Monday, June 11, 2007

Yohanes 4:43-54

Fakta:
Setelah 2 hari tinggal di Samaria
Yesus berangkat ke Galilea
Yesus disambut orang-orang di Galilea, karena apa yang Yesus kerjakan diYerusalem di pesta itu (pesta yang mana? Pesta di Kana? Kok Yerusalem? Bukankah Kana jauh dari Yerusalem? Yang di Yerusalem itu peristiwa Yesus menyucikan bait Allah) --> janggal (ada yang bisa kasi penjelasan?)
Yesus kembali ke Kana, di mana Ia mengubah air menjadi anggur
Sementara itu di Kapernaum (kira2 30 km perjalanan jauhnya) ada seorang pegawai istana yang anak laki-lakinya sakit
Anaknya itu hampir mati
Pegawai istana ini mendengar Yesus datang dari Yudea ke Galilea
Pegawai istana ini datang kepada Yesus dan meminta Yesus untuk menyembuhkan anaknya
Meminta Yesus untuk datang ke Kapernaum Apa arti pernyataan Yesus di ayat 48???
Pegawai istana ini meminta secara langsung kepada Yesus Yesus menanggapi dengan menyuruhnya pulang dan menyatakan bahwa anaknya hidup
Pegawai istana itupun percaya dan menuruti apa yang Yesus katakan
Pegawai istana itupun pulang
Dalam setengah perjalanannya, pegawai2 nya mendapatkan dia dan mengabarkan anaknya hidup
Pegawai istana itu menanyakan kapan tepatnya anaknya sembuh
Ternyata tepat pada saat Yesus menyatakan anaknya hidup!
Ayah itu percaya beserta seluruh keluarganya
Ini tanda kedua yang dibuat Yesus

Tafsiran:
Ayah dari seorang anak laki-laki yang hampir mati, pegawai istana:
Adanya dorongan yang membuatnya berani meminta Yesus datang ke Kapernaum, padahal bukan sebuah perjalanan yang pendek (lebih dari 1 hari –lihat ayat 52).
Padahal Yesus baru saja tiba dari perjalanan yang juga tidak dekat, Samaria-Galilea.
Apa yang mendasari keberanian Ayah ini?
Keputusasaan atau malah harapan?

Kadang2 perbedaan keduanya menjadi tipis.
Satu-satunya harapan kadang membawa kita kepada penyerahan diri.
Sulit dibedakan dengan keputusasaan.
Bisa dibilang harapan terakhir adalah titik sebelum kata “menyerah” diucapkan.

Kenapa Ayah ini mencari Yesus?
Anak laki-lakinya sudah hampir mati.
Bukannya mendampinginya tapi dia sendiri yang pergi mendapatkan Yesus.
Bukankah dia memiliki banyak pegawai yang bisa disuruh untuk mendapatkan Yesus?
Agaknya Ayah ini merasa harus dirinya sendirilah yang menghadap Yesus.
Agaknya tugas kali ini –sangat penting- harus dikerjakan sendiri olehnya.
Agaknya tidak ada seorangpun yang dapat menggantikan posisinya.

Yesus adalah orang penting. Yesus adalah orang yang hebat.
Yesus lah yang sanggup menyembuhkan anak laki-lakiku.

Maka berangkatlah Ayah ini menemui Yesus.
Menempuh perjalanan kira-kira 30 km jauhnya.
Demi kesembuhan anak laki-lakinya.
Dengan segenggam harapan dia dapat kembali bersama Yesus sebelum terlambat.
Perlombaan dengan jemputan maut pun dimulai.
Siapakah yang menjadi pemenangnya?
Sang Ayah pun berjuang.

Tibalah Sang Ayah di Galilea.
Bertemulah Sang Ayah dengan Yesus.
Sebuah permintaan disampaikan.
Yesus diajak pergi ke Kapernaum.

Tanggapan Yesus?
Cukup unik.
Susah dimengerti.
Apakah Sang Ayah memahami jawaban Yesus?

“Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya.” (ayat 48)
“Unless you people see signs and wonders, you will by no means believe.” (NKJV)

Kira-kira apa yang dirasakan Sang Ayah mendengar perkataan Yesus ini?
Bagaikan kecaman.
Kalau kamu tidak melihat tanda dan mujizat maka kamu tidak mungkin datang kepada-Ku, kan?
Yah, emang masuk akal sih.
Tidak perlu malu untuk mengakuinya.
Jujur emang demikian adanya.
Yesus sebagai sosok yang sudah terkenal gara-gara mujizat di Kana.
Demikianlah yang diketahui Sang Ayah.
Satu-satunya harapan bagi kesembuhan anaknya yang hampir mati.
Tetap konsisten dengan tujuannya, Sang Ayah pun kembali memohon.

Tanggapan Yesus kali ini?
Pengusiran. Kasar, yah.
Pergilah.
Pulanglah.

Duh, menyakitkan.
Jauh-jauh dari Kapernaum.
Menjemput harapan terakhir.
Disuruh pulang? Disuruh pergi? Tanpa ada hasil apapun?

Tunggu dulu!

Yesus belum selesai berbicara.

“Pergilah, anakmu hidup!”

Seringkali kita tidak sesabar Ayah ini untuk mendengarkan jawaban Tuhan secara utuh.
Hanya sepenggal saja yang kita dengarkan. Sehingga kabar baik yang Tuhan ingin sampaikan tidak kita terima dengan benar.

“… anakmu hidup!”
Wow! Anak laki-lakiku yang hampir mati itu hidup?
Bisakah dipercaya apa yang Yesus katakan ini? Susah dipercaya.
Sang Ayah mengharapkan Yesus ikut dengannya ke Kapernaum.
Menemui anaknya yang hampir mati.
Harapannya dia akan melihat anaknya dijamah Yesus.
Yesus memercik dengan air.
Atau hal-hal ajaib lainnya.
Adanya kehadiran fisik Yesus di rumahnya.
Yesus melakukan hal yang spekltakuler seperti yang sudah dilakukanNya di Kana.
Dan anaknya sembuh!

Namun ternyata?

Bukan cara-cara yang seperti dalam harapannya yang terjadi.
Namun yang pasti, tujuan akhirnya digenapi.

Anak laki-lakinya sembuh!

Sudah lebih dari cukup bagi Sang Ayah.
Dia dengan taat pulang ke Kapernaum.
Dia percaya bahwa anaknya sudah sembuh.

Apa yang Yesus katakan dapat dipercaya.
Perkataan Yesus adalah kebenaran!

Sementara di tengah2 perjalanan pulang, hamba-hambanya menemui dia.
Mengabarkan bahwa anaknya sudah sembuh!
Ayah ini pun menanyakan kapan tepatnya waktu kesembuhan anaknya itu.
Ternyata tepat pada waktu Yesus berkata, “Anakmu hidup.”

Kepercayaan kesembuhan anaknya menjadi awal kepercayaan sebuah keluarga.
Percaya apa?
Percaya kepada Yesus sebagai sumber kesembuhan.
Percaya kepada Yesus sebagai sumber kebenaran.

Kesaksian Sang Ayah membawa seluruh anggota keluarga yang lain pun ikut percaya.

Cinta.
Prioritas.
Konsisten.
Harapan.
Percaya.
Taat.

… adalah hal-hal yang mendasari Ayah ini melakukan perjalanan ke Galilea dan menyaksikan mujizat yang Yesus lakukan. Meski adanya kekecewaan karena Yesus tidak ikut dengannya pulang ke Kapernaum tapi Sang Ayah sudah percaya dengan apa yang Yesus katakan.

Biarkan Tuhan bekerja dengan caraNya. Bukan dengan cara yang kita harapkan.
Percaya bukan hal yang mudah untuk dilakukan.
Namun tetaplah berharap!

Selamat berharap hanya kepada Yesus!

No comments: