Berita yang dibawanya kerap mengejutkan
Sekalipun yang dijemput sudah sakit berkepanjangan
Tetap saja saat berita itu
Membuat terkesiap dan merenung
Jam kehidupan yang berhenti berdetak
Seiring hilangnya denyut nadi sang manusia
Tak pandang siapa dia
Tak peduli pagi atau petang
Sosok yang tak ada lagi
Rindu yang tak akan terobati
Menghapus air mata
Menghela nafas panjang
Berdoa memohon kekuatan dari Sang Empunya Waktu
Meminta hikmat dan sukacita serta pemulihan
Kematian menghampiri
Perpisahan terjadi
Haru dan bangga menyatu
Duka dan suka berpadu
Yang terkasih tak lagi di sisi
Tempat biasa berbagi
Diri yang tak lagi nyata
Namun akan selalu ada di hati
---
Sewaktu di Semarang, menerima kabar adik Emak Bien (Kukong Guan) meninggal pada hari Sabtu, 27 Desember 2008. Kemudian Kamis, 1 Januari 2009 Mama dari Papa (Effie, Sofia, Edward, Edwin) sepupu di Magelang meninggal.
Menjelang satu tahun Emak Bien meninggal, segala kebaikan dan kenangan Emak masih melekat. Saat Emak hadir di acara perjamuan makan keluarga 30 Desember tahun 2007 yang lalu. Terasa sebentar saja baru berlalu. Dan 21 hari setelahnya, sms dari Mama terbaca setelah aku pulang dari kebaktian Minggu. Detail masing2 kejadian masih teringat jelas dan hati ini masih merasakan kehilangan.
Wednesday, January 07, 2009
Akhir dari Hidup di Dunia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
cece...yang sabar dan tabah ya...terus bersyukur untuk keberadaan mak yang membawa kasih dan kenangan indah...bersyukur untuk mak cece yang masih bisa hadir di saat terindahmu...
Tuhan memberkati ce Rika
to dita:
thanks, dita
@ my friend Rika
Segala sesuatu ada waktunya. Ada waktunya bersama dengan orang yang kita kasihi dan ada waktunya berpisah. Doaku, kiranya Roh Kudus akan memberi kekuatan dan penghiburan padamu untuk melepas kepergian orang-orang kamu kasihi. May Yesus bless you abundantly.
Post a Comment