! Akhirnya puter balek n ambil partitur di rumah.

Jam delapan persis nyampe ke GKI Jemursari. Sepiii. Baru ada 1 orang tamu, Merry. Hihihihi. Turunin barang2. Bawa jubah paduan suara turun semua, ditanyain Bu Mul, "Cimot mana? Janji jam 8 kok belum muncul." Aku ngeliat jam, eh ternyata udah jam delapan lebih seperempat! Weleh! Akhirnya telp cimot. Kasi kabar kalo dia udah dicariin Bu Mul. Selesai, nganggur2. Ngeliatin hubby riwa-riwi entah ngecek apaan aja. Hahaha. Aku duduk manis di sebelah Merry yang lagi bertelepon ria dengan mamanya. Engga isa ngajak ngobrol Merry, engga lama, aku bosen. Akhirnya aku jalan2. Eh di luar ada satu tamu lagi dateng. Dari luar kota. Probolinggo. Akhirnya deh, jadi nerima tamu dulu. Berhubung masih sepi, jadi deh tungguin meja terima tamu sampe pihak keluarga dateng. Merangkap jadi sie keamanan nih ceritanya. Hihihihi.

Dan akhirnya, temen2 paduan suara udah ngumpul semua. Beberapa temen yang belum sempet ngepas jubah, nyari2 jubah. Trus segera dipakai. Jam setengah sepuluh kurang seperempat, semuanya sudah duduk di tempat yang tersedia. Dan jam setengah sepuluh kurang lima, bel berbunyi satu kali. Jam setengah sepuluh tepat, prosesi dimulai! Wah! Jadi tambah deg-degan. Isie doa terus. Hehehe. Semoga semua berjalan lancar. Prosesi selanjutnya engga seberapa ngikutin, konsen di partitur. All of these. dan selanjutnya bla bla bla... sampe akhirnya kotbah (yang aku ngantuk banget, muup pak hadi... :p) dan diakhiri dengan berkat dan pengutusan. Setelah ibadah selesai, dilanjutkan dengan ucapan terima kasih dari kedua mempelai, Irwan & Diana. Mereka juga nyanyi, "Di Doa Ibuk" wuah! Mengharukan. Sekilas ngeliat beberapa jemaat yang hadir tampak mengambil tissue dan mencelupkan tissue nya ke dalam genangan air mata mereka (hihihihi, ekstrim). Yang duduk di depanku sendiri juga ada yang nagis kok. Hehehe. Yang jelas, kedua mempelai juga tampak terharu biru... hohohohoho. Duet nya jadi rada ada vibrasi nya gitu. Emosi bener2 terlibat dengan tulus. Beberapa bait selanjutnya, kedua mempelai sudah bisa menguasai emosi n melantukan lagu tsb dengan apik! Hehehe. Jarang-jarang isa denger Irwan nyanyi. Hehehehehe.

Gambaran secara keseluruhan dari Peneguhan dan Pemberkatan Nikah Irwan & Diana: semuanya berjalan lancar dan sesuai dengan latihan (hampir semuanya). Kecuali di beberapa bagian yang "nyaris" kelupaan, maka semuanya baik-baik saja. Mungkin hanya beberapa orang yang cukup jeli untuk bisa melihat "kenyarislupaan" itu tadi :D hehehe. Yang jelas, setiap proses yang terjadi, tidak dapat kuceritakan di sini dengan tepat.

Gambaran sebuah pernikahan yang indah, sebuah kerjasama yang utuh, sebuah komitmen dan kesetiaan terlihat jelas dalam kehidupan Irwan & Diana. Dan -rasanya bukan sebuah kebetulan- kalau duluuuu sekali pas mereka lagi ada masalah, kok ya isa passs, Irwan cerita ke Meikel n Diana juga cerita ke aku (pas Meikel n aku belum merid). Lha ini Irwan N Diana merid, kita berdua dimintai tolong bantu2 :) hehe. Bukan kebetulan, kan?

Melihat proses yang sudah mereka berdua alami, hingga bisa menyaksikan mereka berdua mengambil komitmen untuk menghabiskan waktu hidup berdua... bener2 sebuah kesempatan yang indahhhhh :) puji Tuhan buat kesempatan yang sudah Dia berikan. Terima kasih buat Irwan & Diana yang sudah memberikan kepercayaan buat Meikel n aku terlibat dalam moment terbesar dalam hidup mereka.

Have a blessed marriage life ^^

PS. malemnya akhirnya bisa bobok nyenyak, hehehehe :)