Aaaw!
Kemaren seharian keliling2. Dari pagi dah busy. Pulang nyampe rumah udah malem. Jam setengah tujuh! Bayangpun! Astaga!!
Pagi bangun telat. Beberapa minggu terakhir tidur ndak nyenyak. Dan as usual maka di pagi hari ultah pun ngerasa badan cape2 karena kualitas bobok yang kurang >.< huee. Walhasil buru2 ritual pagi, trus mandi. Asistensi pagi2. Trus ke kampus. Dah ditunggu anak2 kelompok DKV4. Wew. Tapi belum komplit. Akhirnya mulai briefing jam sembilan kurang sepuluh. Dan berakhir jam sepuluh lebih sepuluh. Abis gitu ke percetakan ambil barang, kirim ke finishing. Trus anter file buat proses selanjutnya di bratang gede, sempet nyasar dikit. Jalane rodo mbulet! Puji Tuhan, ndak kejebur kali. Hahaha. Jalane kecil n ada banyak kali di sana. Wew. Akhirnya bisa pulang. Dah kelaperan. Jam dua. Makan banyakss trus revisi dari asistensi yang tadi pagi, jam 4 pergi ketemu klien. Jalanan macet! Banjir! Weleh2. Mana di deket rumah klien ada pembuatan gorong2. Jadi jalan satu jalur dibuat dua jalur. Weleh2. Nyampe sana ternyata belum selesai juga siapin datanya. Waks! Pengalaman kalo ambil data di sana emang sampe lamaaaaa. Ampyun deh. Latihan kesabaran. Padahal yang kali ini aku udah wanti2. Semuanya udah siap kan? Katanya sih tinggal ambil. Ehh... lhadalah... jebulnya... hahaha. Si klien juga sampe sungkan2. Bayangpun. Dari jam setengah lima sampe jam enam lebih! Aku di sana. Ngalah2i orang kerja kantoran. Hahahaha. Dari subuh sampe gelap aku ndak berenti kluyuran n keliling2. Ditambah banyak yang telp n sms. Huahaha. Bener2 jadi orang 'penting' hihihii.
What a busy birthday!
Dapet kado yang bener2 mbuat cape. Seharian dibuat sibuk. Walhasil malemnya kecapean n isa bobok 'agak' pules. Paling engga, boboknya lebih better dari sebelum2nya. Syukurlah! Dah cukup lama engga melakukan kegiatan kayak kemaren. Waw. Dan hari ini pun masih berlanjut. Tapi lebih better. Siang tadi ngerasa cape banget n menyempatkan diri bobok bentar. Herannya, kalo siang isa bobok pules. Hahaha. Kenapa ya...?
Thursday, February 28, 2008
Busy Birthday
Monday, February 25, 2008
Menikmati Siraman Karunia Allah
Kebaktian Minggu Pra Paskah III kemaren dilayani oleh Bapak Pdt. Djoko Sugiarto dari GKI Manyar Surabaya. Ilustrasi2 yang dipake Pak Djoko kemaren cukup mbuat berkerut dahi. Hihihihi.
Kotbah kemaren yang jelas menyampaikan tentang bagaimana kita yang merasa 'kehausan' akan merasa sangat dipuaskan saat kita diberi minum. Maka akan ada kepuasan tersendiri dari pemuasan dahaga yang kita alami.
Bacaan nya diambil dari perjalanan bangsa Israel saat bangsa Israel sampai di Masa dan Meriba. Di sana bangsa Israel mulai komat kamit ngomel ke Musa. Isa dibayangin gimana Musa panik ngadepin sekian ribu manusia yang 'demo'. Wuii. Dan Musa pun berseru kepada Allahnya. Tindakan yang tepat. Maka Allah menyuruh Musa memukulkan tongkatnya ke sebuah batu. Bangsa Israel kehausan, tidak ada air untuk diminum dan mereka sudah mulai mengata2i Musa, "Mending kita mati di Mesir daripada mati kehausan di tanah yang engga jelas ginii...!!" (terjamahan dan tafsiran bebas). Nah lho! Tapi kenapa Allah malah menyuruh mukul batu? Heran! Tapi Musa pun dengan patuh melakukannya. Maka mujizat pun terjadi.
Jadi, bisa dibilang mujizat terjadi karena adanya ketaatan. Pengenalan terhadap Allah yang Maha Kuasa, maka yang tak terpikirkan pun akan terjadi. Kadang Allah akan memilih cara yang spektakuler untuk 'menarik' perhatian kita. Kadang pula Allah memilih cara yang konvensional dan biasa-biasa aja supaya kita tidak terlalu kaget. Namun cukup membuat kita terkagum2. Yang jelas, semuanya dilakukan Allah untuk memenuhi kebutuhan kita.
Mencukupi dan menyiran kita dengan Kasih KaruniaNya yang menyegarkan 'dahaga' kita.
Selamat menikmati siraman karunia Allah!
Have a blessed week!
Monday, February 18, 2008
Makin Dekat di Saat Susah
Kemaren hari Minggu engga ke gereja jam 9. Kebaktian yang sore, jam 17.00 WIB. Dah cukup was-was jangan2 nti ngantuk di greja. Tapi berkat siang nya bobok siang... so ndak ngantuk deh pas kebaktian ^^ horee.
Di kebaktian sore itu (yang berlangsung cukup lama -terlama pertama di tahun 2008 ini) Ibu Lisa Wihanggama mengajak kita semua buat melakukan permenungan. Di saat manakah kita lebih 'dekat' dengan Tuhan: di saat gembira? Saat kita mengalami lulus ujian? Saat gaji kita mengalami kenaikan? Atau... di saat kita susah? Saat penderitaan seolah tiada akhirnya?
Sebagian besar dari diri kita mungkin akan setuju bila dibilang kita makin mendekatkan diri kepada Tuhan di saat-saat 'sulit'. Di saat penderitaan itu seolah tak kunjung usai. Di saat kesedihan itu datang bertubi. Cara Tuhan ada beraneka untuk menarik kita menjadi lebih dekat kepadaNya. Satu hal yang aku renungin pagi ini bersama hembusan aroma daun teh yang direndam air panas, Tuhan akan selalu mencari cara untuk kita -anak-anakNya makin dekat kepadaNya sehingga kita menjadi semakin serupa dengan Kristus!
Semua itu dilakukan Tuhan hanya semata-mata karena KASIH-Nya kepada kita. Berhubung masih bulan februari, rasanya kok tema tentang kasih ini masih 'in' buat dibahas. Kadang-kadang 'besar' sebuah kasih dapat dilihat pada saat kasih itu mengalami ujian. Bagaimana dia akan bertahan.
Seberapa dia akan setia.
Seperti seorang anak kecil yang memang 'serius' saat meminta sebuah hadiah kepada ayahnya.
Seberapa serius dia untuk terus meminta kepada ayahnya... hingga ayahnya benar-benar memberikan hadiah tersebut padanya...?
Kasih Tuhan sudah terbukti 100% setia kepada manusia.
Jalanan via dolorosa yang Yesus lalui menjadi saksi.
Ukiran darah Yesus di dua buah balok kayu menjadi bukti.
Kegentaran di Getsemani tak menghalangi....
Pengkhianatan yang dirasakanNya tak sanggup menahan...
Yesus, dengan tekad bulat -taat & setia kepada Bapa...
Menyatakan kasihNya kepada manusia berdosa.
Selamat Memasuki Minggu Pra Paskah III!
Friday, February 15, 2008
Ketik REG spasi....
Makin banyak iklan2 yang ditayangkan yang melulu kayak gitu. Apalagi salah satu stasiun tv swasta yang sering menayangkan filem kartun juga ikut2 nayangin iklan kayak gitu. So, para orang tua harap waspada buat mengontrol anak2nya dengan lebih baik. Coba kalau tu anak ikutan kuis2 macem kayak gitu... pulsa isa abis dengan segera. Hahaha. Belum lagi ntar kalo ada efek samping lainnya. Yah, coba dipikirkan ulang lagi deh... sebelum kasi hape or mempercayakan barang2 IT ke anak2. Musti dicek lagi rasa pertanggungan jawab yang emang sudah tumbuh di dalam diri si anak. Tanggung jawab ke Tuhan. Tanggung jawab ke sesama. Dan tanggung jawab ke diri sendiri.
Ketik REG spasi J35U5 lalu lipat kedua tanganmu dan pejamkan mata.
Tidak dikenakan biaya apapun alias gratis!
Ingat-ingat kejadian yang sudah kamu alami.
Rasakan hembusan nafas yang masih terus bisa kamu lakukan tanpa dipungut bayaran.
Sentuhlah kelembutan kulitmu, yang berarti indera perasamu masih bekerja dengan baik.
Ajaklah pikiranmu berkeliling mengamati karya tangan Sang Pencipta.
Perhatikan sesamamu manusia.
Apa yang sudah kamu lakukan untuk mereka?
Apa yang sudah mereka perbuat terhadapmu?
Daftar ucapan syukur pun mulai terpikir
Mengucap syukurlah!
Betapa kita tidak bersyukur memiliki Tuhan yang peduli dan mengerti kita
Segala kondisi kita Dia sungguh-sungguh pahami
Namun...
Sudahkah kita juga memahami perasaanNya?
KerinduanNya?
KehendakNya terhadap hidup kita?
Sudahkah kita setiap hari selalu mencari tahu...?
Sudahkah tiap saat kita bertindak seturut kehendakNya...?
KerinduanNya...
Bila kita mengasihi seseorang,
tidakkah kita ingin selalu mengetahui apa yang sedang dia kerjakan?
Bila kita mencintai seseorang,
tidakkah kita ingin selalu merasakan apa yang sedang dia rasakan?
Bila kita menyayangi seseorang,
tidakkah kita selalu memikirkan dia?
Maka...
Dia yang adalah KASIH,
selalu memperhatikan kita -apa yang kita kerjakan Dia tahu
selalu memahami kita -apa yang kita rasakan Dia pun sudah pernah merasakan
Dia selalu memikirkan kita!
Bukankah ini hebat?!
Sang Pencipta memikirkan kita.
Tidak hanya di saat kita mencapai prestasi gemilang.
Tidak juga hanya di saat kita terjatuh ke dalam kubangan kegagalan.
Dia senantiasa memikirkan kita.
Sudahkah kita juga senantiasa memikirkan Dia?
"Aku mengasihiMu, Tuhan..." mungkin sudah sering kita ucapkan.
Namun, sudahkah sedalam kasihNya kepada kita -kasih kita kepadaNya?
Mungkin kita berdalih, "Yaaa... kita ini kan manusia yang tidak sempurnaa... ndak mungkin lahh bisa mengasihi seperti Tuhan mengasihi manusia..."
Tapi bukankah kita merasa senang bila melihat orang yang kita kasihi; berusaha sekuat tenaga untuk mengasihi kita dengan kasih yang sama dengan yang kita berikan -atau bahkan dengan kasih yang lebih besar?!
Selamat berjuang!
Thursday, February 14, 2008
Happy Valentine's Day
When you received this short message.
It's time that you've accepted my care and love :)
Happy valentine's day.
Let's keep God's love being forwarded!
Have a lovely day!
- itu sms tadi pagi yang ta kirim ke beberapa orang.
Dan sore ini ternyata sms itu balek ke aku. Hahaha.
Ngerasa amazing aja.
Dah beberapa kali mbuat sms kayak gitu n baru kali ini balek ke aku.
Waw, gitu lho! Persis ndak di edit. Sampe salah nulis nya pun masih ndak berubah. Hahaha.
Tadi siang pigi mbek Dwina. Jadi fotografer dadakan.
Foto rumah yang Dwina design. Wui apikk lho! Sangar tenan. Ketok nek mewahhh. Wahhh. Hihihiii. Sayang ndak sempet transfer foto tadi. Dah keburu sore. Tadi soale kelamaen ngetok2 n ngebel2 pager nya. Ndak ada yang ngebukain. Sampe sekitar 20 menit kayaknya ada deh. Hahaha. Sampe njamur rasae. Ngeliat2 kecebong segala tuh. Saking nganggur n rada desoerado. Tapi Dwina dengan gigihnya tetep klontangan. Hahaha. Sampe para tetangga pada keluar n ngerasa iba. Dan benatuan pun mengalirlah. Ada beberapa orang yang kasi saran, malah ada 2 orang yang akhirnya turun tangan ngebantuin mbuat keributan pula. Hahaha. Dan akhirnya ada yang kasi tau kalo yang jaga lagi di rumah satunya. Weleh2! Jebulnyaaaa... dari tadi kita ngetok2 n ngebel2 itu ternyata ndak ada orang di dalemnya. Hahahahahahaa...
Pelajaran hari ini, kadang kita berusaha dengan keras seolah tiada hasilnya -bahkan mungkin terasa bodoh dan konyol- untuk beberapa saat. Namun bila kita dengan gigih 'membuat keributan' dan menarik bantuan yang memang diperlukan, maka bantuan itu akan datang tepat pada saatnya. Walau seakan2 tampak terlambat, namun tetap saja ada sebuah pelajaran berharga yang bisa dipetik. Siang itu aku menghabiskan waktu bersama Dwina. Sebuah pengalaman yang lain daripada yang lain dan rasanya bakal menjadi salah satu memori yang tak terlupakan. Hehehe. Dalam hidup ini ada beberapa memori yang secara detail kita ingat dengan jelas. Bahkan kadang sampai dengan hal2 terkecil yang tampak sepele bagi orang lain. Namun buat kita, semuanya itu bener2 memang teringat dengan jelas. Entah itu artinya kita sangat memperhatikan kejadian itu -menarik, berharga, menyakitkan, membahagiakan dan laen2, atau orang yang terlibat di dalamnya adalah orang yang sangat penting buat kita.
Selamat belajar!
Karena Kristus, Aku Berubah untuk Berbuah
Judul di atas adalah tema tahun pelayanan GKI Kutisari Indah 2008. Dan kayaknya demikian pula yang bakalan terjadi di dalam hidupku (semoga bisa menghasilkan buah yang baik dan tetap). Tahun ini khususnya. Gimana engga? Akhir tahun kemaren mengalami perubahan status dari seorang Rika Indriani Pujomartono sekarang sudah menjadi Ibu Rika Indriani Sutanto. Tsk... tsk... tsk... walau belum ngajuin permohonan KTP n ganti nama (mungkin ndak seberapa perlu kali yee ganti namanya...) Bayangpun! Buat temen2 yang ngebaca jadwal petugas di warta jemaat GKI Kutisari Minggu, 10 Februari yang lalu bakal menemukan namaku dengan perubahan status tersebut.
Mengenai pelayanan di gereja sendiri juga mengalami perubahan besar2an. Bakalan banyak pergumulan yang dialami (hampir) seluruh orang yang terlibat dalam pelayanan (khususnya) di dalam Komisi Pemuda Remaja -di mana aku terlibat di dalamnya. Di dalam sie pemuda dewasa sendiri sudah mengalami sekian banyak perubahan. Terjadi pergantian penanggung jawab. Pelimpahan dan pembagian ulang job description. Perubahan status pada beberapa anggotanya -dan cukup mempengaruhi proses kerja yang terjadi di sie pemuda dewasa sendiri. Ayo ayooo perbanyak jam doa.... tambah semangat buat syafaat!!
Kebiasaan bangun pagi pun sekarang sudah mulai tertata (dengan lebih baik). Maksimal paling siang bangun jam 6. Kecuali kalau engga enak badan -puji Tuhan, itu baru terjadi satu kali selama di Surabaya ini. Padahal kalau diliat2 kegiatan juga lumayan padet, sementara kondisi cuaca cukup mengerikan! Hahahaha. Angin gede. Ujan ngga menentu. Kadang gerimis. Kadang mendadak panas menyengat dan tiba-tiba mendung gelap menggantung disertai hembusan keras angin dingin! Bangun pagi, siapin makan pagi, air buat mandi, saat teduh, berdoa. Waw! Relijius pula. Hahaha.
Nyuci pakaian, setrika, nyapu (ngepel n bersihin kamar mandi tugasnya meikel ^^) beres2. Siapin makan (ndak pake masak sodara2, masih belumm... sementara ini catering an oi... hehehehe). Masak nasi. Do some houseworks lah. Ngurusi kerjaan. Mikiri rencana ke depan. Mengenai kerjaan.
Nah, hal yang satu ini lagi dipikir agak panjang. Ada tawaran yang cukup menantang. Dan aku kayaknya lumayan tertarik dan berminat. Mulai senin depan jadi asisten dosen lagi di UK Petra, 2 mata kuliah. Ditawari jadi dosen tetap. Dengan berbagai macam konsekuensi yang musti dipertimbangkan baik2. Karena semuanya akan berdampak pada jangka panjang. Wew! Diskusi bareng hubby, keputusannya balek ke aku lagi. Sejauh ini, hubby siap dengan segala konsekuensi nya. Aku disuru pikirin n siapin diri lagi. Well, really a big support I've earned from him. Dorongan dari berbagai pihak yang mendorong aku buat mencoba tawaran ini banyak mengalir. SMS demi SMS, pembicaraan demi pembicaraan. Tapi kenapa di dalam hati ini masih ada secuil keraguan? Belum isa mantep. Pertanda apakah ini? Agaknya, Tuhan masih pengen berbincang2 lebih banyak dengan aku mengenai hal yang satu ini. Berusaha menjadi lebih sabar. Berusaha untuk menekan segala ketakutan dan keraguan. Berusaha untuk menjadi semakin peka mendengar dan mengenal kehendak Bapa.
Dan aku butuh lebih banyak lagi masukan. Bwah! Pengen isa discuss. Yeah. Terutama mengenai segala hal yang sudah aku kerjakan sampai sekarang... seakan-akan semuanya bakal aku 'tinggal' Ada perasaan eman juga. Ada perasaan panik. Ada perasaan bersalah. Sama siapa? Yah, banyak orang. Haduuhhhh.... >.< susah deeh.
>> sigh <<
Friday, February 08, 2008
Meikel Sutanto
A man with his abilities
A person with his strengths
A character with his desires
Some may say that he is a good person
Some may say that he is a talented man
Some may say that he is a man with a gentle heart
I am agree with what they said
He is called as a friend
He is called as a brother
He is called as a son
He is called as a brother-in-law
He is called as an uncle
He is called as a partner
He is called as a husband
A good listener
A gentle man
A very loving person
I am so proud of him in some ways
I am so blessed because of him, too
The longer I'm thinking of him
The more I'm thankful for God has been creating him
But some times he could drive me to irritate
Well... I guess there are things that I haven't understood, yet
I have plenty times to learn about him deeper
For the rest of my life in this earth
For the rest of my days to live with
God with us and may He lead us to live according His ways
Wednesday, February 06, 2008
Kebaktian Penghiburan
2 Timotius 4:6-7
Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
1 Timotius 6:12
Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.
Cuplikan dari surat Rasul Paulus kepada Timotius ini dijadikan ayat bacaan waktu kebaktian penghiburan Rabu, 23 Januari 2008 yang lalu. Saat itu, ketiga ayat ini bener2 menggambarkan kehidupan yang udah emak jalanin. Tanggal 20 Januari pagi menjadi akhir dari pertandingan beliau. Dan diakhiri dengan sangat baik. Testimonial dari sang pelayan firman sangat jelas. Inilah saat aku bener2 merasakan arti 'penghiburan' sesungguhnya dalam sebuah kebaktian penghiburan. Kepastian kehidupan kekal yang sudah emak yakini, akhirnya diperoleh beliau. Setelah semua rasa sakit dan beban yang emak tanggung selama hari2 yang beliau jalani di dunia ini, akhirnya pelukan dan tepuk tangan surgawi yang nyata menyambut emak.
Puji Tuhan!
Click here to read my dearest cousin Fei's writing
Senin, 040208 -Feels like I've done somthin stupid
Minggu malem engga isa bobok. Sampe Senin pagi. Gile. Walhasil bangun2 badan sakit semua. Perut masih sakit. Kepala sakit lagi. Padahal semalem udah kerokan sampe merah gelap. Hahaha. Masuk angin yang tak kunjung selesai. Efek kecapean kayaknya. Badan belum balek fit. Senin pagi setelah makan sebisanya (masi engga doyan makan) terus berangkat beli DVD. Mau ngeburn DVD buat back up hardisk yang udah beranjak makin penuh. Ambil uang di ATM. Eh.. engga dapet parker. Akhirnya ambil uang di tempat laen. Lha nyampe tempatnya malah ATM nya yang rusak. Astaga! Trus akhirnya belanja aja deh... biar isa ambil tunai. Beli roti tawar, wafer n gula.
Keluar ke parkiran... dapet kasus deh. Kagett. Gimana engga kaget. Tukang parkir nya udah manggil2 aku. Setelah aku liat eh ternyata mobilku udah ditabrak mobil pengirim telur. Tsk tsk tsk... penyok lumayan parah. Kira2 kalau dibenerin bisa abis tu uang 700 ribu an. Weleh. Seberapa keras tabrakan itu... aku engga denger... yang jelas... posisi parkir mobilku sampe miring. Jadi kira2 seberapa keras tabrakannya isa dibayangin ndiri ya. Mobil yang nabrak lampu kiri depan retak... lampu reichting nya pecah berantakan. Phew. Mangkel langsung deh. Pengen ngamuk! Kok ngga ati2 sih nyetirnya. Mobil segini gede masih belum ngeliat apa?! Ato jangan2 engga bisa nyetir? Parkiran segitu gede kok ya masih nabrak mobil orang laen? Sambil ngelanjutin omelan dalem ati... aku majuin moilku atas permintaan dari sopir yang nabrak. Supaya mobilnya engga nabrak sekali lagi. Kayaknya tu mobil udah engga beres rem nya. Wes... wes... :(
Di dalem mobil cuman bilang, "Tuhan, aku harus ngapain ini? Tuhan pengen aku gimana? What would Jesus do on situation like this?"
Abis gitu, dah lumayan tenang. Dah ndak emosi jiwa.
Turun mobil. Nemuin driver n asistennya.
Ekspresi mereka udah tampak was was gitu.
Ndak jelas juga. Tampak bingung.
Dengan kesabaran yang menakjubkan diri sendiri aku tanya, "Ini mobil bapak?"
"Bukan, ini mobilnya majikan," Jawab bapak sopir.
"Majikan Bapak di mana? Mau coba dihubungi?" Tanyaku, dengan harapan akan ada biaya ganti rugi (setelah surve n tanya2 ternyata total untuk perbaikan 1,7 juta hahaha).
Sang Bapak terdiam dan tampak bingung. Ngobrol2 sebentar dengan temannya, salah satu kalimat yang terdengar olehku, "mmm..... mm.... podo wae... gak mungkin...."
Berhubung di parkiran bukan tempat yang teduh, maka aku pun kembali bertanya, "Gimana, pak...? Mau coba tanya majikan sampeyan?"
"Ya... sama saja, mbak... ujung2nya saya juga yang ngganti..."
Waduh! Masa, bapak ini yang ngganti? Hmmm... kok jadi ndak tega ya...
Bapak ini sudah disuru ngganti kerusakan mobil majikannya, masih juga ngganti kerugian mobilku. Wah... bisa abis berapa bulan gaji tu? Trus anak istri nya mau dikasi makan apa selama itu? Punya tabungan yang cukup engga? Jangan2 ntar malah anaknya sampe putus sekolah...
Perasaanku saat itu: pengen nangis. Bukan karena mikiri mobilku yang penyok parah, tapi karena ngeliat ekspresi depresi dari Sang Sopir yang sungguh menimbulkan iba. Dah tampak stress gitu malahan tukang parkir yang tadi malah nyalah2in, "Sampeyan sih... ora nurut... parkir nang kene wae... mesti ora opo2... yo to... saiki malah koyok ngene...!!!"
Mungkin kalau lebih lama lagi aku berada di sana isa nangis sungguan. Hehehe. Akhirnya setelah menghela nafas beberapa kali, aku mendengar suaraku, "Wes, Pak... sampeyan ngomong nang majikane sampeyan... nek mobile butuh dibenerno... rem e wes ora bener... timbange ngko ono kasus meneh... medeni... wes, Pak sampeyan sing ati2 wae yo..."
Trus aku salami tangan Pak Sopir itu dan asistennya. Aku pamitan sama tukang parkir dan meneruskan perjalanan. Beli DVD kosong. Well, sepanjang perjalanan termangu2 sendiri. Benerkah sikap yang udah aku ambil? Terpikir, "Bodoh banget kamu... ndak mau minta ganti rugi... walo cuman 400 atau 500 ribu kan lumayan... kok malah ndak tega... dasar!" Namun saat itu juga teringat akan kisah Yesus yang tergerak oleh belas kasihan terhadap orang banyak (padahal kondisi Yesus saat itu sedang capek dan dilanda kesedihan yang dalam, barusan Dia menerima kabar bahwa sepupuNya telah dihukum mati). Yesus tetap menyembuhkan orang banyak. Walau Yesus tahu... mungkin tangan yang Dia jamah akan berbuat jahat lagi... mungkin kaki yang kini dibuat bisa berjalan akan kembali ke jalan yang sesat lagi... mungkin mulut yang kini dapat berkata2 pada akhirnya akan menghujat Dia... Yesus tahu semua itu... namun... kenapa Dia tetap menyembuhkan mereka? Belas kasihan.
Dan pada saat itulah perasaan tenang itu melingkupiku. Damai sejahtera yang mungkin sudah cukup lama tidak kurasakan, saat itu benar2 nyata. Keintiman dengan Sang Pencipta terasa begitu indah. Syukur kepada Allah untuk waktu dan kesempatan yang boleh kualami. Walau di awal kejadian itu sempet ngomel2 dan perasaan tambah ngga karuan namun Tuhan engga ijinkan hari itu berakhir dengan lebih buruk.
Mungkin kalau dilihat dengan logika manusia, kondisiku engga menjadi lebih baek. Mobil rusak lumayan parah. Padahal sebelumnya masih baek2 aja. Namun aku bersyukur, Tuhan kasi hikmat dan hati yang bisa merasakan apa yang Tuhan mau. Syukur kepada Allah.
Stories from Semarang
20 Januari 2008
Hari Minggu sepulang dari kebaktian Perjamuan Kudus di GKI Kutisari Indah. Tepat 1 bulan anniversary –kata meikel. Hahaha.
Pagi itu berlalu seperti biasa. Meikel berangkat ke gereja duluan buat mendampingi kebaktian remaja. Jam setengah sembilan lebih seperempat baru nyampe rumah, jemput aku buat ke gereja bareng mengikuti kebaktian perjamuan kudus jam 09.00.
Selesai kebaktian mimpin rapat mendadak yang ’terpaksa’ diadain buat sinkroniasasi dengan temen2 satu tim pemuda dewasa karena ada usulan yang menurutku butuh dibahas bersama. Malem sebelumnya sampe cukup mumet n ngga bisa bobok. Well, pada saat itu tampaknya semua berjalan dengan mulus. Semunya tampak baek2 saja dan kesepakatan sudah tercapai. Namun ternyata masih ada kelanjutan ceritanya... laen cerita aja ya...
Pulang nyampe rumah sekitar jam dua belas kurang. Beres2 rumah, terus cek hape. Eh ternyata ada sms dari mama, ”Nik, emak sudah dipanggil pulang pagi ini... sekarang baru dibawa pulang ke semarang naek ambulance...” Wuih. Deg! Ndak nyangka sama sekali. Abis baca sms cuman isa terdiam. Terus berdoa. Doain buat mama. Doain buat semua yang ada di salatiga n semarang. Setelah itu nyoba telp mama. Ternyata engga bisa. Mama lagi di dalem ambulance. Jadi berisik banget. Sirine nya dinyalain. Mama bilang ntar kalo udah nyampe mau kasi kabar. Siang jam 13 cik ing2 sms, ”Emak passed away. Qta dapet tiket 18.40” Aku pun lagi berusaha cari tiket. Telp travel agent sana sini... kaga ada yang angkat telpon. Telp stasiun pasar turi n gubeng kaga ada yang angkat juga. Gile. Kalo lagi butuh susah banget dihubungi. Telp juanda juga kaga isa nyambung. Astaga! Buka internet juga ngga nemu tiket. Astaga. Kontak kokoku juga masih belum ngebales smsku. Akhirnya berusaha nyelesain ngetik notulen rapat pemuda dewasa kamis lalunya. Selesai diketik diemail ke temen2 pemuda dewasa yang punya email, sekalian kasi kabar. Minta dukungan doa juga. Kirim YM messages juga. Isinya kurang lebih sama semua. Akhirnya jam 3 an ke juanda cari tiket. Sriwijaya air jam 10.10 ETD pesen 2 (kokoku akhirnya berhasil kontak aku n minta dibeliin sekalian). Tiket dah dapet, terus pulang rumah. Siapin baju2 yang mau dibawa. Besok paginya jam setengah sembilan udah nyampe di rumah koko. Siap2 brangkat ke juanda. Dianterin meikel. Nyampe juanda masih tunggu sampe jam 10 lebih, setengah 11 lebih baru boarding. Delayed setengah jam. Dari take off sampe landing 30 menit. Ditawari permen. Ngga jelas rasae. Tulisane melon n mangga. Rasae juga ndak kalah wagu. Hahaha. Sepanjang berada di langit, aku duduk di window, kokoku yang di tengah. Soalnya penumpang yang duduk di aisle cowok. Padahal biasanya kokoku paling seneng duduk di window. Seneng liat2 langit. Tapi aku juga. Hahaha. So, lucky me, having a nice brother like him! ^^
Sepanjang perjalanan, kembali diingetin, semua ciptaan Tuhan adalah indah dan agung. Karya tangan Tuhan sudah lebih dari cukup untuk kita tak henti memuji namaNya! Banyak bentukan2 yang cukup ‘aneh’ terbentuk dari gumpalan2 awan. Sejauh mata memandang ke bawah, ke deretan sawah dan perumahan di tanah, maka akan nampak bayangan yang terbentuk karena gumpalan awan di atasnya. Cukup keheranan. Ternyata gumpalan awan yang tipis sekalipun bisa membayangi daratan di bawahnya. Hal ini mengingatkanku akan pernyataan, ”Apa yang kamu lihat... apa yang kamu rasakan... mungkin memang tak nyaman... mungkin memang bukan hal yang sesuai dengan apa yang kamu harapkan... namun di balik semuanya itu... lihatlah dari sudut pandang yang berbeda... lihatlah dari cari Allah melihat... dan temukanlah rencana Allah indah adanya –sekalipun ada gumpalan awan tebal yang menghalang atau hanya sekedar awan tipis yang ’sedikit’ menangungi mu dari sengatan sinar matahari. Pujilah Tuhan!”
