Saturday, December 27, 2008

Jempol

Tulisan berikut ini special requested dari Meikel. Dia minta aku tulisin tentang perenungannya tentang JEMPOL (ibu jari). Hahahaha. Termasuk judul posting ini Meikel yang suru hihihi.

Hari itu hari Rabu, 24 Desember 2008. Sehari sebelum Hari Natal. Kita rencana berangkat ke Batu-Malang hari ini. Sebelumnya beli tiket Surabaya-Semarang pp di Stasiun Pasar Turi. Setelah semua urusan di rumah beres, semua saluran listrik yang bisa membahayakan rumah diamankan, kita berangkat. Juga engga lupa membereskan urusan hewan-hewan peliharaan yang dititipkan di rumah koko juga beres. Kesejahteraan mereka sudah terjamin, maka Meikel bisa mudik dengan hati tenang :)

Setelah selesai beli tiket, kita berangkat ke Batu. Sepanjang perjalanan, selalu ada aja hal-hal yang diomongin. Mulai dari ngomongin kegiatan sehari-hari, update kabar temen2, sodara2, cerita-cerita filem, nostalgia jaman dulu, ngerasani pengguna jalan yang ugal-ugalan... cuaca... kondisi pemerintahan... (lama-lama jadi kayak berita yaa... hihihi) Nah, kali ini salah satu topik yang dibicarakan tentang jempol Meikel. Dan berhubung Meikel barusan selesai baca Christmas Book yang dibagikan awal Desember di GKI Kutisari, Meikel jadi kepengen dibuatin tulisan tentang jempolnya.

Gini ceritanya, waktu itu Meikel dengan bersemangat ngebersihin kamar mandi (yang emang jadi bagian pekerjaan rumah tangganya). Semua dinding disikat. Buat temen2 yang udah pernah masuk ke kamar mandi di rumahku mesti masih inget: ada paku yang mencuat yang dijadikan cantolan (bahasa indonesianya apa ya?) shower kecil. Nah, saking semangatnya, jempol Meikel ketanggok (ini apa pula bahasa indonesianya?) -terbentur dengan keras- paku tadi. Enggak berdarah, tapi jadi senut2 n membiru. Yang jadi perenungan Meikel, jempol kanannya sekarang jadi kurang bisa berfungsi dengan maksimal. Akhirnya, serentetan kegiatan yang biasa bisa dilakukan dengan mudah, sekarang menjadi sulit dan butuh perjuangan ekstra.

Ngancingin baju, musti pake jempol kiri. Megang sendok jadi kurang mantep. Nulis, pegang alat tulis jadi gemeteran. Ternyata, sebuah jempol kalau tidak berfungsi dengan baek cukup membuat empunyanya kesulitan.

Sebuah hal kecil yang seringkali tidak dirasakan manfaatnya, namun bila tiba saatnya hal kecil itu rusak, cacat atau hilang maka kehadirannya sangatlah dinantikan. Jempol Meikel sekarang sudah tidak sakit lagi, tapi masih ada segumpal warna biru kehitaman di kukunya.

Ini tentang jempol yang bisa kembali. Ini tentang hal kecil yang sering tidak kita sadari kehadirannya. Bisa jadi kehadiran seseorang di dalam hidup kita terasa begitu 'kecil' dan sering kita lupakan. Namun bila seseorang itu tidak hadir, maka kita akan merasa kehilangan, merasa ada yang kurang, merasa tidak lengkap. Maka, sebelum seseorang itu 'pergi' marilah kita mensyukuri kehadirannya, kita menyampaikan hal-hal yang sudah semestinya kita sampaikan.

Senyumlah kepadanya. Teleponlah selagi pulsa mencukupi. Tertawalah bersamanya. Bacakanlah dia sebuah buku. Berbagilah waktu dengannya. Dengarkanlah keluh kesahnya. Dukunglah keputusan-keputusannya. Doronglah semangatnya.

Selamat memandangi jempol!
Selamat Natal dan Tahun Baru!

Tuesday, December 23, 2008

Natal 2008

Tahun ini Natal kedua yang kulalui bareng hubby. Tahun lalu 5 hari setelah merid, sekarang 1 tahun lebih 5 hari setelah merid. Hahaha.

Pesan Natal tahun ini, "Mengapa Yesus Turun dari Surga?" tema Persekutuan Doa Pemuda Dewasa yang engga aku hadiri :( karena hari itu badan masih belum seberapa sehat dari sakit flu. Benernya juga udah sejak bulan Oktober 2008 aku disuruh dokter buat engga terlalu banyak melakukan aktifitas fisik. Ndak boleh kecapean (harap jangan menyimpulkan apa-apa, para pembaca...). Maka sejak itu pula kegiatan2 -terutama rapat di gereja- dikurangi -bahkan ditinggalkan! Dikasi obat, bolak-balek ke dokter, dikasi macem2 masukan dari sana dan sini, disupport doa dari handai taulan (hihihih) dan ceritanya masih belum selesai. Kondisiku sekarang masih dalam pemantauan dan tetep engga boleh kecapean -ntar kalo udah ada kepastian, ntar aku cerita full versionnya. Dan sementara itu, TOLONG jangan menyimpulkan, berprasangka hal-hal yang engga aku sebutin di sini :p huehehe. Yang jelas, kondisiku sekarang ini sudah mengalami BANYAK kemajuan dari bulan Oktober yang lalu itu. Semoga saja semakin hari semakin baik. Puji Tuhan!

Kembali ke topik Natal tahun ini. "Mengapa Yesus Turun dari Surga?" Pertanyaan ini singkat tapi cukup mengajak kita untuk merenungkan jawabannya secara mendalam.

Meninggalkan 'kemewahan' dan 'kenyamanan' surga. Pencipta alam semesta berada dalam kandungan seorang perawan. Seorang gadis yang belum pernah memiliki anak. Seorang yang belum cukup pengalaman untuk mengandung. Resiko yang besar dihadapi. Dari sosok yang penuh kuasa, menjadi diri yang bergantung penuh kepada ibu yang mengandungNya. Kerendahan hati yang luar biasa. Sebelum lahir sudah ditolak sana sini. Tidak ada penginapan yang mau menerima Dia dan keluargaNya. Tampaknya keluargaNya bukan keluarga yang berpenampilan mewah dan kaya. Tidak diterima. Akhirnya mendapat tempat di sebuah kandang yang -tentunya tidak bersih. Dan aromanya tentu bercampur dengan bau yang melekat pada diri para penghuni kandang. Domba? Kambing? Sapi? Kuda? Tentunya penghuni kandang makan dan minum di situ. Demikian pula saat mereka selesai memetabolisme makanan dan minuman mereka. Mereka mengeluarkan sisa-sisanya di sana pula. Di kandang. Bayangkan betapa menyengatnya bau kandang itu!

Setelah lahir, menjadi bertumbuh dan menunaikan tugas yang Allah Bapa sudah persiapkan. Penyelesaian tugas yang engga gampang juga. Jalan salib musti ditempuh. Yang sampai sekarang masih jadi pertanyaan buatku, "Kenapa musti jalan sengsara itu yang Yesus tempuh? Tidak adakah jalan laen yang lebih 'mudah' untuk dilewati?"

Yesus sudah memberikan teladan untuk kita. Dia lebih dulu meninggalkan kemewahan Surga untuk memulai karya penyelamatan untuk kita -manusia berdosa. Dia dengan rendah hati menjadi manusia. Dia menggantikan menanggung dosa kita. Ada ketulusan di sana. Ada kesetiaan di sana. Ada ketaatan di sana.

"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8)

Kalau menengok beberapa waktu terakhir ini, aku banyak mengalami kemunduran yang sangat signifikan dalam hal pertumbuhan rohani. Sudah ndak pernah penggalian alkitab, meninggalkan komitmen baca satu fatsal satu hari (tiap malem) -sorry, temen2 sie pemuda dewasa, pernah beberapa hari engga saat teduh pagi. Ooops! (ini pengakuan dosa, ceritane) Trus... (masih ada lagi) 2 hari Minggu engga kebaktian. Yah, heran juga kenapa kok sampe kayak gitu. Tapi jujur, perasaan jadi engga karuan. Jadi ngerasa ada sesuatu yang salah. Apa gara2 sakit ya? Jadi punya segudang alesan buat engga saat teduh... males baca (sakit kepala, badan sakit, perut senut2)... dan dasarnya emang lagi pengangguran (engga boleh cape2) jadi makin menjadilah... 'hawa' pemalas makin menggila tak terkendali. Weleh! Parah to?

Dan kondisi ini rasanya juga bisa 'terbaca' di blog ini. Posting nya udah sekian lama engga diupdate. Blog gkikutisari pun terbengkalai engga pernah aku sumbang ringkasan kotbahnya. Hahaha. Maap teman2.

Kesimpulan dari refleksi Natal tahun ini, ketaatan dan kesetiaan sampai mati yang Yesus tunjukin rasanya masih terlalu tinggi tingkatnya jika dibandingkan dengan keadaanku yang sekarang ini. Yah, memohon ampun dan meminta kekuatan dari Tuhan saja yang kurasa bisa memulihkan keadaanku ini.

Monday, December 22, 2008

Hari Ibu

"How much do you love your mom?"

Gara-gara sering liat tivi akhir2 ini (pengangguran berat: disuru banyak istirahat), maka nuansa Hari Ibu kerasa banget di acara-acara tivi. Bertebaran di berbagai program. Sampe Spongebob pun yang ditayangin episode yang berkaitan dengan Ibu. Hahaha.

Nginget-nginget jaman pas masih kecil dulu... jaman rumah masih berlantai kayu... bertangga batu... bertelepon puter (telepon jaman dulu itu lhooo... ada kabelnya mlungker-mlungker n kalo mau 'mencet' nomer telepon engga bisa, tapi musti diputer). Telepon di rumah warnanya kuning. Diletakkan di tempat yang agak tinggi, jadi buat anak umur 3-5 tahun (apalagi aku) yang belum cukup tinggi, engga bakalan nyampe kalo engga manjat kursi.

Nah, dulu aku yang kecil dan tukang ngadu, sering banget telepon Mama. Mama yang lagi sibuk jaga toko, ngadepin pelanggan, mbuat nota, ngecek barang, telepon gudang pesen barang, sering banget aku gangguin. Hahaha. Dikit-dikit aku telepon Mama. Kalo kucing di rumah ndak pulang-pulang, aku telepon Mama. Kalo aku dijailin sama Kokoku... aku telepon Mama. Kalo aku nyari mainan engga nemu, aku telepon Mama. Singkatnya, kadang untuk hal yang sepele banget aku telepon Mama. Dan sepanjang ingatanku, semua teleponku pasti diladeni Mama.

Tiap pagi sebelum berangkat ke sekolah, Mama mbanguni aku... dah dibanguni, dipanggil2... tetep ngga bangun... sampe kudu diseret dari tempat tidur baru bangun... (padahal malemnya engga mau tidur-tidur, minta dibacain buku cerita -Mama paling jago disuru cerita/bacain buku cerita) Mama juga siapin susu coklat (kalo engga coklat, engga doyan), telur rebus setengah matang... bayangin ribetnya kayak apa. Belum ditambah lagi musti siapin bekal buat aku bawa n makan di sekolah. Setelah aku berangkat ke sekolah (dianter Papa), Mama siap-siap buat berangkat ke toko. Nah, kalo aku udah pulang sekolah, ketemu dengan koko, terjadi perkelahian, maka mulailah aku telepon Mama. Hahahaha.

Kalo diinget2 aku ini bener2 anak nakal ya. Pas sudah belajar nulis, Mama juga yang mulai ngajarin di rumah. Disuru nulis pelan-pelan supaya rapi. Tapi tetep aja engga rapi. Hahaha. Terus kalo belajar seringnya malah nanya macem2. Hal-hal yang ndak perlu ditanyain. Heran, Mama kok isa sabar ya...

Menjelang usia SD tingkat akhir, sementara temen2 semuanya mulai gemuk, aku sendiri yang tetep kerimping, Mama mulai bingung. Berusaha cari cara supaya aku gemuk -alias bertumbuh. Dikasi minyak ikan. Dikasi vitamin. Dikasi susu. Porsi telur rebus ditambah. Dan akhirnya bertumbuhlah aku. Hehehehe. Sehat dan besar. Thanks to Mama.

Jadi, wajar kalo aku jawab pertanyaan di atas, "I love my Mom soooooo muuuch!"

Tuesday, November 25, 2008

Teman Sebangku di Sekolah

Sebenernya istilah "sebangku" itu kan kurang pas ya? Masa satu bangku diduduki berdua? Mana muat? Hahaha. Ok, cukup ngomongin masalah bahasa!

Hari ini mendadak jadi inget sama temen SMA yang namanya Imelda. Tahun kedua dan terakhir di SMA duduk satu meja "sebangku" dengan temen yang namanya Imelda. Di tahun pertama duduk satu meja bertiga dengan Soer & Nana. Yang mau aku omongin di sini tentang Imelda di tahun terakhir. Imelda yang beda dengan Imelda di tahun kedua. Imelda di tahun kedua nama lengkapnya Imelda Kurniawati Herlambang. Imelda di tahun ketiga nama lengkapnya Imelda Purnamasari.

Seorang Imelda Purnamasari. Teman selama satu tahun duduk "sebangku" di deretan paling depan. Pernah absen beberapa hari gara2 kena cacar air (tapi engga nular ke aku pas SMA). Belum pernah ngeliat Imelda ngamuk. Ngeliat nangis pernah sih. Hihihi. Lemah lembut. Sabar.

Salah satu ajaran (dli luar mata pelajaran, ya) yang aku dapet dari Imelda ini: saat kau berbagi hal yang sama dengan temanmu (atau pasanganmu) berikanlah hal yang lebih baik dari yang ada padamu. Aku ngeliat hal ini pas Imelda kasi aku kembalian uang, dia pilih uang yang lebih baik dari sekumpulan uang 'gembel' yang dia punya. Sementara sebagian besar dari kita males buat nyimpen uang 'gembel' di dompet kita, Imelda memilih untuk tidak membiarkan uang 'gembel' memenuhi dompet orang lain selain dompetnya sebisa dia lakukan.

Luar biasa 'kan? Thanks to her :)

Tuesday, November 04, 2008

Adijasa

Bagi pembaca yang pernah berada di kota Surabaya selama beberapa waktu yang cukup panjang, pasti sudah cukup familiar dengan nama "Adijasa" yang lebih sering disebut dengan "adiyasa". Nama ini berkaitan erat dengan kedukaan. Yep, Adijasa adalah rumah duka yang berada di Surabaya, di dekat Tugu Pahlawan sana.

Hari Minggu kemaren, sewaktu mengikuti kebaktian di GKI Kutisari Indah, mendapat kabar bahwa ayah salah satu jemaat telah meninggal. Ayah dari Pak Karshana. Berhubung Meikel & aku kenal dengan Pak dan Bu Karshana, kami sepakat buat pergi melayat. Setelah mencari-cari informasi (yang datangnya ternyata mudah), akhirnya Minggu malam kami berangkat ke Adijasa. Bareng2 Irwan & Diana, plus Ko Yusak & keluarga.

Di Adijasa, ngobrol2 bareng Tante Ruth (mama e Filia). Tante Ruth bilang, "Dalam bulan Oktober-November ini, aku gantian menghadiri upacara pernikahan dan pemakaman! Setiap satu minggu sekali, gantian terus..."

Dan hari ini dapet kabar dari Cimot, adek perempuan Sophia Novita (DKV UKPetra 1999) meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Sebuah kabar yang mengejutkan. Sophie berusia nggak beda dengan aku. Bisa dikira-kira sendiri usia adeknya berapa.

Hidup ini penuh dengan kejutan. Perasaanku yang tadinya bangun dengan semangat karena akan nemeni Diana jalan-jalan berubah saat mendapatkan kabar ini. Entah dari mana asalnya rasa sedih ini muncul. Bahkan, perasaan kalut dan sedikit takut karena malam ini aku bakal membicarakan hal serius dan sensitif dengan seorang senior (baca: orang yang lebih sepuh), tak sanggup mengalihkan perhatianku dari hal ini.

Perubahan yang begitu mendadak. Sebuah kebetulan? Saat ini aku sedang membantu sebuah persiapan kebaktian peneguhan & pemberkatan nikah. Sebuah proses yang panjang dan sangat terencana. Diawali dari perkenalan kedua mempelai dan melewati proses pengenalan satu sama lain dan berlanjut ke pertunangan dan akhirnya mennyatakan komitmen seumur hidup. Pernikahan.

Kematian. Ada kalanya kematian menyongsong seolah direncanakan. Sakit yang lama. Kondisi yang makin lama makin parah. Namun ada pula kematian yang menjemput tiba-tiba. Kecelakaan. Sakit mendadak. Tidak ada yang pernah tahu.

Manusia dan kehidupannya, kapan dimulai dan kapan diakhiri, tidak ada seorang pun yang tahu. Dirinya direncanakan untuk lahir... dirinya diputuskan untuk meninggalkan dunia... tak ada yang tahu. Salah satu misteri ilahi. Hanya Sang Penciptalah yang berdaulat memutuskan. Sang Penciptalah yang paling mengerti kapan waktu yang tepat untuk menghadirkan atau memanggil seseorang.

Cobalah pikirkan, kematian... saat kita kembali menghadap kepada Pencipta kita. Sudahkah kita siap menghadapNya? Bukan menghadap kematian, namun menghadap Pencipta kita? Sudahkah kita melakukan dan menyelesaikan tugas yang sudah disediakan untuk kita? Sudahkah hidup ini berkenan di hadapanNya?

Mungkin sebagian besar pertanyaan di atas kita dijawab dengan, "Belum." Nah, yang menjadi masalah, kematian tidak tiba secara terencana. Kapankah jawaban "Belum." akan berubah menjadi "Sudah."? Tidakkah ada keinginan dalam diri kita untuk menyelesaikan tugas yang Tuhan sudah tetapkan untuk kita? Melakukan sesuai dengan tujuan Tuhan menciptakan kita. Bukankah itu yang Tuhan mau? Bukankah itu yang menjadi impian setiap pencipta? Melihat ciptaannya melaksanakan tugasnya dengan sempurna. Sebagai seorang pencipta komputer, tentunya akan sangat bangga dan bahagia saat dia menyaksikan komputer ciptaannya bekerja sesuai dengan harapannya.

Apakah yang menjadi harapan Tuhan terhadap setiap kita? Secara umum, sebagai orang Kristen yang menjadi tugas kita adalah "...pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu." (Matius 28:19-20a)

Bagaimana cara kita melaksanakan amanat agung adalah yang perlu kita temukan. Setiap dari kita diberikan karunia berbeda-beda. Setiap dari kita mendapatkan kesempatan yang berbeda pula. Ada yang mendapat karunia untuk berdoa, menyanyi, menulis, mengajar, bercerita, menghibur, menasehati, dan lain-lain. Ada yang mendapat kesempatan untuk belajar lebih banyak sehingga pengetahuannya makin luas, ada yang mendapat kesempatan untuk mengakses internet dengan mudah, ada yang mendapat kesempatan untuk bercerita, kesempatan untuk mendengarkan, kesempatan untuk memberikan dorongan, kesempatan untuk mengajar, dan lain-lain.

Coba temukan karunia yang kita miliki, temukan pula kesempatan yang sudah tersedia untuk kita, dan ceritakanlah Kabar Baik (karya penebusan Tuhan untuk umat manusia); jalanilah hidup sesuai dengan tujuan Tuhan menciptakan kita. Buat Pencipta kita bangga dan bahagia melihat ciptaanNya melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan harapanNya.

Bagi para penulis di dunia maya, cobalah temukan 'cara' untuk dapat menyampaikan Kabar Baik melalui dunia ini. Dan jangan lupa untuk memohon hikmat kepada Tuhan.

Selamat mencari dan berbagi berkat!

Sunday, November 02, 2008

Minggu Padet!

Sejak Senin sampe hari ini (Minggu) rasanya adaaaa terus kegiatan. Hari Senin pagi ada studio DKV 5 terus siangnya studio DKV 3 sampe sore. Trus ada rapat persiapan pernikahan Eko & Rika. Capek banget. Mulai jam setengah 8 (Meikel & aku dateng telat). Aku baru pulang dari kampus jam lima lebih. Tunggu hubby pulang, nemeni ke dokter, sampe gereja udah hampir setengah 8. akhirnya rapat dimulai n makan malam bareng (yang disediaiin tuan rumah penyelenggara acara) n segera kita semua pindah ke gedung gereja tempat akan dilangsungkannya pernikahan.

Dimulai pengenalan 'medan' hahaha (koyok meh perang wae). Trus semi gladi kotor dilakukan. Semuanya selesai jam sembilan lebih. Trus lanjut rapat membahas persiapan2 selanjutnya n pencocokan (ulang) jadwal untuk gladi bersih. Weleh, jadwal yang dari dulu sudah dipastiin sekarang jadi bubrahhh. Wahahahahaha (semoga engga ngefek ke agenda kegiatan2 yang laen: boo-hoo). Pulang nyampe rumah jam sepuluh lebih.

Hari Selasa. Pagi setengah 10 berangkat ke rumah cimot. Jemput cimot n terus berdua beli kado buat anake Yohan & Cecilia (baru lahir tgl 21 Oktober 2008, cowok). Ke rumah Cecil, engga sempet ketemu her baby boy, lagi bobok. Huehehe. Jam setengah 1 pergi makan pecel di deket rumah Cecil. Berdua aja sama cimot. Trus setengah 2 berangkat ke ITC Metro (mengemban misi cari VCD pesenan papa). Nyampe ITC jam setengah 3 an... Ngantuk berat... sempet salah jalan juga hahahahaha... ternyata di ITC engga ada barangnya. Cuman dapet 1 keping aja. Trus 'nyebrang' ke Pasar Atum. Nyari lagi di sana. Eh... dah muter2... beli barang2 yang engga ada di dalem misi (aku beli tempat CD, cimot beli juga yang lebih apik n lebih larang)... beli makanan juga yang larange bejibulehhh hahaha. Cimot ngiri soale dee beli 11ribu dapet 2 cilik2. Aku beli 9ribu dapet lebih akeh. Hahahaha. Bayangpun mahale... abis makan pecel murah meriah 11ribu berdua dah termasuk minum, ini beli makanan kecil 20ribu berdua belum ada minum. Hahahahaha. Puter2 pasar atum sampe meh putus kaki ini, tetep engga nemu VCD nya. Trus jam 4 nyerah. Anter cimot ke surabaya plaza, les clay. Abis drop cimot, trus pulang. Huah. Ngantuk buangett. Jam 5 an nyampe rumah. Syukurlah engga ada acara malemnya.

Hari Rabu, studio DKV 3 aja. Ngeliat Nana sendirian di ruang dosen luar biasa (kurang tepat kalo disebut ruangan, soalnya 'terbuka' dan bisa diakses siapapun). Menyapa sesaat, terus kasi kunci loker. Lanjut ke ruang studio asistensi. Pulang, terus ketemu orang. Klien baru. Ngobrol2 n klien ini tampak puas dengan beberapa contoh karya yang aku buat n aku tunjukin ke dia. Trus pulang sampe rumah jam setengah 4. Buat penawaran, kirim email, kasi kabar ke klien kalo udah kirim penawaran. Approval harga, musti get ready buat memulai desain! Huahaha. Boboan bentar, jam setengah enam lebih bangun, beresin rumah, mandi, makan, jam 7 berangkat ke gereja, rapat pemuda bahas tentang leadership weekend. Pulang jam setengah 10 malem. Nyalain komputer, mulai ngelembur! Yeah! Mbuat desain banner pesenan sepupu. Buat 2 alternatif, print trus selesai! Selesai dikemas n siap dikirim, beres semua! Jam 3 lebih baru bobok.

Hari Kamis, studio DKV 5 jam setengah 10. Selesai studio ketemu Nana lagi dalam rupa sudah kena flu, "Aku flu berat..." gitu katanya. Waduh! Gawats! Ini semalem kurang bobok, paginya ketemu virus flu! Hahahaha. Ngerasa agak bahaya, makan siang minum jus jeruk (yang ternyata mengecewakan: nutrisari!!! yey! mau ne sehat, malah jadi ketambahan aspartam! weks!). Studio DKV 3 jam setengah 2, Nana teler berat akhire pulang jam setengah 3 setelah mahasiswanya engga ada yang muncul. Sisanya dititipin ke aku, titip pesen gitu... bukan nitip disuru aku yang ngasisteni... *tambah mumet lak an* pulang studio DKV 3 jam setengah 4. Anter desain ke rumah sepupu (Yaya). Pulang. Sempet bobok sebentar, trus berangkat lagi ke gereja, pimpin rapat sie pemuda dewasa bareng irwan. Wohohoho!! Pulang sampe rumah jam setengah 10 (lagi)! Lanjut lemburrr! Kali ini ada cimot. Bareng2 lembur tapi di rumah masing2 hahaha. Jam setengah 4 pagi kerjaan cimot udah kelar. Setelah saling bertukar info tentang hujan deras yang baru mengguyur surabaya, cimot sign out. Aku lanjut sampe jam setengah 5. Selesai semuanya: Desain buat publikasi PD Pemuda Dewasa (3 media: flyer B/W, undangan fullcolor, layar LCD), desain untuk klien baru. Yiiiha! Email sent. Lega. Masak nasi, siapin air buat mandi, trus ngangur2 tungguin catering dateng. Jam setengah 7 kirim sms ke klien, kasi kabar kalo uda kirim email.

Hari Jumat. Jam 7 siap-siap bobok. Jam 9 lebih bangun. Jam 10 kurang selesai mandi, dapet sms dari cimot, minta bareng ke kampus. Akhire nyampe kampus jam setengah 10 kurang. Rapat nilai tipo udah dimulai. Di kampus terus sampe jam 7 kurang. Studio tipografi1. Jam 7 ke rumah Yaya, kirim revisi desain, pulang rumah. Makan sambil siapin liturgi n run down acara buat Eko & Rika. Jam 8 (tanpa sempet mandi) ke gereja (lagiii) ketemu Bapak Pendeta, diskusi tentang liturgi dan penempatan Paduan Suara, Rika (bukan aku) dateng jam setengah 9 an. Lanjut ngobrol2 n diskusi bareng sampe jam setengah 10 kurang 10. Rika (bukan aku) pulang, terus lanjut asistensi sampul syukur dasawarsa ke Bapak Pendeta. Urusan beres, pulang ke rumah dengan hati agak lega. Sampul syukur beres. Liturgi udah matang, siap naik cetak. Tinggal konfirmasi aja. Desain banner beres. Jam 10 sampe rumah, masak air buat mandi. Maunya revisi desain tapi kok capeee... akhirnya selesai mandi bobok aja. Jam 12 lebih. Sambil nungguin ngantuk yang lebih lagi, disambi baca buku pinjeman dari Nana, The BFG. Huehehe. Buku anak-anak tapi asyik!

Sabtu bangun jam setengah 10. Udah banyak yang nyari! Astaga! Revisi desain setelah download email revisi dari klien. Engga seberapa banyak. Thank God! Ternyata kliennya engga rewel n langsung suka dengan desain yang aku buat. Puji Tuhan! Setelah itu kirim email, kirim kabar kalao email sent. Pas selesai kirim email, pas listrik padam! Hore! Indah pada waktunya!!! Huehehehehe. Ditinggal buat fotocopy flyer, ngeprint, trus balek, listrik udah nyala. Klien dah approve desainnya, minta dikirimi hasil print outnya. Setelah printing, berangkat ke kantor klien. Beres semua, kirim flyer n undangan ke gereja (setelah diitung2, seminggu ini ke gereja melulu kecuali hari selasa hahaha). Pulang ke rumah jam 5. Nonton Bee Movie (senin rapat mau didiskusikan: rapat ato movie review nih?? hahaha). Akhirnya istirahatt!!!!

Hari Minggu kebaktian jam 09.00, sepulang kebaktian disamperin Abed, ditanya tentang liturgi (hebatnya urut2an lagu masih kuinget dengan jelas! padahal engga bawa catetan hahahaha!!), tim singer (cantoria) mau latihan buat pernikahan Eko dan Rika (bukan aku). Dan akhirnya pulang ke rumah, trus nulis ini nihh.

Cape luar biasa. Yang mbuat amazing ada 2 hal:
1. Dalam seminggu dapet klien baru, dapet project, langsung approve dan segera produksi. Semoga aja semuanya beres dalam minggu ini. Wooow!
2. Capeknya kayak hari Kamis-Jumat (tidur 2.5 jam) dapet sumbangan virus flu, tetep sehat-sehat aja, malemnya juga masih bisa konsen ngebahas diskusi. Luar biasa!

Itu baru 2 hal yang keliatan n kepikir. Untuk saat ini cukup dulu mikirnya, mau mbuat resensi kotbah. Trus nyetrika. Hahaha.

Have a blessed Monday, everyone!

Monday, October 27, 2008

Reseted Phone Book

Beberapa waktu yang lalu handphone yang paling banyak 'isi' nya musti direset. Kenapa? Gara-gara kebanyakan aku isi ringtones, pics, games yang baru aku download. Hahaha. Setelah diisi dengan banyak files yang baru, rupanya dia jadi kepanasen n berkedip-kedip. Byar pet! Setelah usut punya usut, dibawa ke reparator, sang reparator bilang, "Ini hape abis masuk ke dalem aer ya?" dan setelah aku inget2 emang beberapa waktu yang lalu (tepatnya sekitar bulan mei-juni) hape tersebut masuk dalem aer. Hahaha. Maka dengan jujur aku mengaku, "Iya, tapi itu sudah lamaa... n setelah itu semuanya baik-baik saja."

Ternyata, hape yang sudah pernah kena aer seberapa parahnya, tetep musti dibongkar n dikeringkan dengan segera. Kalo engga jadinya ya kayak hape ku. Tiba-tiba mati tanpa ada tanda-tanda or gejala-gejala sebelumnya. Hahaha.

Nah, setelah dikembalikan, data yang ada di dalamnya hilang semua. Kecuali yang ada di dalam memory card. Dan data yang ada di dalam memory card tidak termasuk phone book. Semua phone book ada di dalam -seperti namanya- phone! Jadi, akibatnya bisa ditebak! Semua nama2 dan nomor telp berikut data yang ada... kayak alamat, e-mail, dll hilang lenyap tak berbekas! Wahahahaha.

Asyiknya nih... (data ilang kok asyik?!) hampir semua orang yang biasa (pernah & cukup sering) sms aku, bisa aku deteksi dengan segera pengirimnya, walau engga muncul namanya dan mereka pun tidak mencantumkan identitasnya. Ini bukan berarti aku hafal nomer2 mereka, tapi lebih ke mengenali gaya bahasa yang mereka pakai. Dan terutama lagi bagaimana mereka memanggilku.

Ada yang memanggilku, "Ki...", "Kik...", "Ci Rik...", "C Rik...", "Rik...", "Ka...", "Ce..." semuanya menggambarkan dengan jelas "suara" dari masing-masing mereka memanggilku. Dari sini aku nyadar kalo aku ini sangat menghargai karakter yang dipunyai dari setiap temen-temenku. Dari sini juga aku kembali diingatkan sampai sejauh mana aku mengenali teman-teman yang kontak aku. Semakin sering seorang teman melakukan kontak dengan aku, semakin kenal aku dengan 'bahasa' yang mereka gunakan. Hanya dengan membaca sekilas saja, aku sudah tahu siapa dirinya (walau nomer yang terpampang tidak teridentifikasi oleh handphoneku). Dan aku bersyukur buat setiap teman yang Tuhan sudah ijinkan berbagi hidupnya denganku. Hal-hal luar biasa Tuhan sudah ajarkan lewat mereka!

Terima kasih, teman.

Sunday, October 26, 2008

Hartaku Sumber Sukacitaku?

Persekutuan Doa Pemuda Dewasa Selasa, 21 Oktober 2008 kemaren membahas tentang bagaimana kita menyikapi UANG/HARTA. Berikut ini beberapa hal yang "tercecer" (tambahan di luar makalah yang dibawakan oleh Pelayan Firman, selengkapnya klik di sini):

Konsep SUKSES yang banyak dimiliki orang terukur dengan: kepemilikan. Dengan memiliki sesuatu, maka seseorang bisa dikatakan sukses. Misalnya: memiliki sebuah rumah, memiliki mobil, dan lain-lain (materialisme).

Dalam bacaan Matius 6:19-34, khususnya ayat 25, inilah cara Tuhan memelihara. Cara yang sederhana, yaitu pemenuhan seluruh kebutuhan mendasar kita. Kebutuhan hidup.

Harta dikumpulkan untuk mencukupi kebutuhan pokok, sebagai sarana untuk hidup.

Bedakan dengan jujur, saat kita mengumpulkan harta, akan kita gunakan sebagai pemenuhan kebutuhan kita atau keinginan kita?

Bedanya butuh dan ingin?
Kebutuhan--> di saat terpenuhi, akan merasakan kepuasan dan sangat menikmati pemenuhan tersebut. Sudah berhenti, tidak mencari sesuatu yang lain.
Keinginan--> di saat terpenuhi, tidak merasakan kepuasan, mencari sesuatu yang lain. Ingin lebih lagi. Tidak bisa berhenti. Tidak ada rasa puas. Susah dikendalikan.

Betapa susahnya jujur membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Keinginan bisa di'jadi'kan kebutuhan, kan? Dengan berbagai macam dalih kita bisa me'nama'kan keinginan kita sebagai kebutuhan. Jujur. Jujur. Jujur.

Iman yang Menjamah Yesus

Minggu, 19 Oktober 2008
Kebaktian Perjamuan Kudus
Pk. 09.00 WIB

Dilayani oleh: Pdt. Setyahadi

Ayat Pembuka:
Terpujilah Tuhan!
ari demi hari Ia menanggung bagi kita;
Allah adalah keselamatan kita.
-Mazmur 68:20-

Berita Anugerah:
Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita,
mereka akan bersorak-sorai selama-lamanya,
karena engkau menaungi mereka;
dan karena Engkau akan bersukaria
orang-orang yang mengasihi nama-Mu.
Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN;
Engkau memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai.
-Mazmur 5:12-13-


Bacaan:
Kejadian 6:5-9
Mazmur 5:1-8
Filipi 4:11-16
Lukas 8:40-48

Dalam bacaan Injil, dikisahkan tentang seorang perempuan yang sudah 12 tahun mengalami pendarahan. Kondisi fisiknya yang mengalami pendarahan selama 12 tahun membuatnya lemah. Namun perempuan ini menghampiri Yesus (yang berada di tengah kerumunan orang) dan menjamahNya.

Bagaimana perempuan ini dalam kelemahan tubuhnya dapat melihat Yesus yang dikerumuni orang banyak dan bagaimana dia dapat menghampiri serta menjamah jubah Yesus, menjadi sebuah hal yang sulit dibayangkan. Bahkan, mungkin sulit dilakukan.

Yesus dicari untuk menyembuhkan.
Yesus dicari saat dibutuhkan.
Seringkali demikian pula kita berlaku dan bertingkah.

Bila sudah mendapatkan yang kita butuhkan, maka Yesus kita tinggalkan. Tidak lagi kita cari. Tidak lagi kita berkomunikasi denganNya. Hilang kontak.

Dalam Kejadian 6:9, Nuh adalah seorang yang bergaul dengan Allah. Pergaulan berarti ada hubungan dua arah, timbal balik secara terus-menerus dan tidak terputus.

Nah, bagaimana hubungan kita dengan Tuhan saat ini?

---
Tema kotbah kali ini cukup membuat dahi berkerut. Iman yang menjamah Yesus. Perlukah Yesus dijamah? Dan rasanya penggunaan kata aktif menjamah di situ kurang tepat. Yesus lah yang menjamah kita. Yesus yang memberi kita iman yang melahirkan kerinduan untuk senantiasa melekat padaNya. Bukan kita yang berinisiatif. Bukan kita yang aktif. Allah. Yesus Kristus. KasihNya yang sudah ditunjukkan kepada kita yang mendorong, memberi hikmat dan akhirnya menumbuhkan kerinduan dalam diri kita untuk memiliki pergaulan yang akrab dengan Tuhan. Memang kayaknya artinya sama saja, tapi tetep aja ngerasa ada sesuatu yang ngganjel kalo engga diungkapkan. Thanks for reading.

Tuesday, October 21, 2008

Look at Your Life through Heaven's Eyes

We may feel
that we're useless
that what we've done are worthless

Useless
Worthless
All things seem wrong
Nothing right

A stone might be useless
A drip of water might be worthless
A leaf might not be mean a lot

But...
Stones form a mighty mountain
Water flows as wide as ocean
Leaves provide a great giant tree's need

We may have seen through our eyes
We should examine not through our eyes

Look at our life through heaven's eyes

---
inspired by DreamWorks Pictures' The Prince of Egypt

Waktu Kuliah Dulu...

Bagian yang jarang terlewatkan kalau kita bertemu dengan seorang teman atau kerabat yang "dulu" pernah menghabiskan waktu bersama dengan kita adalah: membicarakan masa lalu, mengenangnya kemudian menertawakannya -mungkin kadang menyesalinya.

Jumat dan Sabtu kemarin Christine & Davy ke Surabaya n nginep di rumah. Bareng Christine ada banyak pengalaman yang 'tak terlupakan' termasuk salah satunya yang horor dan menyeramkan! Hahaha. Ini ceritanya:

Kisah ini terjadi beberapa saat setelah P3KMABA (singkatan apa aku dah lupa hahaha yang inget cuman Pembinaan, P..., P..., K..., Mahasiswa Baru -hahahahahahaha). Waktu P3KMABA Christine dan aku satu kelompok. Dua orang dari Semarang yang bergereja sama di Semarang akhirnya dipertemukan dalam satu kelompok pembinaan. Kalau dulunya engga pernah kenal, sekarang jadi satu kelompok. Kelompok kita dibimbing Kak San (Agus Susanto) dan Koh Budi. Kita cukup akrab dengan kedua pembimbing kita itu. Terlebih lagi dengan Kak San, kos-kos an nya ada di depan kos-kos an kita hahahaha. Kos-kos an yang aneh. Di kota sebesar Surabaya, kos-kos an Kak San adalah satu-satunya yang tidak berpagar di sepanjang jalan Siwalankerto Timur I. Hahaha.

Nah, setelah P3KMABA selesai, Kak San berulang tahun. Waktu itu kita berdua merancangkan kejahatan... eh... bukan! Hahaha. Kita berdua merencakan memberi hadiah yang 'engga mutu' buat Kak San alias mau ngerjain. Rencananya gini: kita sebagai anak dekave n ngerasa musti kreatif (hahahaha), kita nyiapin sepasang sandal jepit dari kardus bekas (tempat air minum mineral). Kita potong, dibentuk jadi sandal, dikasi jepit dari tali rafia (rumput jepang -kalo engga salah). Jadilah sandal jepit. Di atasnya kita tulis ucapan selamat ultah buat Kak San. Lha kenapa sandal jepit? Yah, cari tahu sendiri ya, yang jelas ada latar belakangnya kenapa kita buat bentukan sandal jepit itu. Huehehe.

Supaya, Kak San makin 'kesulitan' menerima kadonya, kita berkreasi lagi mencari cara untuk mempersulit Kak San hahahahahahhahaha (tawa kejahatan). Akhirnya kita memutuskan untuk membuat sebuah peta harta karun. Kita akan menyembunyikan beberapa pesan di beberapa tempat. Masing-masing pesan musti ditemukan dalam urutan yang tepat untuk mengetahui petunjuk tempat pesan selanjutnya (kayak di filem2 itu lhooo). Dan kita memutuskan, tempat yang paling tepat untuk menyembunyikan pesan-pesan itu adalah di kampus UK Petra dan waktu yang paling tepat untuk menyembunyikan pesan itu adalah: malam hari! (tidak dilihat orang, resiko ketahuan Kak San sangat kecil). Bagi yang kuliah di UK Petra tau kan suasana kampus di malam hari?

Malam yang sudah kita rencanakan untuk melaksanakan 'kejahatan' kami tibalah. Urutan-urutannya aku agak lupa. Yang pasti ada salah satu pos yang kita pilih adalah di gedung W (tower)! lantai berapa juga lupa, kayaknya lantai 4. Nah, malam itu kita berdua jalan kaki menuju kolam jodoh dan menaiki tangga tower. Sinar bulan saat itu cukup terang. Di setiap lantai bisa kelihatan bayang-bayang pohon yang panjang di lantai, nambah-nambahin suasana mencekam! Huaaa! Masih belum nyampai lantai yang kita tuju, (masih di lantai 3 kayaknya) kita berdua terpaku. Tertegun. Kemudian mulai merinding ngeri. Di lantai ada bercak-bercak gelap! Apa itu???!!! Opo kui??!!!!! Wuah! Yang ada di otak cuman satu: itu darah! Ada pembunuhan! Ada yang terluka atau jangan-jangan malah ada mayat! (imajinasi yang makin liar). Akhirnya dengan kenekatan yang entah dateng dari mana, kita mendekati bercak-bercak gelap itu. Dan ternyata... bercak-bercak itu hanya daun-daun kering yang gugur. Fiuh! Walau setelah mengetahui fakta yang melegakan itu, kita berdua tetep aja masih agak ngeri. Maka setelah kita menyelesaikan 'misi' kita, segera beranjaklah kita dari sana! Ampun deh!

Sepi. Gelap. Engga ada orang. Engga ada suara. Malahan yang ada goyangan dan gemerisik daun-daun pohon. Ngeri deh. Cobain aja ke tower malem-malem kalo engga ada orang. Hahaha.

Akhir cerita, Kak San engga merasa 'ingin tahu' dan menelusuri setiap pesan yang kita tinggalkan. Mengecewakan emang, sudah mengalami malam mengerikan itu, Kak San engga antusias buat mencari. Boo-hoo. Akhinya, kado yang sudah kita siapkan kita berikan langsung. Tsk tsk tsk... pengalaman yang tak terlupakan.

Saturday, October 11, 2008

Kerendahanhati: fantasi atau urgensi?

Kerendahanhati atau kerendahhatian? Kerendahanhati dari kata "kerendahan" dan "hati". Kerendahhatian dari kata "rendah hati" ditambah imbuhan ke-an. Berhubung sudah lupa pelajaran Bahasa Indonesia, jadi engga bisa kasi penjelasan lebih lanjut tentang tata bahasa ini hahahaha. Yang jelas, kerendahanhati yang bakal dibahas di sini adalah sebuah sikap rendah hati. Jelas to?

Belajar tentang kerendahanhati di Doa Malam Pemuda Dewasa Selasa, 7 Oktober 2008 kemaren, untuk melaksanakan kerendahanhati memang sangat diperlukan dalam hidup ini. Sebagaimana yang sudah diteladankan oleh Tuhan sendiri, mengosongkan diriNya dan mengambil rupa sebagai manusia, bahkan menjalani jalan salib hingga mati di kayu salib. Namun pada prakteknya, terutama dalam hidup sehari-hari banyak ditemui hambatan-hambatan yang luar biasa berat untuk dihadapi.

Misalnya dalam kasus aku ngadepi klien yang ditagih tapi tak kunjung melunasi kewajibannya, wuah! Kasus itu bener2 mbuat aku engga bisa menerima apapun alasan yang dia berikan. Gimana mau bersikap rendah hati kalau setiap kali mencoba kontak dia, jarang banget terhubung (telp maupun sms engga pernah dibales), terus kalau sudah terhubung musti dikasi janji palsu (hari ini... aku transfer... tanggal sekian aku bayar PASTI)? Dan kenyataannya, belum ada pembayaran! Kalau aku orang yang paling engga seneng diingkari janjinya (apalagi kalau janji itu dibuat olehnya sendiri) wuah... bayangin gimana mangkelnya diri ini. Saat berada di tengah kasus ini, aku sudah berusaha tulus menerima alasan yang dia berikan, tapi kenyataannya hati ini tak kunjung rela menerima kejadian ini. Harga diri yang engga dianggep, hak yang tak kunjung dipenuhi. Bener-bener makin membuat susah untuk menumbuhkan perasaan tulus.

Pertanyaannya, sampai sejauh mana kita mengijinkan orang lain tidak menghargai diri kita? Apakah sikap kerendahanhati yang tidak tulus masih bisa disebut kerendahanhati?

Ok, kalau bukan diri kita yang layak dihargai dan Tuhan yang musti dihormati, bukankah itu berarti setiap hal yang tidak benar di mata Tuhan musti diluruskan? Dan akhirnya kembali lagi kepada kehendak Tuhan: apa yang Tuhan mau terjadi dalam hidup kita. What would Jesus do? bisa menjadi pertanyaan yang tepat sebelum kita melakukan apapun.

Kiranya ada saat kita harus marah atau murka, hendaklah kita marah karena kemuliaan Tuhan yang dicuri, karena Tuhan dilecehkan, seperti saat Yesus marah terhadap para pedagang di bait Allah.

Kiranya bila kita ditindas, hendaklah kita bisa memiliki ketulusan seperti Yesus mengasihi manusia berdosa yang menghina, mendera, melecehkan, menyiksa hingga mati.

Jadi, kerendahanhati bukan hanya fantasi (cuman di angan-angan aja) melainkan urgensi (tindakan yang sangat perlu dilakukan).

Sebuah Pernikahan (LAGI)

Akhirnya sebuah pernikahan lagi yang musti "ditangani". Bener-bener engga nyangka bakalan masih ada SATU pernikahan lagi yang aku terlibat di dalam persiapannya dan kali ini 'porsi' dan 'tugas' yang musti aku lakuin cukup berat n besar. Wew.

Pernikahan Eko & Rika. Bukan Rika yang sama dengan aku (masa aku nikah lagi dengan pria lain pula!!!). Eko ini anak teman gereja. Beliaulah yang meminta tolong aku jadi salah satu anggota panitia pernikahan anak mereka. Gara-garanya? Beliau-beliau ini (khususnya Sang Ibu) kesengsem dengan pernikahan Meikel & aku. Sampai-sampai bagian ucapan terima kasih kepada orang tua masih diingat dengan tepat! Astaga! Sampe terheran-heran n takjub dibuatnya! Hahahaha.

Persiapannya lumayan berjalan lancar. Sejauh ini sih. Aku yang kebagian mengkoordinir keseluruhan acara di gereja belum menemui kesulitan yang mbuat pusing. Koordinasi dengan beberapa elemen such as: cantoria, pemain musik, fotografer yang mungkin bakal jadi bagian 'terberat'. Fotografer sudah dihubungi n sudah menyatakan bersedia (semoga). Pas aku kontak jawabannya kurang memuaskan. Sang Fotografer itu bilang, "Lha yang beracara sendiri belum kontak saya, kan ya engga enak..." jadi, akhirnya aku kontak ke yang punya acara untuk menghubungi sendiri Sang Fotografer.

Yah, kadang jadi agak kurang bisa memahami beberapa watak dan sifat orang. Dan untuk bisa memahaminya, dibutuhkan kerendahanhati (yang engga gampang). Ada orang yang sedemikian gampang minta tolong -tanpa peduli hal itu akan mengganggu pihak yang dimintai tolong- namun saat dirinya sendiri dimintai tolong malah menimbulkan kesan ogah-ogahan. Nyebelin ya? Yah, mungkin tipe orang seperti inilah yang termasuk salah satu orang sulit. Hahahaha.

Thursday, October 09, 2008

Awut-awutan

Hari Kamis, 2 Oktober 2008 yang lalu mengawali perjalanan berkilometer pertama di bulan Oktober. Pagi hari sekitar jam 8 berangkat ke Batu-Malang. Tiba di Batu pukul 12.00 WIB. 4 jam! Waktu tempuh yang biasanya 2 jam menjadi 4 jam. Jalanan dipadati pengendara yang lain. Entah dikarenakan hari raya idul fitri atau yang laen (asumsiku sih karena masih banyak yang mudik). Sebagian besar pengguna jalan adalah pengendara sepeda motor dan seperti yang hampir semua pengguna jalan ketahui, pengendara sepeda motor kian hari kian tak menentu saat menyetir kendaraan mereka. Serobot sana. Serobot sini. Serong sana. Serong sini. Potong sana. Potong sini. Engga peduli tingkah polah mereka berkendara membahayakan diri sendiri DAN orang lain. Tidak berspion lengkap. Tidak mengenakan helm. Bawaan yang melintang ke kanan dan ke kiri. Luar biasa nekat! Cuman bisa geleng kepala n berdoa buat mereka. Semoga selamat sampai tujuan!

Setiba di Batu, koko yang juga berlibur di Malang, menyempatkan diri (bersama 2 temennya) dolan ke rumah. Nengok rumah Batu. Terus ngobrol2 sama Mama, Papa, Cik Lanny & keluarga. Maen-maen sama ponakan. Tidur awal. Jam delapan udah masuk kamar. Dan seperti biasa malam pertama di tempat baru jarang banget bisa tidur. Paginya jam setengah 4 bangun, mandi. Jam 4 pagi berangkat ke Ponorogo bareng Meikel & Mama. Perjalanan panjang pun dimulai. Total waktu yang diperlukan hingga sampai Ponorogo adalah 5 jam! Wew! Di awal perjalanan yang jalannya naik turun, berkelok-kelok membuat diriku mabok! Hahaha. Ditambah dengan sinar lampu kendaraan dari arah yang berlawanan, komplit sudah. Mata yang sensitif cahaya makin menjadi. Pusing n mual mendera. Lepas dari jalan yang memabukkan itu, tangan kesemutan saking tegangnya n menahan diri buat engga ngeluarin isi perut.

Sesampai Ponorogo, cari tempat buat makan pagi. Selesai makan pagi, nyari rumah Kokonya Meikel. Sempet nyasar sedikit. Sampai rumah Koko Rudy (kokonya Meikel) kita ngobrol2 n maen2 sama ponakan di sana. Ada 2 orang anak. Yang besar minta digambarin. Selesai digambarin selalu dia kasi warna. Hahaha. Gambaranku diwarnai. Mungkin ada bakat mbuat buku gambar yaaa. Hihihihih. Selesai makan siang, jam setengah 2 mulailah perjalanan pulang ke Batu. Jam setengah 7 sampai rumah. Akhirnya rumah! Siapin makan malam, terus makan, mandi, segera bobok.

Sabtu keliling-keliling. Makan-makan. Dolan lah. Akhir mingguan bareng hubby ceritanya. Hahaha. Minggu ke kebaktian jam 09.00, siang jam 2 an lebih balek ke Surabaya. Nyampe rumah jam setengah 6.

Nah, apanya yang awut-awutan? Dalam perjalanan panjang Batu-Ponorogo-Batu, aku merhatiin di beberapa bagian tanah yang dijadiin pertanian (entah taneman apa aku engga tau), ada tanaman jenis rerumputan yang menjulang tinggi sekitar 2 meter. Kondisinya awut-awutan. Kayak abis tertiup angin kenceng dari satu sisi. Bener2 awut2an layaknya rambut yang ketiup angin n engga disisir. Hahaha.

Kadang angin yang mengobrak-abrik bisa "menguak" hal-hal yang tak terlihat. Di saat kita "menyisir" kondisi yang awut-awutan, kita bisa menemukan "kotoran", kita bisa menemukan "benda berharga" yang mungkin sudah lama kita lupakan, yang kita miliki.

Saat angin mengobrak-abrik, bertiup dengan kencang, mungkin tak selamanya kita menikmati saat itu. Hal-hal yang sudah kita atur dengan rapi diporakporandakan. Kita jadi sewot. Memaksa kita untuk melakukan penataan-ulang. Mungkin ada kalanya juga kita menikmati angin yang bertiup dengan kencang. Hawa panas terusir dalam sekejap.

Alih-alih menggerutu dan bersungut-sungut oleh karena ulah angin kencang, lebih baik kita melakukan refleksi diri. Memeriksa diri dan melakukan penataan ulang dari hal-hal yang sudah dibuat awut-awutan. Pasti ada hal yang bisa kita pelajari di sana. Pasti kita akan menemukan sesuatu di sana. Entah itu "kotoran" yang mengganggu dan sudah seharusnya kita singkirkan sejak lama, atau itu "harta" tersembunyi yang sudah lama kita lupakan.

Menjadi Pekerja dalam Kerajaan Allah

Ringkasan Kotbah
Minggu, 5 Oktober 2008
GKI Batu Pk. 09.00 WIB

Dilayani oleh: Bpk. Nathan F. Marsela, M.Div.

Berita Anugerah:
Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya.
Filipi 2:12-13

Bacaan:
Matius 21:-33-46

Dalam Kejadian 2:15 dapat ditafsirkan: pada dasarnya manusi adalah makhluk pekerja. Kerja menjadi hakikat hidup manusia.

Di dalam bacaan kita, disebutkan tentang tanaman anggur. Tanaman anggur selama 4 tahun pertama tidak menghasilkan apapun, baru pada tahun yang kelima, hasilnya dapat dituai. Para penggarap kebun anggur itu bekerja selama 4 tahun (dan mendapatkan upah) dan pada tahun kelima juga menikmati bagian dari hasil yang mereka tuai dari kebun anggur yang mereka kerjakan "...untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya." (ayat 34b)

Dari sini kita melihat, selama 4 tahun, para penggarap kebun anggur tersebut tentunya mendapat jaminan hidup (bisa disebut sebagai upah). Padahal hasil dari yang mereka kerjakan masih belum ada. Para pekerja ini mendapatkan kepercayaan dari tuan tanah mereka. Namun, apa yang terjadi? Berterimakasihkah mereka?

"...mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita." (ayat 38b)

Seperti itukah bentuk ungkapan terima kasih mereka? Ada keserakahan di sana. Meminta lebih dari yang hak mereka yang seharusnya.

Refleksi:
1. Kepercayaan yang Tuhan sudah berikan untuk kita, kasih karunia yang sudah dianugerahkan; kepastian keselamatan yang sudah kita terima, sudahkah kita pergunakan dengan sebaik-baiknya?
2. Sikap seperti apakah yang kita tunjukkan terhadap kepercayaan Tuhan? Keserakahankah? Kerakusankah?
3. Sudah seharusnyalah, kita mengerjakan yang menjadi bagian kita. Tidak mengambil alih bagian yang menjadi hak tuan tanah yang mempekerjakan kita. Kita hanyalah pekerja. Kita hanya pengelola.

Kiranya karunia yang Tuhan sudah berikan dan percayakan kepada kita sudah menghasilkan buah!

Seekor Kucing yang Bersyukur

Pernah memperhatikan seekor kucing yang sedang ber"komunikasi" dengan kucing lainnya? Tak lain dan tak bukan yang kita dengar adalah "meeow", "meeooooww" dan "meeeeeeeeeeeow". Bunyi yang tanpa arti dan kita menyebutnya sebagai "mengeong". Demikianlah kucing "berkomunikasi" dengan "bahasa" yang mereka mengerti sendiri. Hanya ada 1 (satu) macam bunyi, yang entah itu dibisikkan, diteriakkan, didesahkan, dierangkan atau bahkan digeramkan. Tergantung pada kondisi "hati" si kucing. Hanya ada satu hal yang membedakan: intonasi.

Sekarang bayangkan bila manusia diberi hanya satu kata saja untuk berkomunikasi. Apa jadinya? Lha wong ada ribuan macam kata yang ada masih juga sering terjadi miskomunikasi, apalagi kalau cuman satu kata aja. Mau jadi kayak apa? Repot kan?!

Seekor kucing dapat hidup rukun dengan kucing lainnya cukup dengan satu kata saja. Kuncinya? Entahlah. Andai kucing bisa ngomong. Hahaha. Atau andai manusia memahami "bahasa" kucing. Eongan kucing yang mencari anaknya berbeda dengan eongan saat dia meminta makan. Eongan kucing yang menjelang melahirkan anaknya berbeda dengan eongan saat dia merasa terganggu.

Ini semua hanya persepsi seorang manusia.

Seorang manusia yang sedang belajar bersyukur dalam segala hal. Seorang manusia yang belajar mensyukuri setiap kosa kata yang sudah dia pelajari. Seorang manusia yang telah dibuat merenung oleh seekor kucing. Seorang manusia yang bersyukur oleh karena seekor kucing.

Arti Katamu!

Makin dekat hubungan seseorang,
Makin penting arti diri seseorang di hati,
Makin berarti setiap kata yang dia ucap.

Makin hangat kata yang disampaikan,
Makin semangat buat pendengarnya.
Makin nyaman hati yang merasakannya.

Makin dingin kata yang diberikan,
Makin tersengat hati yang menerimanya.
Makin sakit hati yang merasakannya.

Arti yang mana yang ingin kau beri lewat ucapanmu?
Perhatikan arti kaatamu!

Monday, September 29, 2008

Keep my eyes on Keep

Pagi tadi jalan2 pagi, tepatnya diajak jalan2 Keep. Gimana engga diajak jalan2? Keep narik dengan sukses aku ke sana sini. Tangan sampe rada baret2 gara2 megangin rante Keep. Ohya, btw, buat yang belum tau, Keep ini anjingnya kokoku. Berhubung kokoku out of town di libur lebaran ini, so aku yang bertanggungjawab terhadap kesejahteraan urusan perut Si Keep. Hihihihi.

Dimulai dari kemaren malem. Kasi makan. Trus pagi ini ngajak jalan2. Lumayan jauh rute yang ditempuh. Yang mbuat lebih capek bukan jalan-jalan n ditarik2 Si Keep, tapi saat-saat Keep ketemu sesama anjing! Wuih engga kebayang ngerinya kayak apa. Awalnya aku nyantai aja, kirain semua orang udah pada mudik n semua piaraan mereka tersimpan dengan baik di rumah masing-masing atau di penitipan binatang piaraan. Eh, ternyata dugaanku meleset! Hari ini lebih banyaaaakkk ketemu sesamanya Keep dibanding hari2 sebelumnya.

Jalan di Raya Kutisari Indah (yang biasanya engga pernah ngeliat ada anjing), sampe seperempat jalan ketemu TIGA ekor anjing kecil-kecil! TIGA! Satu... dua... tiga...!!! Semuanya dah semangat banget menunjukkan taring mereka! Wuih! Siapa yang tak gentar coba! Seperti biasa kalo Keep ketemu anjing laen, aku udah engga merhatiin anjing lain itu. Aku cuman megang rantai Keep kenceng2 sambil ngomeli Si Keep (pengalaman yang lalu Keep pernah lepas rantainya pas ketemu anjing lain). Syukurlah yang punya anjing keluar rumah n nyuruh semua peliharaannya masuk ke dalem rumah. Beres sudah. Syukurlah! Aku pun bisa bernafas lega. Fiuh.

Perjalanan dilanjutin. Tekadku sih mau jalan sampe gereja. Tapi apa daya belum nyampe setengah jalan Si Keep sudah teler. Lidah memanjang ekstrim. Air liur menetes. Keempat kakinya yang gendut sudah loyo. Gantian aku yang sekarang narik-narik rantainya. Kadang malah brenti, duduk terengah-engah. Jadi akhirnya aku puter balek. Perjalanan pulang pun dimulai. Kembali ke jalan yang tadi. Dengan was-was dan berharap engga ketemu anjing-anjing beringas tadi. Berusaha menghindari ketemu mereka, aku ambil jalan di seberangnya (kalau ada yang tau Raya Kutisari Indah, di tengah-tengah jalannya ada semacam pembatas jalan yang lebar, ditumbuhi rumput. Nah, dengan demikian -seharusnya- semuanya aman-aman saja.

Namun, apa yang terjadi? Ternyata, baru jalan beberapa langkah, aku ngeliat ada anjing hitam besar. Jenis apa persisnya aku engga merhatiin dengan jelas. Tinggi. Item. Ekornya engga ada. Jadi aku engga isa mastiin itu anjing ramah or ngajak berantem. Modelnya sih kayak anjing penjaga berkepala tiga di filem Hercules n Harry Potter itu: cuman yang ini versi satu kepala (hahaha). Nah lho! Segera aku pegang rantai Keep kenceng2. Tinggi anjing item itu hampir setinggi perutku. Hahaha. Agak takut juga nih. Si Keep udah pengen banget tu nggigit anjing besar itu. Weleh! Kecil-kecil berani juga. Padahal tinggi Keep engga ada setengahnya anjing besar itu. Sempet juga Si Keep menyarangkan moncongnya di kaki depan anjing besar itu. Astaga!! Gawat, batinku. Dengan segenap kekuatan dan ketegaan (perlu rasa tega buat nyeret Si Keep) aku seret n tarik n ngomeli Si Keep menjauh dari anjing itu. Berharap anjing besar itu engga ngejar or nggigit aku. Huhuhuhu. Hahahaha. Puji Tuhan, permintaanku dikabulkan. Anjing besar itu engga ngikuti!

Perjalanan berlanjut, dan bertemulah lagi Si Keep dengan dua anjing yang di awal perjalanan tadi ketemu. Mereka nguntit. Astaga! Si Keep jadi beringas. Wah wah. Untungnya, kedua anjing itu engga nguber kaya pertemuan pertama (mungkin karena Keep engga lewat di depan rumah mereka, ya). Akhirnya penguntitan yang mereka lakukan selesai juga. Sepanjang perjalanan pulang, aku ngeliatin Si Keep terus. Jarang ngeliatin sekeliling. Apalagi kalau berpapasan dengan orang lain. Rantai ta pegang lebih kenceng, takutnya ntar Si Keep nggigit -pelampiasan, hahaha. Sampai-sampai aku engga merhatiin dua orang yang sedang lari ke arahku. Sekilas aku liat ada dua orang yang lari ke arahku. Sampai mereka udah deket, mereka dulu yang nyapa, "Cik Rika..." eh.. ternyata si Daud n Christian lagi lari pagi. Hehehe.

Yah, begitulah. Segitunya merhatiin Si Keep sampe engga aware dengan keadaan sekitar. Keep my eyes on Keep. Kalau aku yang manusia bisa merhatiin seekor Keep sampai mengacuhkan keadaan sekeliling, gimana dengan Tuhan yang merhatiin manusia yang adalah ciptaanNya yang paling berharga?

Untuk memastikan keamanan, kenyamanan Si Keep, perhatian dan pengamatan musti diberikan dengan seutuhnya. Mengamati keadaan sekitar (sekilas), memperhatikan tingkah laku Si Keep yang mendadak bisa berubah bila ngeliat anjing laen or kucing.

Untuk memastikan keadaan kita tetap dalam kondisi yang 'aman' maka Tuhan juga melakukan hal yang sama. HatiNya sudah diberikan sepenuhnya untuk kita. MataNya sudah terpaku pada hidup kita. TanganNya menarik diri kita dari bahaya. KakiNya melangkah menunjukkan jalan kebenaran untuk kita. Walau kadang tanganNya menarik dengan enggan karena tarikanNya bisa mencederai kita, hatiNya pun akan 'terluka' merasakan sakit kita, namun Dia melakukanNya karena kasihNya kepada kita. Dia tidak mau kita digigit dan terluka. Dia tidak mau kita mengambil jalan yang keliru.

Supaya kita tidak lagi merasa sakit saat ditarik, kita lebih baik menurut saja pada tuntunanNya. Bisa jadi, kita ngeliat jalan yang Tuhan mau kita lalui jalan yang gelap, sempit dan sukar dilalui. Namun, kembali bila kita melihat dari sudut pandang Si Keep, kita tidak dapat melihat jauh ke depan (karena kita berada jauh di bawah), kita tidak melihat ada keindahan apa yang ada di depan kita. Percaya kepada Tuhan, Sang Pencipta yang mengenali dengan TEPAT, hal-hal apa saja yang membuat kita bersuka dan menjadikan kita makin sempurna!

Selamat menikmati libur lebaran!

God keep His eyes on us.

Wednesday, September 24, 2008

Bikin PR yok..

Dapet PR dari si Milka Yusta, semacam network game dengan peraturan sbb:

1. Each blogger must post these rules
2. Each blogger starts with ten random facts/habits about themselves
3. Bloggers that are tagged need to write on their own blog about their ten things and post these rules. At the end of your blog, you need to choose ten people to get tagged and list their names.
4. Don’t forget to leave them a comment telling them they’ve been tagged and to read your blog.

Nah PR nya ngerjain pertanyaan ini: 10 Habits and Facts about Me. Ini dia, simak baik-baik yaaa ^^

10 Habits and Facts about Rika Indriani :
1. Ada 2 saat yang paling aku nikmati dalam setiap hari: ngupil, setelah mandi hihihi (ngupil is the best! hahahaha). Jangan lupa mengucap syukur buat kesempatan ngupil setiap hari, hihihi.
2. Suka males bersih2 rumah. Hahaha. Cuman kalo lagi kumat rajine hampir semua pelosok rumah di'sapu bersih' -termasuk barang-barang 'ndak jelas' punya hubby hihihi.
3. Paling sebel ngeliat orang yang cuman isa ngomongin orang tapi engga pernah berusaha ngebilangi orang itu tentang hal yang sedang diomongin -bahasa kerennya: ngegosip, ngomongin di belakang, ngerasani (no action talk only: ngomongin orang).
4. Selalu berusaha menepati janji yang sudah dibuat. Pernah ada pengalaman menyakitkan tentang ini soalnya hehehe. Don't make a promise unless you're true to it, please.
5. Suka nonton filem, kalo nganggur or stress, entah di bioskop or di PC, terserah. Lebih fun kalo di bioskop sih... hahaha.
6. Putri kedua, anak ketiga dari tiga bersaudara. Waktu kecil seneng kucing n pernah punya kucing hitam kelam, cuman ada bulu putih beberapa lembar di perut sebelah kiri, matanya idjo, buntutnya panjang dan yang paling aneh namanya: Susi Amita Kole-Kole. Hahahahaha.
7. Pake kacamata sejak kelas 3 SD awalnya engga sadar kalo minus, ketauannya gara2 nilai pelajaran yang turun drastis (IPS 5,5 di rapor hahahaha). Sekarang minus 6R dan 4L, pake soflens kalo ke kondangan doang (itupun kalo engga males) hehehe.
8. Setelah married, jadi tambah mengenal apa yang kusuka n aku yang tak kusuka, jadi tambah mengenal diri sendiri gitu deh. Ini salah satu fakta tentang marriage life yang belum pernah aku tau (engga ada yang cerita n aku nya juga sama sekali engga nyangka hehehe).
9. Bisa nyetir mobil n sepeda motor (tapi engga dalam waktu bersamaan ya). Pernah kecelakaan pas pertama kali naek sepeda motor di Surabaya n cedera sampe sekarang (lutut sebelah kiri sakit kalo dibuat bersujud). Kalo pengalaman mobil, pernah ditabrak waktu parkir, posisinya jadi bergeser sekian derajat n ngabisin uang 1 juta rupiah lebih buat perbaikannya huhuhuhuhu.
10. Gampang ngerasa bersalah kalo ada hal yang engga beres terjadi (tentunya kalo aku etrlibat di dalemnya ya...): "kenapa kok engga gini... kenapa kok engga gitu..."

Ok, 10 orang berikutnya untuk kerjain PR yang sama, inilah daftarnya:
koh abuth, davy, asoy, okky, cc, momod, mela, gbx, jc, pipik
Selamat Mengerjakan!

Friday, September 19, 2008

Air: Hidup atau Mati

Apa yang terbersit dalam pikiran kita saat kata ini muncul? Sebuah benda cair. Tetesan. Siraman. Deburan. Ombak. Laut. Samudera. Aliran. Sungai. Hujan. Awan. Mendung. Badai. Basah. Genangan. Mandi. Basuh. Bersih.

Banyak hal. Bentuk yang luwes. Mengikuti bentuk tempat yang menampungnya. Tidak kaku. Menyesuaikan dengan mudah. Namun dalam hal yang lain, kuat. Mampu mengikis dan membentuk sebuah jalur yang baru. Membelokkan alur yang sudah ada. Mengikis batuan. Tetesan yang terus-menerus di tempat yang sama sanggup melubangi batu yang sangat keras. Konsisten. Sabar.

Air yang dipanaskan akan menguap. Menyatu dengan udara. Air yang didinginkan akan membeku. Menjadi benda yang keras. Air yang ditaburi gula atau garam akan melarutkan gula atau garam tersebut. Air juga menjadi salah satu elemen penting dalam kehidupan. Tanaman membutuhkan air sebagai penyalur sari-sari makanan. Hewan membutuhkan air untuk menjaga suhu badannya stabil. Manusia? Sudah pasti tidak dapat hidup tanpa air. 80% bagian tubuh manusia terdiri dari air.

Air, zat yang luar biasa. Memiliki berbagai macam bentuk. Kekuatan tersembunyi di balik keluwesannya. Aliran sungai yang mengalir perlahan, gemericik menenangkan. Aliran sungai yang mengalir deras, gemuruh meneguhkan. Aliran sungai yang tak terkendali menjadi banjir yang menakutkan.

Air sungai yang meluap dan menjadi banjir. Jumlah air yang memasuki sungai meluap melebihi jumlah yang sungai itu sanggup tampung dan salurkan. Kotoran-kotoran di dasar sungai diaduk. Hal-hal buruk yang terbenam muncul ke permukaan. Mengotori tanah sekitar. Mencemari. Alirannya yang deras menghantam dan mencabut pohon-pohon kecil yang baru tumbuh. Kehidupan-kehidupan baru yang urung bertumbuh. Dari sumber kehidupan dapat berubah menjadi penyebab musibah dan kematian.

Sebagai seorang manusia, emosi ini kadang mengalir bagai air. Bila dikendalikan, secara konsisten dapat menghasilkan keuletan yang luar biasa. Hal yang tampaknya tidak mungkin dilakukan pun dapat terjadi. Batu yang sangat keras dapat berlubang karena tetesannya. Bila dikendalikan, diri ini dapat menyesuaikan dengan lingkungan di sekitar kita. Orang-orang yang berada di dekat kita merasa nyaman dengan kehadiran kita. Sosok yang menyenangkan, mengalirkan ketenangan dan menyalurkan peneguhan.

Namun, emosi yang tak terkendali, dingin dan beku karena kemarahan. Panas dan mendidih karena kecemburuan. Menyengat orang lain dengan kebekuan. Menyulut amarah. Alirannya yang deras menggemuruh menghambat pertumbuhan. Menghentikan bahkan mematikan pertumbuhan -malah. Kita menyakiti orang yang berada di dekat kita. Terhempas deru emosi kita.

Air, memberi manfaat -bila terkendali. Air, menjadi musibah -bila tak terkendali. Jumlah yang melebih batas, yang tidak disalurkan dengan benar malah menjadi musibah. Musti dibagi dengan baik. Disalurkan dengan tepat. Manfaat yang dirasa akan maksimal.

Emosi yang meledak-ledak, bila disalurkan dengan cara dan sasaran yang tepat akan bermanfaat. Kendalikan emosi dalam diri. Salurkan dengan tepat. Berikan manfaat. Dan jadilah berkat.

Seperti air; menghadirkan kehidupan atau membawa kematian. Yang mana yang akan kita pilih? Jangan lupa untuk memohon kekuatan dari Tuhan senantiasa untuk dimampukan memegang kendali!

"... Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." Yohanes 4:14

Wednesday, September 17, 2008

Mengampuni adalah Sebuah Pertanggungjawaban

Minggu, 14 September 2008
GKI Batu Pk. 09.00 WIB

Dilayani oleh: Pdt. Andreas Agus Susanto

Bacaan:
Matius 18:21-35

Apakah arti kata pengampunan?

Dalam bacaan ini, Yesus berkata, “… melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” (ayat 22b). Secara matematis, 70x7=490. Bila dalam satu tahun ada 365 hari, maka dalam 1 tahun, kita diminta mengampuni orang yang bersalah kepada kita, ini berarti dalam satu hari satu kali mengampuni, maka kita masih memiliki ‘sisa’ hari untuk mengampuni. Maka, sudah seharusnyalah kita mengampuni LEBIH dari yang diminta orang kepada kita (agak ruwet, ya…)

Dasar pengampunan yang Tuhan mau: Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.

Mengasihi semua orang yang berada di sekeliling kita, ikuti teladan yang Yesus berikan sepanjang hidupNya di dunia; kepada siapa saja, Yesus menyatakan kasihNya?

Pengampunan di dalam hati adalah pengampunan yang sanggup menghadirkan pembaharuan. Membaharui dan membawa perubahan menuju hal yang lebih baik. Menasihati dan menegur yang salah. Amsal 27:5 “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.”

Di saat kita mengampuni, maka kita memposisikan diri sama dengan orang yang bersalah kepada kita. Karena demikian pulalah posisi kita sama dengan dirinya di hadapan Tuhan: orang yang berdosa.

Pengampunan berarti, pembaharuan hidup yang terus menerus terhadap hidup yang Tuhan percayakan kepada kita.

Selamat mengampuni!

Teamwork & Conflict Management

Kelas Pembinaan GKI Kutisari Indah
Minggu, 7 September 2008 Pk. 19.00 WIB

Dilayani oleh: Takim Andriono

Tema: Membangun Gairah & Sukacita Dalam Pelayanan
Sub Tema: Manajemen Konflik + Teamwork

Konflik
adalah sebuah proses yang diawali dengan adanya seseorang atau sekelompok orang yang melihat orang atau kelompok lain telah, sedang atau akan melakukan tindakan yang dapat “mengancam” kepentingan pribadinya atau kepentingan kelompok mereka.

Ayat Renungan
Filipi 2:1-11
Apa yang dapat menyempurnakan sukacita kita dalam pelayanan? (ayat 2)
Bagaimana cara mewujudkan kesatuan & kesehatian di antara kita? (ayat 3-4)
Apa gunanya kita memiliki pikiran & perasaan Kristus? (ayat 5-11)

Pemicu konflik antara lain:

  • perubahan
  • kompetisi untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas
  • kompetisi untuk memperebutkan pengakuan/penghargaan
  • sentiment pribadi
  • perbedaan kepribadian
  • miscommunication
  • perbedaan persepsi/cara pandang
  • ketergantungan antar unit pelayanan
  • pembagian tugas, tanggung jawab & wewenang yang kurang jelas
  • struktur organisasi yang rancu

Apakah Dampak Konflik?
  • Munculnya pikiran & emosi negative yang menyebabkan ketegangan (stress) -> merampas sukacita & gairah
  • Mengganggu komunikasi antar pribadi / kelompok sehingga sulit bekerjasama
  • Menghamburkan energi yang sangat diperlukan untuk mencapai “tujuan” dengan sai-sia
  • Dapat menimbulkan hal-hal yang merusak (destruktif)
Positif: (jika dikelola dengan baik)
  • Membawa masalah ke permukaan (terbuka) –tidak lagi ditutup-tutupi
  • Mendorong orang untuk lebih bisa saling memahami, saling menerima & saling menghargai
  • Menghasilkan perubahan & ide-ide baru yang inovatif
  • Mendorong terjadinya pengambilan keputusan yang lebih baik
  • Menumbuhkan komitmen bari & loyalitas

Bagaimana menyelesaikan konflik?
  • Belajar untuk selalu memberi respons PORAKTIF bukan REAKTIF
  • Berusaha untuk mengerti lebih dulu sebelum berusaha untuk dimengerti
  • Berorientasi pada solusi, bukan masalah
  • Berpikir kreatif untuk mengashilkan solusi win-win dengan mental model “kelimpahan” dan bukan “kelangkaan”
  • Berupaya untuk memberi kontribusi terbaik demi kemenangan tim

Sikap proaktif
Tak seorangpun dapat menyakiti hatimu, kecuali engkau mengijinkannya (E. Roosevelt, istri mendiang Preseiden Roosevelt)
  • Seringkali kita tidak dapat memilih situasi atau kondisi yang kita akan alami, tetapi kita bisa memilih sikap kita dalam menghadapinya.
  • Seringkali kita tidak dapat memilih rekan kerja kita, tetapi kita bisa memilih sikap kita dalam bekerjasama dengan dia.

Berusaha mengerti lebih dulu sebelum berusaha dimengerti
  • Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah (Yakobus 1:19)
  • Gunakan komunikasi empati!
  • Hargailah perbedaan!

Berorientasi pada solusi

* Jangan jadi “trouble-maker”, tetapi jadilah “problem-solver"

* Nehemia 6:1-14
  • pertahankan focus Anda pada visi & misi atau tujuan yang Anda capai (ayat 3)
  • hadapi setiap tuduhan atau tantangan (ayat 6-8)
  • jangan mau ditakut-takuti (ayat 10-13)
  • berdoalah kepada Tuhan memohon kekuatan & hikmat (ayat 14)

Meraih solusi “win-win”
  • berpikir kreatif (mencari alternative solusi sebanyak-banyaknya dan “berani” keluar dari “kebiasaan”)
  • menggunakan mental model: kelimpahan (sangat mungkin karena bertambah-tambah) dan bukan kelangkaan (tidak mungkin karena serba terbatas)
  • ingat untuk apa Tuhan Yesus datang: Yohanes 10:10b


Mengapa perlu Team-work?
  • Kita adalah kawan sekerja Allah (I Korintus 3:9) – kita adalah team-workNya, bekerja dengan caraNya untuk mencapai tujuan yang ditetapkanNya.
  • Banyak anggota tetapi satu Tubuh (I Korintus 12:12-31) serta rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya… Menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih (Efesus 4:16) -> secara sinergis kita bisa melakukan jauh lebih banyak dan mengalami pertumbuhan rohani yang luar biasa.

Memberi kontribusi terbaik demi kemenganan tim demi kemuliaanNya
  • Kolose 3:23 Berikan yang terbaik seperti untuk Tuhan…
  • Mendahulukan kepentingan pribadi atau kelompok sendiri adalah sumber konflik dan memperlemah tim secara keseluruhan
  • Keberhasilan seorang anggota tim adalah keberhasilan tim, sebaliknya kegagalan seorang anggota adalah tanggungjawab bersama.
  • Perbedaan pendapat atau perselisihan tidak boleh menghalangi pencapaian tujuan Allah.

Selamat melayani dengan pikiran dan perasaan Kristus,
Maka gairah dan semangat akan menyertai kita…

Refleksi: sudahkah dalam pelayanan yang kita lakukan, kita mengalami sukacita dan pertumbuhan dalam pengenalan terhadap Tuhan?

Friday, September 12, 2008

Adakah Seorang yang Seperti ini?

Seorang yang hanya dicari saat dibutuhkan
Seorang yang ditinggalkan saat tak dibutuhkan

Seorang yang setia menanti dirinya dicari
Seorang yang selalu menunggu dirinya dibutuhkan

Disakiti sedemikian rupa
Namun tetap setia

Diacuhkan sekian lama
Namun tetap tulus menerima

Menyediakan diri untuk memberi bantuan
Mengajukan diri saat yang lain tak peduli

Membantu tanpa harap dibalas
Tulus tak meminta perhatian

Cukup dengan membantu
Tanpa menggerutu

Cukup dengan menolong
Tulus tiada bohong

Inikah kasih yang sejati?
Adakah seseorang yang seperti ini?

Thursday, September 04, 2008

Siapa yang Sangka?

Seorang yang brutal
Seorang yang sadis
Seorang penganiaya

Orang engga pernah berbuat salah ke dia, dia sakiti
Orang engga pernah menyinggung perasaannya, dia bunuh

Namun, apakah hidupnya berakhir dengan tragis?
Apakah pembalasan yang 'adil' yang dia terima?
Apakah yang dia perbuat kepada orang lain, diperbuat kepadanya?

Tampaknya tidak.
Perubahan besar terjadi dalam hidupnya.
Sejak dia dibutakan untuk kemudian disembuhkan.

Seolah semua hal buruk yang pernah dia lihat telah dihapuskan.
Seakan kenangan-kenangan masa lalunya telah dilupakan.
Pembaharuan visi.
Penglihatan yang baru.

Hasilnya?
Hati yang rela berkorban.
Semangat yang menyala-nyala.
Rasa cinta yang meluap-luap.
Karya yang penuh makna.
Tulisan yang sangat menginspirasi.
Kata-kata yang menghibur.
Dorongan yang meneguhkan.
Motivasi yang menguatkan.

Luar biasa!

Siapa yang sangka, seorang Paulus yang sedemikian benci terhadap orang Kristen, sanggup menjadi seorang yang sedemikian rela kehilangan nyawa dan rela menderita bagi Sosok yang diagungkan orang Kristen? Sebuah hal yang sangat bertolak belakang!

Siapa yang sangka?

Jika Tuhan sanggup melakukan hal yang -tampaknya- mustahil bagi manusia di masa lalu, akankah Tuhan yang sama tidak sanggup melakukannya ulang -jika telah tiba saatnya- ?

Mau tunggu hingga Tuhan memutarbalik hidup kita? Rasa sakit itu pasti ada. Dari bisa melihat menjadi buta. Ada kehilangan di sana. Dari sebuah periuk, dihancurkan menjadi tak berbentuk. Ada egoisme yang dilebur. Sakit? Tentu.

Atau, mau menyerahkan diri kita supaya Tuhan memaparkan rancanganNya kepada kita? rasa sakit itu masih ada. Namun, bila kita memahami rancangan Tuhan untuk hidup kita, kiranya kita dapat lebih mudah memahami hal-hal yang sedang terjadi -hal-hal yang sedang Tuhan kerjakan dalam hidup kita.

Pilih yang mana?

Monday, September 01, 2008

Interpersonal Skill

Semalem adalah sesi kelas pembinaan yang kedua. Interpersonal Skill, dilayani oleh Dra. Lanny Herawati dari UK Petra. Sebuah sesi yang oke punya :) hehehe. Dibandingin kelas pembinaan yang pertama, jumlah kehadiran di kelas kali ini lebih banyak. Hore! Puji Tuhan! Semoga antusiasme ini bisa terus berlanjut.

Di sesi ini ada test yang menunjukkan kepribadian seseorang. Dan di sesi ini juga peserta mencoba untuk mengerjakan test tersebut. DISC test namanya. Dominant (=dominan), Influence (=berpengaruh), Steadiness (=stabil), Compliance (=patuh). Aku engga sempet catet semuanya, selain kelupaan bawa notes (pulang dari rumah Joni & Upil, niliki Gaby -adeknya Ella- bareng Irwan & Diana dah jam tujuh kurang dua puluh! Padahal acara dimulai jam tujuh! Hahahaha), Bu Lanny juga ngebut banget menyampaikan materinya.

Hasil dari test DISC ku: D 3pt, I 3pt, S 7pt, C 13pt. 2 nilai tertinggi ada di Steadiness & Compliance. Nilai paling tinggi adalah Compliance (13pt). Ciri orang "C" adalah:
Ciri: konsentrasi pada hal detil,
Kekuatan: tuntas, akurat dalam analisa data
Kelemahan: terlalu hati-hati, lupa batas waktu
Pemotivasi: bekerja benar dan berkualitas
Manajemen waktu: masa silam, bekerja lambat untuk menentukan keakuratan
Komunikasi: pendengar yang baik
Keputusan: enggan, hati-hati, tuntas tapi butuh sumber

Yang harus dikembangkan oleh orang "S":
- perhatikan tugas
- hadapi konfrontasi
- usahakan lebih mempunyai kepastian
- tingkatkan kecepatan
- ambil inisiatif
- belajar berkata "tidak"
- jangan terlalu peka

Yang harus dikembangkan oleh orang "C":
- fokus pada hal-hal yang benar, bukan hanya memilih dengan benar
- repon dengan cepat
- percaya intuisi
- flexibel dan terbuka
(benernya ada beberapa point lagi, tapi udah keburu pindah slide :( huhuhu)

Nah, kira-kira kayak gitu hal-hal yang aku dapet di sesi kali ini. Usai sesi ini terjadi sebuah fenomena yang menarik. Hal yang biasa dilakukan oleh orang-orang setelah menyelesaikan sebuah test. Menanyakan jawaban temannya! Hahaha. Jadi, setelah selesai sesi ini, di luar ruangan gereja terjadi perbincangan yang cukup seru! Saling menanyakan dan makin meriah saat 'tebakan' si penanya benar! Hahaha. Yang menjadi perenungan -dan agak disayangkan- fenomena ini menjurus ke arah 'mengadili'. Memang suasana yang terjadi saat itu adalah guyonan. Tapi entah mengapa, beberapa kata-kata yang temen-temen ucapkan terasa mengadili, "Pantesan kamu kayak gini, lha bener tho... memang kamu tipe bla bla bla..." yah, gitu deh. Jadi mikir, apakah memang hal seperti ini yang sebenarnya terjadi selesai sesi seperti ini? Adanya pengadilankah yang diperlukan (walau dalam bentuk guyon)? Yah, mungkin aku yang terlalu sensitif yah. Yang pasti, masih punya pemikiran engga seperti itulah yang seharusnya terjadi. Mengetahui hasil dari test temen, masih oke. Dengan mengetahui karakter mereka, aku bisa berusaha lebih lagi memahami cara kerja mereka, dan semoga bisa menjalin kerja sama yang lebih baik lagi.

Tuesday, August 26, 2008

Servant Leadership

Hari Minggu kemaren jadi hari yang hampir FULL day di gereja. Setelah sekian lama engga kayak gini, akhirnya tiba juga masanya. Mengalami pagi hari ke gereja, pulang siang menjelang sore, dan malam harinya kembali lagi ke tempat yang sama. Hehehehe. Jadi kangen masa-masa dulu. Masa-masa menggembel bareng Davy, Christine, Bobo, Upil, Momod, Ngguntur, Meikel. Hix hix. Sekarang semua gembel tersebut sudah menggembel dengan pasangannya masing-masing. Ehm. Kecuali satu. Jangan disebut ah, tabu (padahal kalo mau teliti juga jawabannya udah terlihat dengan jelas, sejelas gajah di depan mata). Hohohoho.

Pagi hari, kebaktian jam 09.00 WIB ada Welcome Day. Liputannya lihat di sini ya... sepulang dari Welcome Day, di rumah aja istirahat siang (skipping rutinitas nyetrika), entah kenapa kepala pusing n cekot2. Thank God sorenya pas bangun dah better. Jadi semangat ikutan kelas pembinaan yang pertama "Servant Leadership". Dateng agak mepet, jam tujuh kurang 5. Eh, ternyata masih belum mulai. Jadi sempet cek file untuk LCD. Fyi, malem itu tugas pertama jadi LCD operator (yang bener2 dijadwal). Ndak ada prasangka buruk. Pas masuk gedung gereja, hawa dingin menggigit seketika. Dengan asumsi kalo hawanya dingin, nyamuk engga bakalan ganas. Eh, ternyata sepanjang sesi berekor-ekor nyamuk menyerbu Pak Daud (pelayan firman) dan diriku, yang musti cukup jaga kelakuan (soale duduk depan dw n Pak Daud bersliweran di deketku, isa dibayangin berapa banyak mata yang memandang ke arahku). Bayangin kalo operator LCD nya mencak-mencak n nguber2 nyamuk. Isa2 Pak Daud kalah kharisma hahahahahaha.

Ok, sekarang saatnya ngomong tentang sesi ini.
Pelayanan, dibutuhkan saat terjadi kondisi:
1. Ketidakpastian sosio-ekonomi-politis.
2. Kurangnya spiritualitas sebagai kelengkapan yang mengutuhkan pemberdayaan kehidupan --> semakin dibutuhkannya tempat untuk menenangkan diri, bermeditasi, untuk memusatkan perhatian dan mengutuhkan diri lagi.
3. "Penyakit akibat kerja" --> kurang/tidak adanya waktu yang dialokasikan dalam hidup, terjadi ketidakseimbangan. Kita menghubungi seseorang hanya pada saat kita membutuhkannya!

Model kepemimpinan pelayan:
1. Pemimpin sebagai pelayan/hamba.
2. Fokus utama pada kebutuhan orang lain/pengikut.
3. Memperlakukan orang lain sebagai rekan sepelayanan.

Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. (Yohanes 13:4-5)

Inilah bentuk melayani "rendah hati". Sebuah TRANSFORMASI KEPEMIMPINAN. Kerendahanhati menjadi nilai MOTIVASI yang mendasari kepemimpinan, melayani dengan semangat menjadi HAMBA. Melayani dengan TULUS.

Seorang pemimpin yang melayani untuk pemenuhan kebutuhan bagi jemaat berusia 30-45 tahun (jemaat muda dewasa), perlu memperhatikan beberapa sifat jemaat yang dilayaninya: dinamis, produktif (bahkan sangat produktif), susah untuk diajak ketemuan. Nah, bagaimana seorang pemimpin dapat memenuhi kebutuhan mereka?

Untuk belajar lebih lanjut bisa dilihat klik di sini.

Markus 10:35-45, mencatat beberapa hal:
1. Ambisi yang diserahkan kepada Yesus (ayat 35-37).
2. Totalitas komitmen kerajaan Allah, bukan dari kuasa/posisi/jabatan (ayat 38-40).
3. Ambisi tidak mencerminkan spiritualitas keberhambaan (ayat 41), ambisi tidak sesuai dengan motivasi, nilai yang Tuhan mau ada di dalam pelayanan Yesus. Ambisi boleh-boleh saja, asal tidak merugikan orang lain, bahkan ambisi dapat mendorong memperluas kerajaan Allah.
4. Ukuran kekuatan dan kekuasaan (ayat 42).
5. Meneladani Yesus sebagai ukuran yang terbesar (ayat 43-44).
6. Teladan kepemimpinan yang melayani dan menyelamatkan (ayat 45, lihta juga: Matius 11:29).

SABAR: tahan menderita, walaupun ditekan, disakiti, tetap bertahan.


10 Karakteristik Servant Leadership:
1. Mendengarkan dan memahami; mendapatkan apa yang orang lain mau ungkapkan/nyatakan.
2. Empati (berbela rasa); "memakai sepatu orang lain", memahami yang dijalani orang lain, membuka rasa kepekaan orang lain, menyesuaikan dengan kebutuhan orang lain.
3. Menyembuhkan diri sendiri dan orang lain (dalam hal emosional dan kejiwaan); luka batin sendiri dapat disembuhkan, pemimpin yang diinginkan orang lain untuk dapat didatangi saat terjadi goncangan dalam hidup mereka. Adanya trust.
4. Kesadaran diri; kepekaan untuk membantu memahami persoalan.
5. Persuasi; bukan dengan kekuasaan dan paksaan, namun berdasarkan kesepakatan kelompok.
6. Konseptualitas; membedakan hal-hal yang konsep dan praktis.
7. Kemampuan memiliki visi; membaca masa lalu, kini dan melihat masa depan.
8. Kemampuan melayani; mengarahkan semua orang agar mempunyai peran dalam menjalankan kepentingan bersama.
9. Komitmen dalam pertumbuhan orang lain; pertumbuhan dalam segala aspek.
10. Membangun komunitas dan jejaring masyarakat dalam iklim kekeluargaan.


3 Aspek Kepemimpinan:
1. Hati (karakter) yang melayani
2. Kepala (struktur, strategi, metode) yang melayani
3. Tangan (karya) yang melayani


Berikut ini beberapa pertanyaan yang dapat dijawab, sebagai introspeksi diri, sejauh mana kesiapan kita untuk melangkah menjadi seorang Pemimpin yang Melayani:

  • Apakah kebanyakan orang percaya bahwa Anda bersedia mengorbankan kepentingan pribadi demi kebaikan sekelompok orang?
  • Apakah kebanyakan orang percaya bahwa Anda mau mendengarkan pikiran/gagasan/rencana orang lain dan menghargainya?
  • Apakah kebanyakan orang datang kepada Anda apabila kehidupan mereka mengalami krisis atau mengalami suatu goncangan yang hebat?
  • Apakah orang lain mengikuti permohonan Anda karena mereka mau atau karena mereka percaya mereka harus emngikutinya?
  • Apakah orang lain menyampaikan gagasan/pikiran serta visi untuk organisasi Anda ketika Anda berada di sekitarnya?
  • Apakah orang lain memiliki kepercayaan dalam kemampuan Anda untuk melihat ke depan/mengantisipasi hari depan dengan segala dampaknya?
  • Apakah orang lain percaya bahwa Anda mempersiapkan organisasi Anda untuk menjadi berbeda tetapi positif dalam dunia ini?
  • Apakah kebanyakan orang percaya bahwa Anda sungguh-sungguh melibatkan diri untuk membantu mereka bertumbuh dan berkembang?
  • Apakah kebanyakan orang dapat merasakan pengertian yang mendalam dari kegiatan bermasyarakat dalam organisasi yang Anda pimpin?
(jika Anda mengisi 7 dengan jawab "ya", berarti Anda sudah melangkah menjadi seorang Pemimpin yang Melayani)


Selama sesi ini berlangsung, jadi banyak merenung dan mikir, sudah seberapa "melayani" kah diriku ini? Dan jawabannya datang bertubi-tubi dari setiap bahan yang disampaikan Pak Daud. Tampaknya selama ini aku memimpin tim pelayan pemuda dewasa masih juga belum "beres". Tidak dengan "menghamba". Masih ada hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep karakter seorang pemimpin yang melayani. Untuk bisa menyembuhkan luka batin sendiri dan orang lain? Wuih, susah banget! Untuk bisa sabar juga sulit. Kadang ada waktunya merasa diri paling 'kecil' sementara temen2 yang lain sudah 'berpengalaman'. Kadang ada waktunya ngerasa diri ini jadi 'bossy' nyuruh ini nyuruh itu, walaupun dalam 'bahasa' yang lebih halus dengan penggunaan magic word, "please". Dan kadang jadi pengen berhenti memimpin. Karena memimpin itu capek. Memimpin bila engga ada yang dipimpin lebih capek lagi. Memimpin bila yang dipimpin engga mendukung maka akan jadi jenuh banget! Dan ngerasa yang dikerjakan sia-sia aja.

---
Ada 5 seri Kelas Pembinaan, yang bertujuan untuk memberikan bekal untuk menjalani masa pelayanan kepada jemaat maupun aktivis. Kelas ini terbuka untuk siapapun. So, silakan datang ya... Diadakan tiap hari Minggu, mulai pk. 19.00-21.00, untuk detail jadwalnya bisa dilihat di sini (di bagian events).

Saturday, August 23, 2008

Wuihing!

Hari Sabtu! Akhir minggu alias weekend! Berakhirnya satu buah minggu (lagi)! Berikut ini beberapa hal yang terjadi dalam dua minggu terakhir (yang belum sempet aku tulis di sini):
1. Akhirnya, pembuatan 'bendungan' by hubby terselesaikan dengan baik! Tinggal tunggu peresmiannya (potong pita -kata Meikel- hihihihi). Sekarang lagi uji coba test kebocoran. Masih ada beberapa hal yang mungkin bakal musti dipikirkan pemecahannya, kayak: kalo mau kuras musti 'puasa' pake air (yang ini aku belum ngomong ke hubby sih... cuman kepikiranku aja hahaha dan biasanya Meikel udah pikirin gimana solusinya). Puji Tuhan!

2. Akhirnya, pelunasan piutang dari seorang klien sudah dilakukan. Lega. Ini berarti utangku ke percetakan juga sudah lunas. Phew! Puji Tuhan!

3. Ada Kebaktian Peneguhan & Pemberkatan Nikah San & Dita. Yang dinanti dan dirisaukan (sepanjang minggu menjelang Peringatan Kemerdekaan Bangsa Indonesia). Hehehe. Puji Tuhan, semuanya berjalan dengan lancar. Cuman ada satu hal yang belum sempet ngaku dosa ke Dita, nih (semoga kamu baca ya, Dit): beberapa saat sebelum mulai, saat David (selaku MC) ngajak jemaat buat belajar 2 lagu unfamiliar ada dua orang perempuan yang duduk di kursi yang diperuntukkan keluarga perempuan. Nah lho! Berdasarkan instruksi dari keyboardist (yang aku anggap bener2 tahu posisi yang tepat untuk para tamu undangan, maka aku nurut aja) maka aku pun menghampiri kedua perempuan itu. Aku udah ragu di awalnya. Tapi setelah mengamat-amati sejenak, aku tidak melihat tanda-tanda pihak keluarga pada mereka berdua. Akhirnya aku pun memberanikan diri menuruni tangga dan menyapa mereka, "Maaf, tante bisa pindah aja? Ini kursi untuk keluarga mempelai..." Dan tante yang duduk di belakangnya otomatis bilang, "Iya, mami duduk sini aja ya... biar mbak e duduk di belakang..." Hmmm, rupanya oma ini maminya tante yang duduk di belakangnya. Dan yang duduk di sebelah oma ini semacem pendampingnya. Nah, masalah beres! Aku balek ke posisiku, merasa sedikit bersalah 'meninggalkan' Mang Armand yang nyanyi sendirian sementara dua singer yang laennya ada urusan sendiri2. Hahaha. Milka lagi ngatur speaker. Aku lagi 'nggusur' oma2. Weks! Setelah acara selesai, ada acara foto bersama. Dan saat dipanggil oleh MC, "Oma nya Dita..." Wah! Bukan main terkejutnya aku! Yeah, oma yang tadi itu, maju ke depan n foto bersama! Waduhhh! Uh-oh... Sorry, ya Ditaaaa :'(

4. Ada Persekutuan Doa Pemuda Dewasa, banyak dikuatkan dari sharing temen2 di PD kali ini. Puji Tuhan!

5. Ada KKR, dapet kesempatan jadi konselor dan banyaaaaaaak pengalaman dan perasaan yang baru kualami di KKR ini -khususnya kepanitian kali ini (Panitia Retreat Keluarga) -engga bisa banyak cerita di sini, ndak baek buat kesehatan mental pembaca- hahahahaha. Puji Tuhan!

6. Beberapa hari yang lalu nyaris pilek. Dah berulang kali tepatnya! Bersin-bersin tak menentu. Huahing! Wuihing! Dan ternyata setelah makan banyak n banyak minum, philegh itu batal menyerang! Wuih! Hahahaha. Amazing kan? Tanpa obat, tanpa vitamin or supplemen. Emang sih pake banyak bobok ^^ Puji Tuhan!

7. Andi (hubby nya Fei2-my cousin) berkunjung ke Surabaya, kota Pahlawan. Setelah beberapa kali kontak-kontak telpon n sms, ternyata jadwal kita engga match, jadinya batal deh kita ketemuan. Padahal pengen banget isa sua. Huaaaa.

8. Ada pula kabar dari Bandung berupa sms yang berbunyi:

"Puji Tuhan kami bersyukur, telah lahir seorang bayi putri, Caithleen Calvina Hojaya, di RS Borromeus tanggal 20-08-2008, Richad & Monica"

Wuih! Icha sudah melahirkan! Heran deh, anak jaman sekarang namanya panjang2 n susah banget nulisnya! Hahahaha. Congrats buat pasangan yang berbahagia!

9. Banyak deadline yang musti diselesaiin akhir minggu ini. Ada persiapan buat Welcome Day "School of Life" besok, ada buku kenangan dasawarsa (bantuin Triton).

Bener-bener minggu yang penuh dengan kekaguman!
Have a blessed weekend!

Jangan lupa wuihing!
-dari kata dasar "wuih" yang menggambarkan kekaguman. amaze. +ing jadilah sebuah kata kerja yang menunjukkan "sedang melakukan" Hahahaha. Ngaco.- idenya Momod.

Friday, August 22, 2008

By HIS Love

KKR dalam rangka memperingati
HUT Dasawarsa GKI Kutisari Indah
Rabu, 20 Agustus 2008
Pk. 19.00

Dilayani oleh: Pdt. Wahyu Pramudya

Bacaan:
Lukas 12:13-21

Perkataan dan perbuatan dilahirkan dari cara berpikir. Dengan kata lain, apa yang kita pikirkan, bagaimana kita memandang suatu hal akan sangat mempengaruhi bagaimana kita berkata dan berbuat.

Berikut ini cara pandang yang keliru terhadap kehidupan: sebelum semua hal di dalam hidup saya beres, maka saya tidak punya waktu untuk hal-hal yang di luar hidup saya.

Cara pandang seperti itulah yang dimiliki oleh orang kaya yang bodoh dalam bacaan kita. Ayat 18-19 menggambarkan bagaimana sibuk dirinya untuk mencukupi segala kebutuhannya. Yang menjadi fokus utama dalam hidupnya adalah AKU. Melulu AKU. Akibatnya? Tidak pernah berurusan dengan orang lain, tidak juga berurusan dengan Tuhan.

Yang perlu kita renungkan, urusan hidup kita tidak akan pernah beres! Tuhan tidak mau kita mengabaikan Tuhan dan orang lain. Urusan hidup kita tidak akan pernah beres, kecuali di dalam Tuhan. Di sinlah kebodohan si orang kaya (kalau bodoh, bagaimana dia bisa kaya?).

Tuhan tidak menyuruh kita membereskan semua urusan kita terlebih dahulu, karena Tuhan tahu, urusan kita tidak akan ada habisnya. Biarkan Tuhan membenahi masalah dan segala urusan kita, sementara itu kita memuliakan Tuhan melalui setiap karya yang Tuhan kerjakan dalam kehidupan kita.

Bila kita di dalam Tuhan, kita melakukan pelayanan (berkata dan berbuat) di dalam Tuhan, maka kita akan dikuatkan di dalam Tuhan, dan pada akhirnya kita dimenangkan di dalam Tuhan!

Dalam perjalanan panggilan pelayanan Tuhan, kita perlu memiliki pengendalian diri. Natur manusia yang selalu ingin "sedikit lagi" dapat menghambat perjalanan panggilan pelayanan yang kita jalani. Dengan adanya perasaan yang "selalu ingin lagi dan lagi" maka kita tidak akan pernah merasa puas. Tidak akan ada habisnya. Dan kita tidak akan pernah memiliki waktu yang cukup untuk diri kita sendiri, apalagi untuk Tuhan dan orang lain! Biarlah kita dapat belajar dari Rasul Paulus yang mengatakan, "...sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan." (Filipi 4:11)

Pengendalian diri ini juga tidak akan pernah cukup. Karena dalam kehidupan kita ini ada terlalu banyak aspek. Dan ada banyak hal yang tidak dapat kita kendalikan. Apabila kita dapat mengendalikan seluruh aspek yang ada di dalam hidup kita, rasa sombong dan lupa diri akan segera hadir dalam hidup kita. Lupa diri. Merasa diri sendiri adalah Tuhan yang mengendalikan kehidupan dan menjadikan kita ingin melepaskan diri dari Tuhan.

Coba lihat Adam dan Hawa. Di saat mereka memiliki persekutuan dengan Tuhan, seluruh hidup mereka dalam keadaan baik semua. Oke oke saja. Namun, saat keinginan menjadi seperti Allah muncul, terjadilah perubahan dan akibatnya tidak perlu tunggu terlalu lama. Dosa itu langsung memisahkan: saling menimpakan kesalahan, tidak bertanggung jawab, dan semakin lama dosa itu menjadi semakin parah. Dalam sesaat sudut pandang mereka berubah. Cara pandang mereka terhadap kehidupan berubah. Tidak lagi selaras dengan sudut pandang Allah. Keluar dari sudut pandang Allah, keluar dari rancangan Allah, dan akhirnya: kehancuran!

Dosa mengeraskan hati kita. Membuat kita menjadi tidak peduli. Dosa yang awalnya menjanjikan kenikmatan, akan menutup hati nurani kita, kita tidak dapat menerima sudut pandang Allah, membuat kita keluar dari rencana Allah, dan akhirnya hidup kita menjadi hancur!

By HIS Love, biarlah hidup kita dipulihkan lagi dan kita dimampukan untuk kembali melihat dengan sudut pandang Allah.

---
Dalam kesempatan KKR ini, aku dapat kesempatan yang indah jadi konselor. Dan saat-saat yang paling mengharukan dalam menjadi seorang konselor adalah saat-saat menyaksikan dan merasakan begitu banyak hati yang ingin berkomitmen ulang, hati yang bersedia melayani Tuhan, hati yang diubahkan, hati yang dilembutkan. Bener-bener mengharukan. Tuhan Yesus sungguh ajaib! Di tengah-tengah segala ke'sesak'an yang aku rasain, aku masih bisa merasakan sukacita karena menyaksikan keindahan pemulihan. Terima kasih, Tuhan!

Monday, August 18, 2008

Rekonsiliasi & Hidup Rukun

Ringkasan Kotbah
Kebaktian 17 Agustus
Minggu, 17 Agustus 2008 Pk. 09.00 WIB
GKI Kutisari Indah

Dilayani oleh: Pdt. Setyahadi

Ayat Pembuka:
Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.
Efesus 5:18-19

Bacaan:
Kejadian 45:1-15
Mazmur 133
Roma 11:29-32
Matius 15:10-20

"Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia Raya!"
Demikianlah sebagian syair lagu kebangsaan kita, Indonesia Raya yang ditulis oleh W.R. Supratman. Dan apa yang sudah ditulis oleh W.R. Supratman ada benarnya. Pembangunan jiwa musti dilakukan terlebih dahulu, baru kemudian diikuti oleh pembangunan badan/ragawi.
Kadang, yang "ragawi" menjadi lebih "wah" daripada jiwa, bahkan seringkali pembangunan jiwa malah diabaikan. Pembangunan raga lebih diutamakan, sedangkan pembangunan jiwa dinomorsekiankan.

Dalam Matius 5:18, dinyatakan bahwa hati harus dibangun, jiwa dibangun. Baru setelah itu, peraturan-peraturan disusun, dibuat. Jadi peraturan yang ada tidak menyengsarakan yang menjalani.

Saat Yusuf memperkenalkan diri kepada saudara-saudaranya (Kejadian 45:3), semua saudaranya merasa takut. Apa sebab? Mereka telah memperlakukan Yusuf dengan jahat! Karena rasa iri, saudara-saudara Yusuf membuat rancangan untuk membunuh Yusuf. Pada akhirnya, setelah melewati diskusi yang panjang, Yusuf dibuang dan dijual ke Mesir -sebagai budak. Di Mesir, Yusuf mengalami berbagai macam hal yang akhirnya menghantar dia ke posisi penting di Mesir, sebagai orang kepercayaan Firaun!

Saat kelaparan melanda negri Israel, saudara2 Yusuf mencari makan sampai ke Mesir. Di sanalah mereka bertemu dengan Yusuf! Yusuf yang sekarang berbeda dengan Yusuf kecil yang dulu mereka buang dan jual. Sekarang Yusuf memiliki kekuatan. Yusuf mempunyai kekuasaan. Yusuf dapat melakukan pembalasan terhadap perlakuan saudara-saudaranya. Akan tetapi, Yusuf tidak melakukannya! (ayat 15)

Bagaimana relasi Yusuf dengan Tuhan? Lihat Kejadian 39:9. Dengan bangunan jiwa yang benar di hadapan Tuhan, relasi dengan Tuhan akan tercermin dalam relasi dengan orang lain. Yusuf menganggap masa lalunya yang kelam adalah masa yang sudah lewat, sudah selesai, yang ada sekarang adalah pemikiran tentang masa yang akan datang.

Sebuah jiwa yang sehat, tidak hanya rukun di 'luar' tetapi mencaci dan mencemooh di 'dalam' hati, melainkan apa yang keluar berupa 'raga' memancarkan apa yang ada di dalam hati.

"Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua." (Roma 11:32)