Friday, September 19, 2008

Air: Hidup atau Mati

Apa yang terbersit dalam pikiran kita saat kata ini muncul? Sebuah benda cair. Tetesan. Siraman. Deburan. Ombak. Laut. Samudera. Aliran. Sungai. Hujan. Awan. Mendung. Badai. Basah. Genangan. Mandi. Basuh. Bersih.

Banyak hal. Bentuk yang luwes. Mengikuti bentuk tempat yang menampungnya. Tidak kaku. Menyesuaikan dengan mudah. Namun dalam hal yang lain, kuat. Mampu mengikis dan membentuk sebuah jalur yang baru. Membelokkan alur yang sudah ada. Mengikis batuan. Tetesan yang terus-menerus di tempat yang sama sanggup melubangi batu yang sangat keras. Konsisten. Sabar.

Air yang dipanaskan akan menguap. Menyatu dengan udara. Air yang didinginkan akan membeku. Menjadi benda yang keras. Air yang ditaburi gula atau garam akan melarutkan gula atau garam tersebut. Air juga menjadi salah satu elemen penting dalam kehidupan. Tanaman membutuhkan air sebagai penyalur sari-sari makanan. Hewan membutuhkan air untuk menjaga suhu badannya stabil. Manusia? Sudah pasti tidak dapat hidup tanpa air. 80% bagian tubuh manusia terdiri dari air.

Air, zat yang luar biasa. Memiliki berbagai macam bentuk. Kekuatan tersembunyi di balik keluwesannya. Aliran sungai yang mengalir perlahan, gemericik menenangkan. Aliran sungai yang mengalir deras, gemuruh meneguhkan. Aliran sungai yang tak terkendali menjadi banjir yang menakutkan.

Air sungai yang meluap dan menjadi banjir. Jumlah air yang memasuki sungai meluap melebihi jumlah yang sungai itu sanggup tampung dan salurkan. Kotoran-kotoran di dasar sungai diaduk. Hal-hal buruk yang terbenam muncul ke permukaan. Mengotori tanah sekitar. Mencemari. Alirannya yang deras menghantam dan mencabut pohon-pohon kecil yang baru tumbuh. Kehidupan-kehidupan baru yang urung bertumbuh. Dari sumber kehidupan dapat berubah menjadi penyebab musibah dan kematian.

Sebagai seorang manusia, emosi ini kadang mengalir bagai air. Bila dikendalikan, secara konsisten dapat menghasilkan keuletan yang luar biasa. Hal yang tampaknya tidak mungkin dilakukan pun dapat terjadi. Batu yang sangat keras dapat berlubang karena tetesannya. Bila dikendalikan, diri ini dapat menyesuaikan dengan lingkungan di sekitar kita. Orang-orang yang berada di dekat kita merasa nyaman dengan kehadiran kita. Sosok yang menyenangkan, mengalirkan ketenangan dan menyalurkan peneguhan.

Namun, emosi yang tak terkendali, dingin dan beku karena kemarahan. Panas dan mendidih karena kecemburuan. Menyengat orang lain dengan kebekuan. Menyulut amarah. Alirannya yang deras menggemuruh menghambat pertumbuhan. Menghentikan bahkan mematikan pertumbuhan -malah. Kita menyakiti orang yang berada di dekat kita. Terhempas deru emosi kita.

Air, memberi manfaat -bila terkendali. Air, menjadi musibah -bila tak terkendali. Jumlah yang melebih batas, yang tidak disalurkan dengan benar malah menjadi musibah. Musti dibagi dengan baik. Disalurkan dengan tepat. Manfaat yang dirasa akan maksimal.

Emosi yang meledak-ledak, bila disalurkan dengan cara dan sasaran yang tepat akan bermanfaat. Kendalikan emosi dalam diri. Salurkan dengan tepat. Berikan manfaat. Dan jadilah berkat.

Seperti air; menghadirkan kehidupan atau membawa kematian. Yang mana yang akan kita pilih? Jangan lupa untuk memohon kekuatan dari Tuhan senantiasa untuk dimampukan memegang kendali!

"... Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." Yohanes 4:14

2 comments:

Anonymous said...

Tulisan ini sangat kaya dan inspiratif.Saya senang telah berkunjung di weblog ini. Enggak percuma weblog ini diciptakan oleh kasihNya, supaya menjadi saluran untuk Air Kehidupan. JBU.

rikaindriani said...

@yesusonline:
terima kasih buat support dan kunjungannya, Pak Sahala. Jbu, too.