Pagi tadi jalan2 pagi, tepatnya diajak jalan2 Keep. Gimana engga diajak jalan2? Keep narik dengan sukses aku ke sana sini. Tangan sampe rada baret2 gara2 megangin rante Keep. Ohya, btw, buat yang belum tau, Keep ini anjingnya kokoku. Berhubung kokoku out of town di libur lebaran ini, so aku yang bertanggungjawab terhadap kesejahteraan urusan perut Si Keep. Hihihihi.
Dimulai dari kemaren malem. Kasi makan. Trus pagi ini ngajak jalan2. Lumayan jauh rute yang ditempuh. Yang mbuat lebih capek bukan jalan-jalan n ditarik2 Si Keep, tapi saat-saat Keep ketemu sesama anjing! Wuih engga kebayang ngerinya kayak apa. Awalnya aku nyantai aja, kirain semua orang udah pada mudik n semua piaraan mereka tersimpan dengan baik di rumah masing-masing atau di penitipan binatang piaraan. Eh, ternyata dugaanku meleset! Hari ini lebih banyaaaakkk ketemu sesamanya Keep dibanding hari2 sebelumnya.
Jalan di Raya Kutisari Indah (yang biasanya engga pernah ngeliat ada anjing), sampe seperempat jalan ketemu TIGA ekor anjing kecil-kecil! TIGA! Satu... dua... tiga...!!! Semuanya dah semangat banget menunjukkan taring mereka! Wuih! Siapa yang tak gentar coba! Seperti biasa kalo Keep ketemu anjing laen, aku udah engga merhatiin anjing lain itu. Aku cuman megang rantai Keep kenceng2 sambil ngomeli Si Keep (pengalaman yang lalu Keep pernah lepas rantainya pas ketemu anjing lain). Syukurlah yang punya anjing keluar rumah n nyuruh semua peliharaannya masuk ke dalem rumah. Beres sudah. Syukurlah! Aku pun bisa bernafas lega. Fiuh.
Perjalanan dilanjutin. Tekadku sih mau jalan sampe gereja. Tapi apa daya belum nyampe setengah jalan Si Keep sudah teler. Lidah memanjang ekstrim. Air liur menetes. Keempat kakinya yang gendut sudah loyo. Gantian aku yang sekarang narik-narik rantainya. Kadang malah brenti, duduk terengah-engah. Jadi akhirnya aku puter balek. Perjalanan pulang pun dimulai. Kembali ke jalan yang tadi. Dengan was-was dan berharap engga ketemu anjing-anjing beringas tadi. Berusaha menghindari ketemu mereka, aku ambil jalan di seberangnya (kalau ada yang tau Raya Kutisari Indah, di tengah-tengah jalannya ada semacam pembatas jalan yang lebar, ditumbuhi rumput. Nah, dengan demikian -seharusnya- semuanya aman-aman saja.
Namun, apa yang terjadi? Ternyata, baru jalan beberapa langkah, aku ngeliat ada anjing hitam besar. Jenis apa persisnya aku engga merhatiin dengan jelas. Tinggi. Item. Ekornya engga ada. Jadi aku engga isa mastiin itu anjing ramah or ngajak berantem. Modelnya sih kayak anjing penjaga berkepala tiga di filem Hercules n Harry Potter itu: cuman yang ini versi satu kepala (hahaha). Nah lho! Segera aku pegang rantai Keep kenceng2. Tinggi anjing item itu hampir setinggi perutku. Hahaha. Agak takut juga nih. Si Keep udah pengen banget tu nggigit anjing besar itu. Weleh! Kecil-kecil berani juga. Padahal tinggi Keep engga ada setengahnya anjing besar itu. Sempet juga Si Keep menyarangkan moncongnya di kaki depan anjing besar itu. Astaga!! Gawat, batinku. Dengan segenap kekuatan dan ketegaan (perlu rasa tega buat nyeret Si Keep) aku seret n tarik n ngomeli Si Keep menjauh dari anjing itu. Berharap anjing besar itu engga ngejar or nggigit aku. Huhuhuhu. Hahahaha. Puji Tuhan, permintaanku dikabulkan. Anjing besar itu engga ngikuti!
Perjalanan berlanjut, dan bertemulah lagi Si Keep dengan dua anjing yang di awal perjalanan tadi ketemu. Mereka nguntit. Astaga! Si Keep jadi beringas. Wah wah. Untungnya, kedua anjing itu engga nguber kaya pertemuan pertama (mungkin karena Keep engga lewat di depan rumah mereka, ya). Akhirnya penguntitan yang mereka lakukan selesai juga. Sepanjang perjalanan pulang, aku ngeliatin Si Keep terus. Jarang ngeliatin sekeliling. Apalagi kalau berpapasan dengan orang lain. Rantai ta pegang lebih kenceng, takutnya ntar Si Keep nggigit -pelampiasan, hahaha. Sampai-sampai aku engga merhatiin dua orang yang sedang lari ke arahku. Sekilas aku liat ada dua orang yang lari ke arahku. Sampai mereka udah deket, mereka dulu yang nyapa, "Cik Rika..." eh.. ternyata si Daud n Christian lagi lari pagi. Hehehe.
Yah, begitulah. Segitunya merhatiin Si Keep sampe engga aware dengan keadaan sekitar. Keep my eyes on Keep. Kalau aku yang manusia bisa merhatiin seekor Keep sampai mengacuhkan keadaan sekeliling, gimana dengan Tuhan yang merhatiin manusia yang adalah ciptaanNya yang paling berharga?
Untuk memastikan keamanan, kenyamanan Si Keep, perhatian dan pengamatan musti diberikan dengan seutuhnya. Mengamati keadaan sekitar (sekilas), memperhatikan tingkah laku Si Keep yang mendadak bisa berubah bila ngeliat anjing laen or kucing.
Untuk memastikan keadaan kita tetap dalam kondisi yang 'aman' maka Tuhan juga melakukan hal yang sama. HatiNya sudah diberikan sepenuhnya untuk kita. MataNya sudah terpaku pada hidup kita. TanganNya menarik diri kita dari bahaya. KakiNya melangkah menunjukkan jalan kebenaran untuk kita. Walau kadang tanganNya menarik dengan enggan karena tarikanNya bisa mencederai kita, hatiNya pun akan 'terluka' merasakan sakit kita, namun Dia melakukanNya karena kasihNya kepada kita. Dia tidak mau kita digigit dan terluka. Dia tidak mau kita mengambil jalan yang keliru.
Supaya kita tidak lagi merasa sakit saat ditarik, kita lebih baik menurut saja pada tuntunanNya. Bisa jadi, kita ngeliat jalan yang Tuhan mau kita lalui jalan yang gelap, sempit dan sukar dilalui. Namun, kembali bila kita melihat dari sudut pandang Si Keep, kita tidak dapat melihat jauh ke depan (karena kita berada jauh di bawah), kita tidak melihat ada keindahan apa yang ada di depan kita. Percaya kepada Tuhan, Sang Pencipta yang mengenali dengan TEPAT, hal-hal apa saja yang membuat kita bersuka dan menjadikan kita makin sempurna!
Selamat menikmati libur lebaran!
God keep His eyes on us.
Monday, September 29, 2008
Keep my eyes on Keep
Label:
daily reports,
thoughts
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment