Perubahan pasti terjadi pada semua orang. Dalam hitungan tahun, bulan, minggu, hari, jam, bahkan menit serta detik! Yang mesti direnungkan di sini, sudahkah kita puas dengan perubahan yang terjadi dalam hidup kita?
Perubahan itu abadi. Maka, pikirkan baik-baik ke arah mana perubahan itu akan terjadi.
Seperti aliran air yang ke mana pun dia mengalir pasti bermuara ke laut; air yang tercurah dari langit, menimpa genting, meluncur ke talang, mengalir masuk ke dalam selokan, bercampur dengan berbagai macam sampah dan kotoran. Sebagian akan tersendat dan tersumbat karena kotoran2 tadi. Bahkan, bisa jadi aliran air tersebut menjadi terhenti. Selokan itu perlu dibersihkan dari kotoran-kotoran. Tempat sampah perlu dijadikan tempat pembuangan yang benar. Supaya air yang semestinya mengalir sampai ke tujuannya melintas dengan lancar, bukannya meluap dan menjadi musabab bencana.
Hidup ini seperti aliran air. Ada saatnya kita mengalami masa-masa kita dengan senang berbagi pengalaman dengan orang lain. Masa-masa suka maupun duka. Tawa atau pun tangis. Air yang tercurah sebagai hujan. Menyiram dan mendinginkan hati sesama yang kering serta membuatnya menjadi sejuk.
Namun ada juga saatnya kita mengalami masa-masa penuh kotoran dan sampah. Merasa hidup ini tidak beres. Segala sesuatu hal yang dilakukan seakan ter hambat, tersendat, bahkan macet -tidak bergerak ke mana-mana sama sekali. Di saat seperti inilah mungkin kita mesti mulai memungut dan membersihkan perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran buruk yang ada di dalam hati kita. Membuang semua hal yang menghambat aliran perjalanan kita pada tempatnya. Kembali memfokuskan diri kepada tujuan akhir kita.
Dan setibanya kita ke laut, yang tampaknya menjadi tujuan akhir kita, ternyata air laut pun menguap dan menjadi gumpalan awan yang siap untuk kembali tercurah membasahi bumi, membawa perubahan yang lain kepada setiap butir tanah yang dia lewati.
Perubahan akan terus terjadi. Berbagai masa kita lewati. Beraneka jalan kita lalui. Kerikil tajam, tanah yang gersang, gunung yang tinggi, hutan yang kelam. Bunga yang mekar, rumput yang hijau, biji yang berakar, ikan yang berenang, telur yang siap menetas. Setiap jengkal yang kita lewati akan berubah, demikian pula diri kita. Perubahan yang mengubahkan.
Perubahan itu seberapa pun kecilnya, tetaplah perubahan. Sekali pun tidak tampak dengan segera perubahan yang terjadi, tetaplah itu perubahan. Tetes air yang tak tampak oleh mata, tetaplah sebuah tetesan air. Di mana dia menetes bisa jadi merupakan penyegaran bagi sebuah kehidupan baru. Siapa yang pernah tahu?
Seperti apakah kita akan berubah?
Selamat berubah dan mengubahkan!
Monday, March 09, 2009
Pengaruh Perubahan atau Perubahan yang Mempengaruhi?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment