Suatu hari aku dan teman-temanku berkendara ke suatu tempat. Salah seorang teman kami berkata bahwa ia ingin menyendiri dulu untuk berdoa dan menyuruh kami untuk berangkat terlebih dahulu. Dengan penuh pengertian (sebenaranya tidak sepenuhnya mengerti sih...) kami berangkat terlebih dahulu. Dengan pemikiran, teman kami akan menyusul dengan kekreatifannya sendiri, entah itu dia akan naik angkutan umum atau mencari tumpangan yang lain. Maka berangkatlah kami.
Di tengah perjalanan, kendaraan yang kami naiki mengalami masalah. Tepatnya, cuaca yang buruk mengelilingi kendaraan yang kami tumpangi. Kabut, angin yang kencang dan menderu2. Belum lagi hujan yang menampar-nampar kendaraan kami. Jalanan di depan tidak nampak dengan jelas. Kami pun tidak bisa melanjutkan perjalanan. Dengan susah payah kami melihat jalan di depan, namun terlalu berbahaya untuk melanjutkan dengan penglihatan yang terhalang. Ketakutan pun mulai menyusup dalam hati.
Jangan-jangan nanti ada angin yang lebih besar dan menerbangkan kendaraan yang kami naiki ini. Jangan-jangan ada kendaraan dari belakang yang menabrak kendaraan kami. Jangan-jangan badai ini akan berlangsung sampai waktu yang lama. Jangan-jangan kami tidak akan pernah sampai ke tempat tujuan. Jangan-jangan kami tidak akan pernah lagi bertemu satu sama lain di kehidupan ini. Jangan-jangan inilah akhir dari hidup kami.
Di tengah segala ketakutan kami, tiba2 kami melihat sesosok yang begitu kami kenal menghampiri kendaraan kami. Teman kami yang kami tinggalkan di tempat kami berangkat. Wah, bagaimana mungkin?! Kami sudah menempuh perjalanan sekitar 6 kilometer jauhnya. Dan teman kami tadi bilang dia akan berdoa terlebih dahulu. Dan kini kami melihat sosoknya berjalan menghampiri kami! Benarkah itu dirinya?! Bagaimana kalau bukan? Jangan-jangan itu hantu...?! Hiy... merinding! Sungguhkah itu dirinya yang kami kenal? Jangan-jangan yang kami lihat adalah halusinasi...?! Tapi halusinasi kok serombongan berhalusinasi hal yang sama?! Akhirnya sosok itu membuka mulut dan kami mendengar suaranya, ”Aku ini, jangan takut!” Waw! Ternyata itu sungguhan dirinya. Teman yang tadi pamitan untuk berdoa. Sekarang berada di hadapan kami. Suaranya menenangkan kami. Suaranya yang kami kenal membuat kami lupa terhadap badai yang sedang kami hadapi. Suaranya meyakinkan kami kalau sosok itu benar2 dirinya yang telah kami kenal dengan baik!
Sekonyong2 dengan kehadirannya, kabut dan badai yang menyelimuti kami hilang. Dan tiba2 saja perjalanan kami sudah berakhir. Tiba di tempat tujuan kami! Kelegaan yang luar biasa dan perasaan yang senang membuat sisa perjalanan kami berlangsung sedemikian singkat. Pernah mengalami perasaan sebuah perjalanan yang terlalu singkat dan ingin diulang lagi? Merasakan uatu waktu yang sedemikian indah seolah waktu terasa begitu pendek? Kira-kira itulah yang kami alami.
(inspired by John 6:16-24)
Jesus Walks on the Water
16 When evening came, his disciples went down to the lake, 17 where they got into a boat and set off across the lake for Capernaum. By now it was dark, and Jesus had not yet joined them.
18 A strong wind was blowing and the waters grew rough. 19 When they had rowed three or three and a half miles,[b] they saw Jesus approaching the boat, walking on the water; and they were terrified. 20 But he said to them, "It is I; don't be afraid." 21 Then they were willing to take him into the boat, and immediately the boat reached the shore where they were heading.
22 The next day the crowd that had stayed on the opposite shore of the lake realized that only one boat had been there, and that Jesus had not entered it with his disciples, but that they had gone away alone. 23 Then some boats from Tiberias landed near the place where the people had eaten the bread after the Lord had given thanks. 24 Once the crowd realized that neither Jesus nor his disciples were there, they got into the boats and went to Capernaum in search of Jesus.
[b] John 6:19 Greek rowed twenty-five or thirty stadia (about 5 or 6 kilometers)
Yesus berjalan di atas air
Fakta:
Hari sudah mulai malam (senja)
Murid-murid Yesus pergi ke danau
Murid-murid naik ke perahu
Menyeberang ke KapernaumYesus tidak ikut di dalam perahuYesus naik ke bukit seorang diri dan berdoa di sana
Hari sudah gelap dan Yesus belum juga bergabung bersama murid2
Angin besar datang dan membuat air berombak
Setelah murid2 mendayung 5-6 km, mereka melihat Yesus
Yesus mendekati perahu, berjalan di atas air, mereka takut (ngeri)
Yesus menenangkan murid2
Murid2 akan menaikkan Yesus ke perahu dan segera perahu tersebut sampai ke seberang, pantai yang mereka tuju
Orang banyak yang ada di seberang menyadari kalau Yesus tidak ikut perahu murid2
Perahu2 dari Tiberias datang, dari tempat dekat mereka makan roti
Orang banyak tahu Yesus tidak ada di sana, mereka berangkat ke Kapernaum
Tafsiran:
Yesus ingin menyendiri setelah seharian bekerja, berdoa, waktu teduh dan berakrab diri dengan BapaNya
Murid-murid dengan patuh, walau mungkin cukup dibingungkan dengan apakah nantinya Yesus akan ke seberang, menyusul mereka?
Mungkin di pikiran murid2, Yesus akan menyusul dengan perahu yang lain
Mereka percaya Yesus mampu untuk menyeberang seorang diri, menjalankan perahu seorang diri, sekalipun Yesus adalah seorang tukang kayu
Mereka percaya Yesus yang mampu mengadakan mujizat memberi makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan, pastilah membuat diriNya menyeberang dengan perahu adalah hal yang mudah –sekalipun tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman navigasi sebanyak mereka (murid-murid)
Yesus tetap peka dan peduli terhadap murid2, sekalipun Dia menyendiri, Dia memilih naik ke bukit –suatu tempat di mana Ia dapat melihat kondisi yang dialami murid2
Dan begitu Yesus melihat murid2 berada di tengah angin dan air yang bergelora, Yesus pun datang menghampiri mereka Murid2 yang sedang dalam kesulitan (mendayung untuk keluar dari badai), tidak menyangka Yesus akan menyusul mereka dengan berjalan di atas air
Dalam kesibukan mereka, murid2 tidak mengenali Yesus Murid2 lupa terhadap kuasa yang dimiliki Yesus
Murid2 menutup kemungkinan yang lebih luar biasa –dalam hal- Yesus akan menyusul mereka
Sehingga murid2 tidak percaya terhadap penglihatan yang ada di hadapan merekaYesus pun menenangkan mereka dan memberikan kepastian, peneguhan terhadap kehadiranNya
Murid2 pun tenang, badai pun reda pula
Saking takjubnya, tiba2 perahu yang mereka tumpangi sudah tiba di tepi pantai yang mereka tuju
Waktu seakan-akan berlalu begitu saja
Tiba2 mereka sudah tiba di tepi pantai
Keesokan harinya, orang banyak menyusul ke Kapernaum, setelah mengetahui Yesus dan murid2Nya sudah tidak ada lagi
Keberadaan murid2 dan Yesus seakan sudah menjadi satu kesatuan
Tidak dapat dipisahkan
Aplikasi:
Seringkali kita merasa mengetahui dan mengenal dengan pasti terhadap kekuasaan Tuhan Kita merasa tahu dan mengenal dengan baik cara-cara yang Tuhan pakai untuk menghampiri kita, untuk menolong kita, untuk menegur kita.
Namun ternyata, sering kali pula kita dibuat tercengang terhadap cara-cara yang tak pernah kita duga atau bayangkan yang Allah pakai untuk menolong kita, menegur kita –menyatakan kasihNya kepada kita
Ini bisa jadi berarti kita terlalu ’membatasi’ bentuk2 karya Allah yang bisa Allah nyatakan dalam hidup kita
Ini bisa jadi berarti pengetahuan dan pengenalan kita terhadap pribadi Allah masih kurang mendalam
Ini bisa jadi berarti Allah ingin ’meminta’ perhatian kita –bilamana kita sudah cukup lama tidak memperhatikan Dia (tidak bersekutu denganNya)
Dan masih ada kemungkinan2 yang lain...
Di tengah2 kesibukan, kekalutan dan ketakutan kita, seringkali kita tidak dapat melihat dengan jelas kehadiran Tuhan (tidak dapat merasakan pendampingan Tuhan), malahan kadang merasakan kehadiran Tuhan sebagai hal yang menakutkan (karena kita tidak mengenaliNya dengan baik)
Penglihatan dan kepekaan kita terhalang oleh masalah2 yang kita hadapi, pergumulan yang sedang kita alami
Namun, Tuhan adalah Allah yang setia, sekalipun kita tidak mengenali kehadiranNya, kita tidak menyadari pendampinganNya, Dia lah yang akan bertindak, Dia lah yang akan menyatakan diriNya Yesus berkata, ”Aku ini, jangan takut!”
Sebuah penyataan, sebuah peneguhan dan sekaligus penenangan
Gejolak rasa takut pun reda
Sosok yang awalnya menakutkan, menjadi sosok yang bisa diandalkan, sosok yang menghadirkan ketenangan
Suara Yesus mengalahkan deru angin
Telinga para murid mendengar dan mengenal suara Yesus
Hati para murid pun dibuat menjadi tenang
Jalin relasi yang intim dengan Tuhan, supaya kita bisa mengenal dengan baik ”suara Tuhan”
Dan kiranya nantinya orang banyak bisa melihat bahwa kehadiran Tuhan nyata dalam kehidupan kita –di mana murid2 berada, bisa dipastikan di sanalah Yesus berada pula
Selamat mengenal Tuhan beserta karya-karyaNya dengan lebih baik!
Sunday, September 02, 2007
Perjalanan yang Menakjubkan!
Label:
God's words
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment