Tuesday, December 23, 2008

Natal 2008

Tahun ini Natal kedua yang kulalui bareng hubby. Tahun lalu 5 hari setelah merid, sekarang 1 tahun lebih 5 hari setelah merid. Hahaha.

Pesan Natal tahun ini, "Mengapa Yesus Turun dari Surga?" tema Persekutuan Doa Pemuda Dewasa yang engga aku hadiri :( karena hari itu badan masih belum seberapa sehat dari sakit flu. Benernya juga udah sejak bulan Oktober 2008 aku disuruh dokter buat engga terlalu banyak melakukan aktifitas fisik. Ndak boleh kecapean (harap jangan menyimpulkan apa-apa, para pembaca...). Maka sejak itu pula kegiatan2 -terutama rapat di gereja- dikurangi -bahkan ditinggalkan! Dikasi obat, bolak-balek ke dokter, dikasi macem2 masukan dari sana dan sini, disupport doa dari handai taulan (hihihih) dan ceritanya masih belum selesai. Kondisiku sekarang masih dalam pemantauan dan tetep engga boleh kecapean -ntar kalo udah ada kepastian, ntar aku cerita full versionnya. Dan sementara itu, TOLONG jangan menyimpulkan, berprasangka hal-hal yang engga aku sebutin di sini :p huehehe. Yang jelas, kondisiku sekarang ini sudah mengalami BANYAK kemajuan dari bulan Oktober yang lalu itu. Semoga saja semakin hari semakin baik. Puji Tuhan!

Kembali ke topik Natal tahun ini. "Mengapa Yesus Turun dari Surga?" Pertanyaan ini singkat tapi cukup mengajak kita untuk merenungkan jawabannya secara mendalam.

Meninggalkan 'kemewahan' dan 'kenyamanan' surga. Pencipta alam semesta berada dalam kandungan seorang perawan. Seorang gadis yang belum pernah memiliki anak. Seorang yang belum cukup pengalaman untuk mengandung. Resiko yang besar dihadapi. Dari sosok yang penuh kuasa, menjadi diri yang bergantung penuh kepada ibu yang mengandungNya. Kerendahan hati yang luar biasa. Sebelum lahir sudah ditolak sana sini. Tidak ada penginapan yang mau menerima Dia dan keluargaNya. Tampaknya keluargaNya bukan keluarga yang berpenampilan mewah dan kaya. Tidak diterima. Akhirnya mendapat tempat di sebuah kandang yang -tentunya tidak bersih. Dan aromanya tentu bercampur dengan bau yang melekat pada diri para penghuni kandang. Domba? Kambing? Sapi? Kuda? Tentunya penghuni kandang makan dan minum di situ. Demikian pula saat mereka selesai memetabolisme makanan dan minuman mereka. Mereka mengeluarkan sisa-sisanya di sana pula. Di kandang. Bayangkan betapa menyengatnya bau kandang itu!

Setelah lahir, menjadi bertumbuh dan menunaikan tugas yang Allah Bapa sudah persiapkan. Penyelesaian tugas yang engga gampang juga. Jalan salib musti ditempuh. Yang sampai sekarang masih jadi pertanyaan buatku, "Kenapa musti jalan sengsara itu yang Yesus tempuh? Tidak adakah jalan laen yang lebih 'mudah' untuk dilewati?"

Yesus sudah memberikan teladan untuk kita. Dia lebih dulu meninggalkan kemewahan Surga untuk memulai karya penyelamatan untuk kita -manusia berdosa. Dia dengan rendah hati menjadi manusia. Dia menggantikan menanggung dosa kita. Ada ketulusan di sana. Ada kesetiaan di sana. Ada ketaatan di sana.

"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8)

Kalau menengok beberapa waktu terakhir ini, aku banyak mengalami kemunduran yang sangat signifikan dalam hal pertumbuhan rohani. Sudah ndak pernah penggalian alkitab, meninggalkan komitmen baca satu fatsal satu hari (tiap malem) -sorry, temen2 sie pemuda dewasa, pernah beberapa hari engga saat teduh pagi. Ooops! (ini pengakuan dosa, ceritane) Trus... (masih ada lagi) 2 hari Minggu engga kebaktian. Yah, heran juga kenapa kok sampe kayak gitu. Tapi jujur, perasaan jadi engga karuan. Jadi ngerasa ada sesuatu yang salah. Apa gara2 sakit ya? Jadi punya segudang alesan buat engga saat teduh... males baca (sakit kepala, badan sakit, perut senut2)... dan dasarnya emang lagi pengangguran (engga boleh cape2) jadi makin menjadilah... 'hawa' pemalas makin menggila tak terkendali. Weleh! Parah to?

Dan kondisi ini rasanya juga bisa 'terbaca' di blog ini. Posting nya udah sekian lama engga diupdate. Blog gkikutisari pun terbengkalai engga pernah aku sumbang ringkasan kotbahnya. Hahaha. Maap teman2.

Kesimpulan dari refleksi Natal tahun ini, ketaatan dan kesetiaan sampai mati yang Yesus tunjukin rasanya masih terlalu tinggi tingkatnya jika dibandingkan dengan keadaanku yang sekarang ini. Yah, memohon ampun dan meminta kekuatan dari Tuhan saja yang kurasa bisa memulihkan keadaanku ini.

No comments: