Thursday, January 15, 2009

Pilek!

Beberapa hari terakhir di Surabaya -sejauh yang aku tau- cuaca sering hujan disertai angin keras. Genteng di atas berderak-derik (walau awalanya aku kira suara burung gereja yang berceracap) setiap kali angin bertiup kencang. Tadi pagi juga terbangun karena terkaget-kaget mendengar suara pintu partisi plastik yang terhembus angin. BRAK!!

Di Jakarta juga berulang kali diterpa hujan. Berita hari ini juga menyatakan kalau ancaman banjir masih belum berlalu. Cuaca yang buruk. Angin yang kencang. Ditambah stamina tubuh yang kurang bagus, akhirnya jadi gampang tertular penyakit. Berbagai macam penyakit muncul. Guntur pilek. Dita pilek. Ella (anak Joni & Filia) diare. Regi (anak Pran & Kak Herma) radang tenggorokan. Aku? Nggak terluput pula dari sakit. Sakit tenggorokan yang akhirnya dilengkapi dengan bersin-bersin, hidung tersumbat, badan agak meriang. Sekarang yang tersisa batuk dan pilek.

Sehubungan dengan sakit tenggorokan yang diikuti dengan batuk, maka mulailah pencarian obat yang tepat untuk mengobatinya. Setelah diperhatiin, berbagai macam obat beredar di sekitar kita! Berbagai macam gejala yang bisa diobatinya. Ada yang menulis, "Mengobati batuk yang disertai bersin-bersin, hidung tersumbat dan demam." Ada yang mencantumkan, "Flu yang disertai batuk." Nah, kalau sedang menderita batuk dan pilek, yang mana yang dipilih?

Berhubung awalnya tenggorokan yang sakit, jadi aku memutuskan kalau sakit batuklah yang menjadi yang utama -yang utama harus diobati dan disembuhkan. Jadi, aku memilih obat batuk. Sirup obat batuk yang mengandung rasa semriwing itu. Paling engga, tiap kali setelah menelan sirup obat batuk, tenggorokan terasa lebih lega dan nyaman.

Setelah dipikir-pikir dan direnung-renungkan, kata "disertai" yang banyak tertulis di label2 kemasan obat itu, mengingatkanku pada janji Tuhan Yesus pada saat Dia menyampaikan Amanat Agung, "... Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:20b).

Tuhan yang menyertai. Tuhan mengutamakan kita lebih daripada DiriNya. Mengagetkan ya? Bukannya Tuhan menyertai kita -dengan setia- sampai kepada akhir zaman. Seolah Tuhan engga ada kerjaan lain, selain menyertai kita.

Saat kita diutamakan Tuhan, bukan berarti kita bisa sesuka hati kita. Sudah selayaknya kalau kita makin kagum dan hormat kepada Tuhan. Bukan pula berarti semua hal yang kita inginkan harus terpenuhi. Ingatlah terus, bagaimana Tuhan sudah dengan rendah hati mengutamakan kita. Menempatkan kita sebagai biji mataNya.

Saat aku sakit batuk dan pilek ini di awal tahun, yang aku pikirkan adalah: kok nggak asyik banget ya, tahun baru, belum juga bulan Januari berakhir kok sudah sakit. Namun ternyata, dari sakit ini aku diajak untuk merenungkan arti penyertaan Tuhan.

Di tahun 2008, kondisi dunia mulai terpuruk, keadaan memburuk. Elpiji langka. Bahan-bahan makan mengalami kenaikan harga. Walaupun penurunan harga BBM terjadi, kondisi ekonomi bangsa ini masih belum juga pulih. Dengan kondisi seperti itulah, tahun 2008 ditinggalkan dan mulai menapak tahun 2009. Di awal tahun ini, perang yang makin menjadi terus berkecamuk di Gaza, hujan angin yang terus menerus menyebabkan beberapa daerah banjir, kesehatan terganggu, kekhawatiran melangkah di tahun 2009 terasa. 9 April yang akan datang, Pemilihan Umum anggota legislatif akan diadakan. Entah kondisi seperti apa yang akan terjadi.

Tahun 2009, segalanya serba tidak pasti -seperti awal tahun pada umumnya- akan tetapi segala macam ramalan dan telaah para ahli -yang serba kelabu- makin memberatkan kaki untuk melangkah di tahun ini. Serba ketidakjelasan. Keraguan. Kekhawatiran.

Batuk yang menyertai flu. Batuk yang disertai bersin-bersin dan hidung tersumbat. Saat bersin itu masih ada, maka bersin itu senantiasa melekat pada batuk. Ingus itu masih memampetkan saluran pernafasan. Mungkin saat kita terbatuk-batuk, susah menelan (hal-hal yang menyedihkan), berulangkali bersin (merasakan pedihnya air mata yang keluar), susah menghirup udara untuk bernafas, semuanya adalah kondisi yang sangat tidak nyaman. Namun, ingatlah: "Tuhan menyertai kita senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Saat kekuatan terbesar di alam semesta menyertai kita,
apakah yang perlu kita khawatirkan?
Saat Sang Pencipta mendampingi ciptaanNya,
apa yang perlu kita takutkan?
Seorang pencipta tentunya adalah
sosok yang paling mengerti segala kebutuhan ciptaannya.

Selamat disertai Tuhan!

1 comment:

Anonymous said...

i am so impressed with strength u have here.. GBu!