Nyampe di bandar udara ayani semarang nyari taxi. Tepatnya pesen taxi airport. Terus langsung menuju rumah. Rencana berdua dengan koko mau ke rumah sakit dulu, tengok papa. Fyi, pagi pas perjalanan ke juanda, dapet sms dari cik ing yang kasi kabar papa vertigo nya kumat. Mual n muntah. Tekanan darah naek. Penyebabnya kecapean. Hari Minggu kemaren kurang tidur. Nah, begitu nyampe rumah, ada ko reh wen n clay. Ko reh wen lagi bobok n clay lagi baca buku. Mama ada di UGD, nemeni papa. Akhirnya ko reh wen keluar kamar, bangun rupanya denger kita masuk. Trus kita bertiga makan siang bentar. Trus lanjut ke rumah sakit. 2 mobil. Satu mobil disetir ko reh wen, jemput papa n mama. Trus balek ke rumah lagi. Papa istirahat lagi di rumah. Sementara kokoku n aku ke tiong hoa ie wan di jalan arteri yos sudarso. Rumah duka baru di semarang. Baru pertama kalinya aku ke sana. Dan engga nyangka bakalan menjadi keluarga yang berduka. Setelah mastiin papa udah mendingan banget, kokoku n aku berangkat ke rumah duka.Ketemu dulur2 yang laen di sana. Sudah ada Ie Lioe, Ie Hong, Om Han, Ling2 n Lan2. Ketemu Kung2 juga di sana. Cik Ing2 n Evan juga udah di sana.
Hari-hari berikutnya penuh dengan kesibukan bolak-balik dari rumah duka ke rumah dan sebaliknya. Ditambah dengan variasi jemput mama meikel & meikel di stasiun n nganterin pulang ke stasiun lagi. Capek. Puji Tuhan, masih ada stamina yang baek n engga sampe ambruk di tengah2 semua prosesi. Pulang dari rumah duka biasanya malem. Jam setengah sepuluh atau jam sepuluh.
23 Januari 2008
Hari Rabu. Kebaktian penghiburan. Malam terakhir. Tamu2 makin banyak yang dateng. Tambah malem tambah banyak yang dateng. Phew. Malem pulang paling malem. Jam setengah 11 baru perjalanan pulang. Sepanjang kebaktian berlangsung engga seberapa bisa konsen. Tapi yang bener2 mbuat aku terpaku n terharu saat pendeta pelayan firman memberikan kesaksian yang sangat indah dari sepanjang hidup emak. Wow. Saat itu aku lihat sebagian besar dari saudara2 yang lain juga tampak mengusap air mata. Apa yang aku rasain saat itu cukup mengherankan. Aku pengen berdiri n kasi tepuk tangan buat emak. Karena luar biasanya hidup yang sudah emak teladankan buat kami semua. Anak, cucu dan buyutnya. Disaksikan oleh pendeta pelayan firman, emak sekalipun dalam belenggu penderitaan karena sakitnya masih juga mengingat dan memberikan senyum terbaiknya untuk semua pengunjungnya! Kesedihan itu makin menghunjam saat aku ingat emak yang dateng ke semarang tanggal 30 desember tahun lalu buat hadir di perjamuan makan keluarga buat pernikahan meikel n aku. Tapi akhirnya aku engga jadi bertepuk tangan. Ngerasa engga pada tempatnya. Hehe.
24 Januari 2008
Hari Kamis. Bangun telat!!! Jam 6 lebih baru bangun. Nemuin Cik Ing yang panik gara2 bunga pesenannya belum dateng. Akhirnya aku merelakan diri buat jaga di pintu bawah (bel pintu rumah rada rewel, sering engga bunyi), nungguin tukang kembang itu –sambil sembahyang. Hehehe. Ternyata, engga nunggu lama2 tukang kembangnya dateng. Nerima 2 bungkus bunga mawar merah. Ups! Kena durinya! Masih ada yang berduri dikit. Wah, musti ati2 nih. Akhirnya kasi kabar ke Cik Ing2 kalo kembang yang dia pesen udah dateng. Trus giliran gue mandi deh. Abis gitu siap2 makan pagi. Makan sampe kenyang. Hahaha. Kenyang banget malah. Porsinya banyakk. Trus bantuin Cik Ing beresin ponakan2. Mandi, pake baju dan laen2. Wah wah... Akhirnya jam 8 baru nyampe rumah duka. Jam setengah 9 sudah mulai kebaktian pemberangkatan. Syukurlah masih sempet ngikutin. Di kebaktian kali ini, aku mendapat banyak inspirasi dari emak. Gimana emak hidup dalam kesederhanaannya. Engga ada yang berlebihan. Semua yang dilakukan emak apa adanya. Tidak ada keinginan yang menggebu2 yang tampak di luar. Namun emak dengan setia tetep bertahan dalam sakit yang dialami. Tetep memperhatikan orang lain. Tetep memberikan teladan yang tak bercela. I’ve missed her already... Sepanjang emak hidup sampai akhirnya… sebuah kehidupan yang memberikan kesederhanaan yang menyentuh banyak hati dan jiwa dari segala usia… semua anggota keluarga yang beragam latar belakang keagamaan… semuanya sudah pernah merasakan kasih melalui sapaan dan perhatian emak. Pagi itu makin banyak saudara2 yang menangis. Cairan hangat pun seakan tak henti menggenang di pelupuk mata.
Jam sembilan tepat brangkat ke Ambarawa. Bus yang aku naiki bareng papa mama, cik ing, ko reh wen, 2 ponakan, fei2, andi, jovan, ie lioe, ie chong, om han, ie hong, ruth n meikel telattt. Wah payah. Ngga tau kenapa. Di tengah jalan pake acara brenti segala. Akhirnya bus yang kita naiki jadi yang terakhir sendiri. Semua dulur2 yang laen uda pada stand by... cuman kita aja yang telatttt. Kebaktian terakhir sudah dimulai. Dan semua prosesi itu pun dilakukan. Bunga2 yang paginya dinanti2 di depan pintu dibagikan. Penghormatan terakhir dilakukan. Dan akhirnya jenazah emak beserta petinya dimasukkan dalam perapian untuk diperabukan. Selesai prosesi acara makan siang. Setelah semua selesai, kokoku pamitan pulang surabaya. Bareng p’mul, cik wati, dani n ivy. Dan akhirnya kita semuapun pulang ke rumah masing2. Dulur dari jakarta, dari yogya, salatiga, ambarawa, magelang... semuanya pulang. Sampe ketemu hari sabtu untuk masukin abu ke dalam rumah abu keluarga.
25 Januari 2008
Hari Jumat. Pagi anter Meikel ke stasiun. Terus anter Cik Ing ke rumah Ie Hong buat bantuin beresin keuangan. Eh belum lama ternyata udah ditelp. Dicari ponakan cilik, si evan. Disuru cepetannn pulanggg. Astaga! Pulang nyampe rumah diajak mama ke pasar. Papa juga ikut. Jadilah si cilik itupun ikut. Siang pulang. Abis makan.. eh ponakan2 itu malah ndak mau bobok. Jiiii aku yang nungguin dah ketiduran bolak balek eh mereka malah asik liat filem kartun... gemes engga tidur2... (malem mau diajak ke semawis, papa mau karaoke) akhirnya tivi aku matiin. Aku suru tidur semuaaaa!! Eh masih ngga bobok juga. Malah maen roket2an. Astaga! Ampun deh. 2 anak cowok yang hiper rasanya. Ni badan udah cape minta diajak bobok eh.. mereka malah asik maenan. Akhirnya sore... jam nya mandi. Semua mandiii. Lha malah jam nya mau berangkat malah sekarang 2 anak itu giliran rewel. Yang kecil kepanasen. Akhirnya minta gendong. Ta bawa ke kamarnya... jalan sekitar 8 meter... lha dah bobok. Masuk di kamarnya bocahe dah merem. Ya ampuunnn. Akhirnya yang cilik ditinggal mbek mama di rumah. Yang laen berangkat ke semawis buat makan n dengerin papa karaoke an. Jam 9 malem pulang. Ngobrol2 bentar sama Cik Ing n Ko Reh Wen trus bobok. Hari Sabtu, 26 Januari 2008 Berangkat ke Ambarawa. Ketemu dulur2 lagi di sana. Selesai semua acaranya, perjalanan pulang trus ambil tiket. Beli roti. Buat dibawa pulang Ie Lioe sekeluarga yang bakal pulang malem itu. Satu pesawat bareng Cik Ing-Ing sekeluarga juga. Phew. Semuanya pulang. Aku bakal pulang surabaya besok paginya. Jadi malem itu masih anterin semua pulang sampe bandara. Bubye bubye... see u real soon.
Special thanks to:
Ivana, Julie, Irwan, Maudy, Monex, Cen2, Cik Lusi and many more... my lovely cousins are most... thanks for being there and enable me to live on those uneasy days.