Semarang, Senin, 20 November 2006.
Hari ini semua stasiun televisi memuat berita tentang kedatangan Bush ke Bogor.
Selama 5 jam di bogor tapi sudah cukup membuat heboh seluruh indonesia.
Banyak pro dan kontra yang terjadi di sini.
Dari pagi ngga ngapa2in sih. Cuman ke dokter.
Kali ini dokter lewie ngga ada. Dokternya kudu nguji skripsi mahasiswa mana gitu.
Akirnya diperiksa sama dokter penggantinya. Dokter Penny kalo ngga salah. Ngga tau tu nulise gimana.
Setelah diliatin ni masih banyak yang bolong2 di muka.
Kata dokter sih masih ada yang radang. So masih belum isa dikasi krim dan segala macem nya.
Obat antibiotiknya aja tetep dilanjutin di bagian2 yang masih radang.
Trus tadi ditambahin krim buat yang udah hampir sembuh tapi masih merah2.
Katanya biar merah2nya cepet ilang. Gitu... ya tadi siang udah dicoba tapi sik lum keliatan hasilnya.
Ya yang bolong2 sih udah ngga seberapa sakit. Semoga ae segera ter recover.
Should be on Surabaya as soon as possible. Hehehe.
Semalem juga Fenny Oktana (temen SMU dulu) telpon. Hehehe. Ngobrol2 lumayan lama sih.
Update kabar temen2 yang laen juga. Seneng. Ntar malem katae mau telp lagi. Hehehe.
Trus tadi sore ada pemandangan menarik di depan rumah.
Ada sekumpulan orang yang tampak sedang dalam aktivitas pengambilan gambar sebuah film.
Film nya sendiri tentang apa aku ngga ngeliatin.
Yang jelas di sana keliatan banget kalo sie perlengkapan begitu repotnya.
Banyak banget persiapan yang dilakuin sebelum shooting itu dimulai.
Mulai dari siap2 untuk hujan buatan.
Sampe ndatengin mobil pemadam kebakaran tuh.
Belum lagi payung2 buat kameraman. Ngga lucu kan kalo kamera nya yang keujanan hahaha.
Trus juga mbuat tenda-tenda tuh. Trus masih ada beberapa polisi lalin yang musti jagain
ketertiban lalin. Kan orang-orang yang lewat jadi pada tertarik tuh, pengen tau ada apa.
Walhasil yah pengguna jalan yang lewat jadi mengurangi kecepatan kendaraan masing-masing tuh.
Kadang-kadang dalam sebuah kepanitian yang mempersiapkan sebuah event akan terjadi kesibukan yang sama.
Terjadi kehebohan yang sama.
Segitu banyak pekerjaan yang dilakukan.
Masing-masing anggota panitia memiliki perannya masing2.
Ada yang menjadi sutradara, mengarahkan kru nya untuk berbuat ini dan itu.
Ada yang menjadi kameramen, mencatat semua adegan yang terjadi sesuai dengan script.
Ada yang menjadi pengarah cahaya, mengatur arah cahaya di lokasi shooting.
Ada yang menjadi pemain, memerankan peran sesuai dengan script.
Ada yang menjadi perlengkapan, walau di belakang layar tapi menjadi yang paling sibuk dan paling pusing.
Dan masih banyak lagi peran-peran yang laen.
Bila salah satu dari elemen tersebut ngga ngejalanin perannya dengan baek maka proses shooting itu ngga bisa berjalan dengan baek.
Segala sesuatunya harus dijalanin bersama.
Kudu kompak.
Perasaan yang terjadi bila semuanya udah selesai?
Seneng bersama. Apalagi kalo ntar pemirsa yang ngeliat hasil shooting seneng ngeliat hasil jerih lelah bersama.
Suatu perasaan kebersamaan akan muncul. Ngerasa udah nyelesaiin satu proyek dengan baek, membuat orang laen seneng dengan apa yang udah dikerjakan bersama.
Dan tau ngga, kalau Tuhan ternyata sedang membuat sebuah filem.
Dengan Dia sebagai sutradara (sekaligus produser) dan kita semua adalah para pemain, kameramen, pengatur cahaya dll.
Hidup ini adalah panggung sandiwara kata salah seorang penyanyi senior indonesia.
Kalo dipikir2 kita hidup di dunia ini emang kita sedang membuat filem.
Directed and produced by God, setuju kan?
Gimana kita bisa menjaga hubungan dengan rekan-rekan satu kru,
Gimana kita bisa mengerjakan instruksi Sang Sutradara dengan tepat,
Gimana kita mempersiapkan segala sesuatunya sesuai dengan waktu,
semuanya akan mempengaruhi bagaimana hasil filem yang kita buat.
Sang Sutradara akan mengarahkan kita bila kita berbuat salah.
Bila kita teledor dengan tugas kita.
Sang Sutradara akan menegur, membentak bahkan bisa pula memarahi kita bila kita emang ngga bisa dikasi tau. Hehehe.
Selebihnya terserah kita. Kita mau mendengar teguran tsb, mau nggak menghiraukannya, terserah kepada kita.
Namun satu hal yang perlu diingat, Sang Sutradara selaku Produser memiliki wewenang dong untuk tetap mempertahankan anggota kru atau mengeluarkannya.
Karena dianggap anggota kru nya itu sudah ngga bisa diatur lagi, ngga taat terhadap arahan Sang Sutradara.
Kalo udah ngga bisa diatur lagi buat apa dipertahankan?
Bukannya malahan bakal mengganggu jalannya produksi filem tersebut?
Mengganggu kerja anggota kru yang laen?
Yang mau sungguh-sungguh taat kepada arahan Sang Sutradara?
"Akulah pokok anggur yang benar dab Bapa-Kulah pengusahanya.
Setiap ranting yang ada padaKu yang tidak berbuah, dipotongNya
setiap ranting yang berbuah, dibersihkanNya,
supaya ia lebih banyak berbuah." (Yohanes 15:1-2)
Sulit yang pasti untuk bisa menjadi anggota kru yang taat.
Nggak gampang.
Sering kali anggota kru ngerasa pengambilan gambar yang dilakukan kurang bagus.
Kurag gini kurang gitu.
Lebih bagus kalo gini lebih keren kalo gitu.
Masing-masing memiliki sudut pandang yang berbeda.
Namun Sang Sutradara lah yang memegang script.
Sang Sutradara yang mengetahui dan berpengalaman serta memahami dengan benar,
proses pengambilan gambar yang seperti apa yang harus terjadi.
Kadang sebuah adegan harus diambil berulang-ulang.
Karena suatu alasan Sang Sutradara kurang puas dengan hasilnya.
Para anggota kru mulai menggerutu karena bosan dan mulai capek.
Bisa jadi ini merupakan bagian dari proses pembersihan ranting itu tadi.
Yah, semoga kita semua bisa menjadi anggota kru Sang Sutradara yang kompak terus.
Yang taat dan setia pada arahanNya.
Ngga bosen-bosen untuk selalu menanti arahan dariNya.
Senantiasa melakukan proses pengambilan gambar yang sesuai dengan kemauan Sang Sutradara.
Nah, sudah siapkah kita melanjutkan proses pengambilan gambar untuk adegan berikutnya?
Have a blessed directed day by God.
Monday, November 20, 2006
Day 21
Label:
daily reports
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment