Wednesday, May 09, 2007

"Apa yang sedang terjadi akhir-akhir ini?"

Benakku bertanya-tanya. Aku sudah menyampaikan hal-hal yang harus aku sampaikan. Aku bersama teman-teman yang lain sudah banyak belajar mengenai banyak hal. Namun, ternyata ada juga hal-hal yang baru yang musti dipelajari.

Masih ada lagi dan lagi...

Dulu sekali -sebelum aku dilahirkan- ada seseorang yang menubuatkan bahwa aku akan menjadi seorang pembuka jalan. Mendahului kedatangan penyelamat. Saat nubuatan ini disampaikan kepadaku, aku merasa ragu-ragu. Terlebih lagi saat aku mengetahui bahwa penyelamat ini akan menghadapi gelombang penolakan yang sangat besar.

Nah lho!

Kalau penyelamatnya sendiri bakalan ditolak, gimana dengan pembawa beritanya? -yang berarti adalah aku?!

Apakah aku nantinya akan ditolak?
Penolakan macam apakah yang nantinya akan aku hadapi?
Sanggupkah aku menjalaninya?

Misi yang sudah diberikan kepadaku harus dijalankan.
Apapun resikonya cepat atau lambat pasti akan terjadi.

Setelah bertahun-tahun menyampaikan kabar bahwa Sang Penyelamat akan datang. Segera bertobatlah! Kabar yang itu-itu saja yang aku sampaikan dalam setiap perbincangan, dalam setiap percakapan, dalam setiap kata ku bahkan dalam helaan nafasku!

Banyak orang yang akhirnya menjadi pengikutku. Mereka memanggilku dengan sebutan, "Rabi" Pada suatu hari mereka terlibat dalam percakapan yang cukup seru dengan seorang Yahudi -kalau tidak mau disebut perselisihan (ayat 25). Akhirnya mereka datang kepadaku dan berkata, "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepadaNya."

Yah, ekstrim memang kata-kata mereka, sebenarnya tidak semua orang pergi kepada Yesus. Coba lihat lagi di ayat 23 dan bandingkan dengan ayat 26 (perhatikan yang tercetak miring). Jelas ya? Kalau semua orang pergi kepada Nya, maka tidak akan ada orang yang aku baptis, kan?

Aku bisa memahami kebingungan mereka.
Aku pun -kalau mau jujur- juga bingung.

Keragu-raguan ada.
Kebimbangan terselip.
Tanda tanya muncul.

Benarkah Yesus adalah Sang Penyelamat itu?
Sudahkah semua tanda-tanda terpenuhi di dalam diriNya?
Usaikah sudah tugasku?
Tuntaskah penyampaian berita harus kuemban?

Jadi seperti ini kah akhirnya?
Saat tugas berat yang kupikul selesai. Seperti ini kah akhirnya?
Aku menjadi tidak dihargai. Seakan-akan aku dibuang.
Disisihkan begitu saja. Semua orang pergi kepadaNya dan tidak mengingat akan aku sama sekali?!
Yah, ada sih beberapa orang yang tetap datang kepadaku. Tapi itu tidak sebanding dengan semua yang sudah kulakukan selama ini. Dari awal aku membangun dan merintis pembukaan jalan ini. Dengan susah payah. Dengan segala ketakutan dan keraguan yang akhirnya berhasil aku tanggulangi. Akhirnya begini?

Begini saja?
Sudah selesai?

Hmmm... .... tapi tunggu dulu!
Pemikiran tersebut benar-benar egois. Coba dihitung berapa banyak kata "aku" di dalamnya. Semua kalimat bersubyek "aku"

Ck... ck... ck...

Benarkah seperti ini?
Salah!!

Apa yang selama ini aku lakukan seperti yang dilakukan sahabat mempelai pria.
Setiap ada perjamuan kawin yang diadakan 2 hari 2 malam lebih, maka seorang sahabat mempelai pria yang diminta untuk menemani dan menjaga mempelai perempuan (jadi bodyguard gitu, istilah jaman modern hehehe). Tentunya sahabat memperlai pria ini tidak ikut dalam perjamuan kawin yang gegap gempita, tetapi benar-benar mengawal mempelai perempuan dengan baik dan benar. Dan tidak pula menjadi "pagar makan tanaman" dong! Masa, mempelai perempuan sahabatmu sendiri mau kamu "makan"?!! Sahabat macam apa pula kau???!!!! Nah, masa penantian hingg terselesaikannya perjamuan kawin itu bukan masa yang dilewati dengan mudah. Ada saja hal-hal yang harus diwaspadai. Tamu-tamu mabuk yang kurang ajar, pencuri-pencuri yang mengincar harta kekayaan sahabatku... wah, benar-benar harus extra waspada!

Jadi apabila saat perjamuan tersebut usai dan aku mendengar suara sahabatku menyapaku, wuah! Betapa lega dan sukacitanya aku! Betapa tidak, aku sudah berhasil menyelesaikan tugasku dengan baik. Sahabatku mendapati mempelai perempuannya dalam keadaan utuh tak kurang suatu apa. Dan tentunya dia berbahagia. Sebagaimana kebahagiannya melengkapi kelegaan dan sukacita ku!

Ia harus makin besar tetapi aku makin kecil.

Meski tak kupahami sepenuhnya apa yang sedang terjadi akhir-akhir ini.
Meski tak kumengerti dengan jelas rencana surgawi.

Namun satu hal yang pasti,
aku harus tetap setia pada rancangan dan jalan yang sudah ditentukan untuk ku tapaki.
Meski tak semudah kata meluncur dari bibir.
Meski tak seringan pena digoreskan pada selembar kertas.
Meski tak segampang "A, B, C...."
Kiranya sesudah semua hal-hal sulit berhasil kulewati...

Ia harus makin besar tetapi aku makin kecil.

Karena segala ketaatan,
kerendahan hati,
kesetiaan,
keberanian,
ketulusan,
kepandaian,
kepekaan mendengarkan suara Allah

adalah anugerah!
adalah pemberian!

Karunia surgawi!

Sudah sewajarnya bila...

Ia harus makin besar tetapi aku makin kecil.

Kiranya kita semua boleh percaya kepada Anak sehingga beroleh hidup kekal.
Sementara yang tidak taat kepada Anak tidak akan melihat hidup, bahkan murka Allah berada di atasnya.

--------------------------------------------------------------- Ainon, Yohanes Pembaptis

tulisan di atas merupakan hasil imajinasi Rika, berdasarkan tafsiran Yohanes 3:22-36, semoga makin memacu kita untuk menggali lebih dalam kekayaan Firman Allah ^^


John the Baptist's Testimony About Jesus
John 3:22-36 NIV

22 After this, Jesus and his disciples went out into the Judean countryside, where he spent some time with them, and baptized.

23 Now John also was baptizing at Aenon near Salim, because there was plenty of water, and people were constantly coming to be baptized.

24 (This was before John was put in prison.)

25 An argument developed between some of John's disciples and a certain Jew[a] over the matter of ceremonial washing.

26 They came to John and said to him, "Rabbi, that man who was with you on the other side of the Jordan—the one you testified about—well, he is baptizing, and everyone is going to him."

27 To this John replied, "A man can receive only what is given him from heaven.

28 You yourselves can testify that I said, 'I am not the Christ[b] but am sent ahead of him.'

29 The bride belongs to the bridegroom. The friend who attends the bridegroom waits and listens for him, and is full of joy when he hears the bridegroom's voice. That joy is mine, and it is now complete.

30 He must become greater; I must become less.

31 "The one who comes from above is above all; the one who is from the earth belongs to the earth, and speaks as one from the earth. The one who comes from heaven is above all.

32 He testifies to what he has seen and heard, but no one accepts his testimony.

33 The man who has accepted it has certified that God is truthful.

34 For the one whom God has sent speaks the words of God, for God[c]

35 The Father loves the Son and has placed everything in his hands.

36 Whoever believes in the Son has eternal life, but whoever rejects the Son will not see life, for God's wrath remains on him."[d] gives the Spirit without limit.

Footnotes:
[a] John 3:25 Some manuscripts and certain Jews
[b] John 3:28 Or Messiah
[c] John 3:34 Greek he
[d] John 3:36 Some interpreters end the quotation after verse 30.



Catatan tambahan:
Belajar dari Yohanes Pembaptis ini bener-bener merupakan sebuah teguran buat aku. Akhir-akhir ini aku banyak bertindak sak karepku dewe. Banyak jam-jam doa yang kulewatkan begitu saja. Dan akhirnya beberapa waktu yang lalu di dalam tiap jam doa aku makin mendapat tekanan. Bener-bener tekanan dalam arti sesungguhnya. Seolah-olah tiap kali aku mau berdoa ada dua tangan yang menekan pundak sedemikian dalam. Membuat ingin segera mengakhiri doa dan tidur. Namun saat hal itu kulakukan, mengakhiri doa dan tidur, ternyata mata ini tak kunjung pula terpejam. Kejadian ini berulang-ulang terus hingga sampai kira-kira 14 hari berlangsung. Akhirnya baru pada hari yang ke (kira-kira) tujuh aku menyadari adanya sebuah misi yang harus aku lakukan dalam waktu dekat ini. Dan untuk melaksanakan misi inilah aku harus mempersiapkan diri dan memperbanyak dan menyeriusi waktu doa ku. Bersyafaat. Dan hingga saat inilah terus dijalani. Walau kadang perlu 'dipaksa'. Bukan hal yang gampang memang. Dan bila saatnya nanti misi ini boleh usai, semoga aku makin kecil dan Tuhan yang dipermuliakan! Segala pujian dan hormat dan kemuliaan hanya bagi Tuhan!

No comments: