Masih ingat tentang Ependi? Di beberapa posting sebelum ini sudah aku singgung. Kali ini kisahnya yang lebih komplit. Penggambaran keperkasaannya dan kesetiaannya. Mari kita simak.
Ependi ini seekor bunglon yang dilengkapi dengan self-defense seperti layaknya bunglon yang lain. Dia dapat merubah warna kulitnya untuk penyamaran. Nah, uniknya Ependi, dia merubah warna kulitnya juga untuk menyesuaikan kondisi temperatur sekitarnya. Jadi, kalau siang hari (yang panas menyengat -di tengah padang gurun), dia merubah warna kulitnya menjadi putih, jadi dia tidak menyerap terlalu banyak panasnya gurun. Dan bila di pagi hari saat matahari belum juga terlalu tinggi dan suhu udara masih dingin menggigit, kita akan melihat Ependi berwarna gelap cenderung kehitaman. Waaw!
Dan bila tiba saatnya Ependi mengeluarkan telurnya, maka dia akan dengan teliti mengubur telurnya di bawah pasir. Di dalam kehangatan pasir gurun. Dan dia akan meninggalkannya. Selama 3 bulan dibiarkannya di sana. Bayangkanlah luasnya padang gurun. Kira-kira tanda-tanda apa ya yang Ependi gunakan untuk menandai lokasi dia meletakkan telur2nya? Padahal gurun pasir selalu berubah bentuk. Karena angin yang berhembus, susunan dan bentuk bukit pasir senantiasa 'bergerak' dan berubah.
Nah, selama 3 bulan berjalan, Ependi bertemu dengan makhluk2 padang pasir lainnya. Ada juga seekor bunglon tua yang pemarah. Hihihi. Emang ngeliat mukanya bener2 grumpy gitu. Dibandingin Ependi, si grumpy ini bener2 keliatan engga ramah sama sekali (benere ada namae juga, tapi aku lupa :p). Suatu hari, si grumpy ini memasuki daerah kekuasaan Ependi. Maka Ependi dengan tubuh yang lebih kecil dibandingkan si grumpy segera melakukan pertahanan! Dia menggertak dengan gencar, dan akhirnya si grumpy pun mundur teratur. Hahaha. Bener2 Ependi yang pemberani! Dan di hari yang lain, seekor ular kobra yang entah dari mana datangnya, memasuki wilayah kekuasaan Ependi! Wuih! Ular kobra yang gigitannya sangat mematikan! Namun Ependi dengan gagah perkasa merangsek dan menghunjamkan gigitan mautnya ke tubuh si kobra! Rahangnya yang memang dirancang dengan kokoh akhirnya mampu memaksa si kobra untuk terbirit-birit meninggalkan wilayah kekuasaan Ependi! Wew! Pertarungan yang menegangkan!
Untuk makan, Ependi biasa mengkonsumsi apapun yang melata. Serangga. Dan segala macam binatang yang merayap di pasir. Kecuali kaki seribu. Karena tampaknya kaki seribu tidak enak rasanya. Kaki seribu ini dapat mengeluarkan racun yang menyengat baunya. Dan Ependi tidak menyukainya. Jadi, saat Ependi bertemu dengan kaki seribu, dia akan membiarkannya begitu saja. Sementara bila serangga atau binatang melata lainnya (yang lebih kecil ukurannya) dia akan langsung menjulurkan lidah perekatnya dengan sigap. Dan HAPPP!! Masuklah mangsanya ke dalam hunjaman rahangnya. Sekali mangsa sudah terjepit di antara rahangnya, maka harapan mangsanya untuk dapat melihat dunia luar lenyap sudah! Hahahahahahahaha! (hiperbola banget, hihihihi). Ependi sanggup menghabiskan 300-400 mangsa dalam sehari. Itu apabila dia sanggup menemukannya. Wuih! Nafsu makan yang gede! Jadi isa bayangin lapernya kayak apa kalo nafsu makan segede itu engga dipenuhi. Cuman dapet 20-30 mangsa aja. Astaga! Mungkin batu aja isa dimakan ya. Hahaha.
Bila Ependi ganti kulit, dia akan merasakan gatal yang luar biasa. Nah, dalam kondisi seperti ini, Ependi berada dalam keadaannya yang paling lemah. Dia akan mudah diserang oleh pemangsanya. Burung elang, misalnya. Jadi saat Ependi sedang berganti kulit, selain dia sibuk menggosok-gosokkan tubuhnya ke bebatuan yang menonjol untuk mempercepat mengelupasnya kulitnya, mata Ependi juga tak berhenti mengawasi keadaan sekelilingnya dengan waspada.
Dan bila tiba saatnya telur-telurnya menetas, maka satu per satu dari Ependi mini keluar dengan perjuangannya sendiri. Ependi mini yang pertama dengan sekuat tenaga menembus kulit telur yang membungkusnya selama 3 bulan. Dan dia akan melihat dunia luar. Melangkahkan kaki-kaki mungilnya. Dengan ukuran tubuh yang tidak lebih dari 5cm, dia akan memulai penjelajahannya yang pertama. Butir-butir pasir panas yang menempel di kaki-kakinya membuatnya senewen. Bagian bawah tubuhnya yang dilekati butir-butir pasir sehingga sedikit membuatnya sulit melangkah. Tapi, si Ependi mungil ini lebih menuruti keingintahuannya. Beberapa menit berikutnya, saudaranya menetas pula. Dan mengalami ritual yang sama dengan kakaknya. Dalam beberapa jam berikutnya Ependi-Ependi kecil ini kering kulitnya. Dan mereka dengan leluasa berkeliaran. Ependi kecil pertama pergi ke kawasan tetangga. Ke kekuasaan si grumpy (uh-oh). Dan si kecil ini rupanya mewarisi keberanian induknya. Dengan gagah berani si kecil dengan panjang 5cm menantang si grumpy yang memiliki panjang 20cm an lebih panjang dari dirinya! Dan berhubung si grumpy belum juga kenyang, maka dalam sekejap si kecil tak lagi mendesis-desis menantang dan dalam hitungan detik, si grumpy mengunyah dan menelan di kecil tak berbekas! Wew!
Kini, tinggal seekor anak Ependi. Si kecil ini berkeliling2 di daerah kekuasaan Ependi. Di daerah kekuasaan induknya. Dan... bertemulah mereka! Ependi dan anaknya. Namun si kecil rupanya tak mengenali induknya. Dia pun segera mendesis-desis dan menantang induknya untuk berkelahi. Ependi, rupanya memperhatikan makhluk kecil ini. Dia menatapnya. Namun kemudian melangkah melewatinya. Tidak memangsanya. Apakah Ependi mengenali makhluk kecil sok berani itu sebagai anaknya? Ataukah karena Ependi sudah kenyang? Sehingga Ependi tidak memangsa anaknya -seperti yang grumpy lalukan? Rupanya Ependi masih juga belum kenyang (mengingat nafsu makannya yang besar tadi). Karena setelah Ependi melewati si kecil tadi, dia segera berburu mangsa lagi.
Si Ependi kecil pun segera belajar bagaimana mencari mangsa dan bagaimana beradaptasi dengan panas menyengatnya dan dingin menggigitnya padang pasir.
Circle of life has begun.
Dengan seleksi alam yang mungkin dirasa sebagai hal yang sadis dan menyedihkan. Ironis. Namun itulah hidup. Ada kalanya keingintahuan bisa menyebabkanmu berada dalam bahaya (maut). Namun ada kalanya pula hal itu akan membawamu menjadi makin berpengetahuan luas. Yang pasti, sebagai manusia, makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, tentu lebih diperlengkapi dibandingkan dengan Ependi kecil yang naif dan menempatkan dirinya dalam rahang si grumpy. Kita musti mengetahui saat yang tepat di mana kita bisa memenuhi hasrat ingin tahu kita dan terus maju, atau saat di mana kita harus mundur beberapa langkah untuk kemudian maju lagi atau mencari jalan lain untuk memenuhi keingintahuan kita.
Selamat berburu!
Friday, May 30, 2008
Ependi
Tuesday, May 27, 2008
God is There
Words and Music by JAY ALTHOUSE
Everywhere I go God is watching
Everywhere I go God is there
In my joy and in my pain,
through rainbow and the rain,
God is watching.
God is there.
Everywhere I go God is watching,
holding me with love and tender care.
(God is watching with tender care.)
When I'm filled with doubt and fear,
I know God's love is near.
God is watching.
God is there.
In God I place my trust and my devotion
My faith is growing stronger everyday.
For God is light with full and endless sight
that comforts me and guides me on my way.
When I need a friend and companion,
I can speak with God in my prayer.
When I'm in a time of need, my God alone will lead.
God is watching, God is watching, God is watching.
God is there.
God is there.
Lagu ini bakal dinyanyiin di Irwan & Diana's wedding. Aku seneng sama lagu ini. Bagian alto nya enak banget. Hehehe. Banyak minor minor gitu. Huahaha. Jadi angel tapi bener2 jadi maniiisss didengerin. Semoga Tuhan juga dengernya demikian pula. Hehehehe. Paduan Suara Ekklesia GKI Kutsari Indah, di manapun kalian berada, kalo baca postingan ini n mau join sangat disambut dengan hangat. Terutama sopran & alto. Satu lagu lagi yang akan dinyanyiin, menurut Ganda (pelatih PS Ekklesia) akan membutuhkan 4-5 orang lagi sopran dan alto (masing-masing). Jadi butuh tambahan 10 orang lagi ^^
The Chronicles of Narnia: PRINCE CASPIAN
Jenis Film: Fantasy/adventure - Remaja (teenage)
Produser:Andrew Adamson, Cary Granat, Douglas Gresham
Produksi:Walt Disney Pictures
Homepage: http://disney.go.com/disneypictures/narnia/
Durasi:145 Min
Pemain: William Moseley, Anna Popplewell, Skandar Keynes, Georgie Henley, Ben Barnesm, Liam Neeson
Sutradara: Andrew Adamson
Penulis: Andrew Adamson, Christopher Markus, Stephen Mcfeel
Baca sinopsis film di sini.
Hari Minggu kemaren, 25 Mei 2008, liat film ini. Visual yang ditampilkan di sekuel NARNIA kali ini bener2 jauh lebih bagus dari film layar lebar Disney yang pertama (The Lion, The Witch and The Wardrobe). Dengan pemain2 yang masih sama, penambahan karakter2 baru, film ini jadi bener2 'lain' dari yang pertama. Karakter yang muncul kembali: The Pevensies (Peter, Susan, Edmund, Lucy), The White Witch, dan Aslan (tentu saja!). Dan karakter baru yang muncul: Trumpkin, Trufflehunter, Nikabrik, Reepicheep, Prince Caspian, The Professor, Lord Miraz, Lord Sopespian, dan masih banyak lagi.
Sepulang dari nonton film ini (yang selalu terjadi), Meikel dan aku melakukan review ulang dari apa yang sudah kami liat. Sayang sekali kita masuknya telat, Meikel rada bermasalah dengan perutnya, jadi beberapa menit sebelum film dimulai, Meikel musti ke kamar mandi -dan lumayan lama. Dan akhirnya kita kehilangan beberapa menit pertama dari film ini. Mungkin sekitar 10-15 menit di awal.
Banyak hal yang bisa dipelajari dari tiap-tiap karakter yang ada:
The Pevensies:
Peter --> Seorang pemimpin (yang terdahulu) memiliki kecenderungan untuk bersikap arogan dan mengambil posisi pemimpin secara otomatis, padahal seharusnya 'masa' nya sudah lewat. Kearoganan ini makin diperjelas dikarenakan perasaan "dibutuhkan" karena Peter merasa The Pevensies dipanggil (Susan's horn that has been blown) untuk memberikan bantuan. Dan karena sikap arogan ini, Peter menjadi sering berselisih paham dengan Prince Caspian.
Susan --> Seorang yang menganggap dirinya memiliki pemikiran seorang dewasa. Menganggap adiknya (terutama Lucy) adalah seorang anak kecil. Tegas, kuat, dan agak menyebalkan bila dipandang dari sudut pandang seorang anak kecil. Tidak memiliki antusiasme untuk kembali ke dunia Narnia. Merasa dirinya sudah terlalu dewasa untuk terus-terusan 'bermain-main' di dunia Narnia.
Edmund --> Seorang yang masih merasa bersalah karena dulu pernah tidak mempercayai Lucy (adiknya), hingga kini pun dia tidak membela Lucy atauoun juga tidak mempercayai Lucy. Sebuah sikap yang 'abu-abu'. Dan oleh karena sikapnya ini, mereka musti menempuh jalur perjalanan yang lebih jauh dari seharusnya -apabila mereka mempercayai Lucy.
Lucy --> Yang memiliki usia paling muda dari ketiga Pevensie. Sering dianggap remeh pendapat-pendapatnya. Kurang memiliki keberanian untuk mengikuti apa yang Aslan katakan kepadanya. Menjadi kurang percaya diri karena sering diremehkan kakak-kakaknya, sehingga tidak berani mempertahankan kehendaknya.
The White Witch --> Representasi dari 'kejahatan' yang selalu bisa menawarkan hal-hal 'indah' yang menghipnotis manusia sehingga mereka akan melakukan apa saja sesuai dengan yang dia inginkan.
Trumpkin --> Seorang dwarf yang keras kepala, dan sudah kehilangan kepercayaan tentang keberadaan Aslan. Dia sudah menanti ribuan tahun dan ternyata tidak ada tanda-tanda perubahan ke kehidupan yang lebih baik. Narnia masih dijajah bangsa Telmarine, Aslan tidak menunjukkan keberadaanNya. Namun, dia masih setia membela Narnia, tentunya dengan setia mengabdi kepada Raja-Raja dan Ratu-Ratu yang terdahulu (yang dipanggil dengan Susan's horn).
Nikabrik --> Seorang dwarf penggerutu yang sangat kasar (kata-katanya), sangat pesimistis dan pada akhirnya menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan dalam perang melawan bangsa Telmarine. Dia bahkan bersekutu dengan The White Witch, karena dia menganggap Aslan sudah tidak bisa diandalkan. Oleh karena itu, dia mencari sosok yang dulunya pernah membuat Aslan mati.
Prince Caspian --> Seorang keponakan yang terancam dibunuh oleh pamannya sendiri karena keberadaannya akan menghalangi anak kandung pamannya untuk menjadi Raja Telmarine. Rendah hati. Berani. Memiliki semua karakter yang memang diperlukan untuk menjadi seorang raja. Hanya pengalaman saja yang dia masih belum banyak miliki. Namun melalui kejadian-kejadian yang tidak enak, Caspian mempelajari dan makin diperlengkapi banyak hal dalam waktu singkat.
Moral Cerita Keseluruhan:
Ikutilah apa yang menjadi keyakinanmu. Jangan takut! Sekalipun dirimu diremehkan, tetap pegang teguh keyakinanmu! Dan, berharaplah hanya kepada KEBENARAN! -Lucy.
Tak akan ada yang tahu apa yang akan terjadi apabila kamu melakukan hal yang lain di waktu yang lalu. Tidak menjadi masalah "hal-hal yang tidak kau kerjakan di masa lalu", yang menjadi hal yang penting adalah "hal-hal yang kau kerjakan sekarang" dan "yang akan datang". Itulah yang penting! Marilah bergegas! -Aslan.
Untuk bisa membuat sebuah film yang diangkat dari sebuah buku, bukan hal yang mudah. Tentunya butuh ketelitian dalam membaca tulisan dan memvisualkannya ke dalam gambar. Ditambah lagi pemilihan aktor dan aktris yang akan memerankan setiap karakter yang ada di dalamnya. Belum lagi pengambilan gambar yang tepat. Proses editing yang rumit. Penambahan visual-effect. Kostum yang detail. Dekorasi dan setting waktu yang sangat teliti. Semuanya diperlukan kerjasama dengan banyak pihak. Banyak pikiran dan banyak bakat yang diperlukan. Serta kesatuan tujuan! Ndak gampang, namun hasilnya bisa dinikmati oleh banyak penonton di seluruh dunia! Luar biasa!
Jadi teringat pada perenunganku tentang pembuatan film beberapa waktu yang silam. Kehidupan kita pun seakan-akan sebuah film yang Tuhan buat. Ada di antara kita yang berperan sebagai sutradara. Sebagai pembuat visual-effect. Pengarah lampu. Pembuat dekorasi. Make up artist. Pembuat kostum. Kameraman. Aktor. Pengisi suara. Editor. Penyimpan roll film. Bagian transportasi. Bagian akomodasi. Dan masih banyak lagi. Mungkin kadang kita merasa peran yang kita jalani di dunia ini tidak lebih baik dari si dia. Si dia lebih gini... lebih gitu... lebih bisa ini... lebih bisa itu... jadi wajar kalau aku lebih baik diam saja, tak perlu berkata atau berlaku apapun! Atau kadang kita merasa aku ini lebih gini... lebih gitu... lebih bisa ini... lebih bisa itu... dibandingkan orang lain... jadi wajar kalau semua orang mendengarkan dan melaksanakan apa yang aku katakan!
Jadi, peran seperti apa yang akan kita lakukan di dalam hidup kita masing-masing? Menjadi sutradara, mengarahkan? Menjadi aktor/aktris, dilihat orang banyak? Membuat dekorasi, membuat kostum, dan jarang sekali ada yang memperhatikan namamu muncul di akhir film -bahkan mungkin tidak dicantumkan? Tentunya setiap orang memiliki kelebihan yang berbeda dibandingkan dengan orang lain. Tidak semua orang bisa menjadi sutradara. Tidak banyak orang yang bisa menjadi aktor/aktris. Dan sedikit orang yang mau dengan kerendahan hati memilih peran-peran yang 'tidak terlihat' secara langsung.
Jadi, peran seperti apa yang akan kita lakukan di dalam hidup kita masing-masing?
Selamat memilih peran dan berperan!
Sunday, May 25, 2008
Bahan Bakar Minyak, Gempa Bumi dan Ependi
Beberapa waktu yang lalu, tepatnya sehari setelah cerita Kamis Malam nan Horor itu, pulang dari latihan PS Ekklesia, ngeliat tivi n ada berita kalo BBM naek. Wuih! Daftar harganya dipasang. Wuih lagi! Premium jadi 6000 rupiah. Solar jadi 5500 rupiah. Minyak tanah jadi 2500 rupiah. Wuih lagi lagi! Sedih rasanya. Baca2 berita di kompas online, "Pemerintah tidak akan menaikkan harga BBM di tahun 2008 ini." hmm, tapi kenyataannya? Komentar2 yang diposting menanggapi berita itu lumayan "pedas" n "tajam". Sebagian dari aku bilang, "Emang kalo udah buat janji, ya tepatilah! Jangan mangkir!" tapi sebagian lagi dari aku bilang, "Keadaan sudah sedemikian parah ya, sampai pemerintah sudah kehabisan langkah -last option: naikin harga BBM."
Adakah suatu hal yang baik yang bisa kita lihat di balik kondisi ini? Kenaikan BBM. Dan tentunya akan segera diikuti oleh kenaikan segala macam biaya-biaya yang laen. Yang jelas dan pasti (dan sudah) terjadi di beberapa daerah di tanah air ini: ongkos angkutan umum naik! Beberapa daerah para sopir angkot sudah menaikkan tarif mereka. Padahal belum ada pengumuman resmi dari organda. Weleh! Kenapa kenaikan BBM tidak diikuti dengan pengumuman resmi (langsung) dari organda?! Seolah-olah tidak ada pemberitahuan secara menyeluruh. Naiknya BBM ini dibuat secara mendadak, tanpa persiapan. Wah wah. Kalau dipikir, tentunya hal ini bukan sesuatu yang baik.
Rasanya masih susah banget buat bisa melihat kebaikan -bahkan menemukan- harapan terhadap bangsa ini untuk menjadi lebih baik. Mau sampai kapan bangsa ini berada dalam kondisi yang makin lama makin merosot? Lihat saja, berapa banyak kericuhan yang muncul diakibatkan demo menolak kenaikan BBM? Berapa banyak sikap-sikap anarkis yang melahirkan bentrokan di sana-sini? Pembagian BLT yang tidak tertib. Di beberapa daerah terjadi tudingan2 terhadap aparat terkait bahwa mereka melakukan korupsi, melakukan pengurangan jatah BLT. Di banyak daerah terjadi antrean panjang yang menyesakkan. Banyak anak-anak, wanita dan para lanjut usiawan terhimpit. Sakit pasti. Panas iya. Sesak bisa jadi. Berebut. Menyikut. Mendorong. Menghimpit. Menjepit. Duh. Inikah gambaran perbaikan bangsa?
Masih juga belum bisa menemukan kebaikan yang bisa membawaku kepada pengharapan.
Dan akhirnya beberapa waktu yang lalu, saat Papa telp, Papa cerita tentang gempa di China. Buat beritanya bisa klik di sini. Dan kalau mau melihat detail data geografisnya klik di sini. Kejadian yang mengejutkan. Hingga kini korban jiwa yang menderita akibat gempa sekitar 80.000 jiwa! Belum termasuk kerugian materi. Tewas. Hilang. Sakit. Luka parah. Kehilangan tempat tinggal. Mengalami trauma. Kehilangan harta. Kehilangan semangat hidup. Kehilangan para kekasih. Bantuan yang dikirim sangat banyak. Tangan-tangan yang terulur juga tak sedikit. Papa ngeliat di berita tivi stasiun lokal China, di sana diperlihatkan antrean orang-orang yang menyumbang. Bukan antrean orang-orang yang meminta sumbangan. Perhatikan ini: anteran orang-orang yang menyumbang! Waw! Luar biasa! Dan salah seorang di antaranya, ada seorang yang menyumbangkan (hampir -aku kurang jelas) seluruh hartanya untuk korban gempa. Walau jumlahnya ndak banyak (saat itu Papa bilang sekitar 145 yuan -aku agak lupa). Langsung mengingatkanku pada kisah janda miskin yang Yesus ceritakan dan dicatat dalam salah satu keempat Injil. Karena saat itu Papa bilang, "Jumlahe ndak banyak, tapi itu semua uange dia..." Wew! Jaman sekarang masih ada orang kayak gitu. Setelah selesai uange "nyemplung" ke dalem sumbangan, lantas dia mau beli-beli keperluan sehari2nya gimana? Well, kenapa jadi aku yang bingung? Dia nya aja engga bingung.
Masih ada orang yang memberikan seluruh 'kekayaannya' untuk membantu meringankan penderitaan orang lain. Mungkin jumlahnya terlalu sedikit untuk bisa menghilangkan derita salah seorang korban gempa. Mungkin jumlahnya tak dapat menyembuhkan trauma pasca gempa. Mungkin malah ada yang mengejek dan menertawakan jumlah yang sangat kecil itu. Namun, apakah semua hal ini ada di dalam pikiran Sang Penyumbang? Apakah ejekan akan mencegahnya memberikan kekayaannya? Apakah deretan orang-orang 'yang lebih kayak' di depannya membuatnya keluar dari barisan?
Harapan apakah yang ada dalam benak Sang Penyumbang ini?
Akankah ada perubahan yang berarti yang terjadi karena seluruh kekayaannya?
Dalam situasi yang sedemikian kacaunya. Sang Penyumbang masih melihat adanya harapan. Dia menyerahkan seluruh kekayaannya. Mungkin masa depannya. Mungkin kekayaannya yang terakhir itu adalah modal untuk membuka sebuah usaha baru. Mungkin dirinya adalah salah seorang korban gempa juga. Mungkin rumahnya juga sudah tak beratap dan tak bertembok. Rata dengan tanah.
Hal ini membuatku malu. Sungguh. Diriku dengan keadaan yang jauh lebih baik dari diri Sang Penyumbang, namun tak mampu melihat harapan. Sebuah kisah lagi mengenai harapan.
Semalem liat di MetroTV film dokumentari tentang sekor bunglon yang tinggal di padang pasir Afrika. Ependi. Seekor bunglon betina. Dia menyimpan telur-telurnya di bawah pasir. Dia kubur dengan baik. Lantas dia tinggalkan. Selama 3 bulan telur2 itu dibiarkan di dalam pasir. Dan setelah 3 bulan kemudian, telur2 itu menetas. Selama 3 bulan berjalan, Ependi mencari makan, bertahan hidup di padang pasir. Beberapa binatang yang lebih besar dan kuat daripadanya berusaha mengusiknya. Namun, Ependi tetap bertahan hidup dengan perkasanya. Dengan rahangnya yang kuat, Ependi melumat mangsanya. Serangga dan binatang2 yang merayap di tanah, kecuali kaki seribu. Dalam sehari Ependi dapat menghabiskan 300-400 mangsa -apabila dia mendapatkannya. Hidup di padang pasir tentunya bukan hal yang gampang. Panas. Kering. Dingin membekukan. Air susah didapatkan. Ependi memperoleh air melalui embun di pagi hari. Waw! Sekalipun panas dan kering, ternyata masih ada embun. Walaupun sedikit, namun sangat berarti. Demikian pula makhluk2 lainnya pun mendapatkan air dengan cara yang sama. Dengan perlahan Ependi menanti jatuhnya air yang menetes dari ujung daun. Beberapa ekor ular derik menjilati tetes-tetes embun yang terselip ke dalam kulit tubuhnya yang bersisik. Telaten. Sabar. Luar biasa! Dan dari manakah embun itu berasal? Secara alami, embun terjadi melalui proses kondensasi. Namun siapakah yang mengatur segala sesuatunya berjalan sedemikian? Tak lain dan tak bukan adalah Pencipta Alam Semesta lah yang mengatur. Bahkan untuk seekor bunglon betina yang meninggalkan telur2nya, Tuhan memikirkan dan merancangkan tetes-tetes embun untuk memenuhi kebutuhan Ependi terhadap air.
Sekalipun belum kutemukan hal-hal baik dari kejadian2 yang terjadi akhir2 ini, namun kutemukan harapan. Ependi mengajarku untuk berharap hanya kepada Sang Pencipta. Menanti tetes embun itu meninggalkan pucuk daun dan menyegarkan kulitnya yang kering. Membasuh matanya yang pedih. Menanti dengan sabar. Berharap kepada Sang Pencipta.
Selamat berharap!
Friday, May 23, 2008
Yang Terjadi Di Akhir Rapat Semalem
Kemaren malem ada rapat rutin sie pemuda dewasa. Hal yang cukup membuat merinding terjadi di akhir rapat. Saat itu, tepat beberapa saat sebelum doa penutup dipimpin oleh triton (seperti biasa, semua peserta rapat masih ceria dengan berbagai guyon n obrolan masing2 -maklumlah rapat sekaligus refreshing n sharing dong, kan kita golongan orang2 yang udah tertekan di kerjaan so butuh hiburan dong)- saat itulah edwin bilang ke aku, "di pojok ada tuh..." dengan matanya memandang jauh ke sudut ruangan di belakangku. Spontan aku rada merinding.
Beberapa waktu yang lalu, aku cerita ke edwin kalau setiap kali aku jalan2 bareng anjingnya kokoku (keep, namanya), keep setiap kali aku ajak masuk ke gang empat (di perumahan aku tinggal) mesti engga mau, nolak, sampe musti "dipaksa" ditarik dan diseret supaya keep mau masuk ke gang empat. Ternyata edwin bilang di gang empat emang ada "penunggu" nya. Gang empat yang dekat gang dua (yang tau perumahan kutisari indah barat bisa bayangin di mana lokasinya). Edwin pun pernah punya pengalaman engga "enak" di sana. Katanya di sana dia pernah terciprati air. Padahal engga ada angin, engga ada ujan. Engga ada seorang pun yang keliatan lagi siram2 taneman. Nah, lho! Edwin juga bilang kalo dia beberapa kali emang sempet "diliati" wujud2 yang "mistis" gitu. Hihihihi.... kayak sixth sense gitu.
Kembali ke ruang rapat. Ruang yang biasa dipakai kebaktian remaja. Lantai dua. Sekarang dinamai Ruang Galilea. Kata edwin, ada anak kecil di pojokan. Setiap kali dia bilang gitu, matanya memandang ke sudut tembok di belakangku. Hiiiy. Saat aku tanya, "lagi ngapain dia?" edwin cuman senyum n bilang, "cepetan aja deh diselesaiin rapatnya, doa trus pulang." So triton pun menutup dalam doa. Setelah selesai, pintu ruangan pun dikunci, lampu dipadamkan. Sampai di lantai satu, aku tanya ke edwin, "piye, bocahe ngetutke?" (gimana, anake ngikuti?) Edwin jawab setelah beberapa saat memperhatikan tangga, "engga." "Emang tadi anake ngapain to?" (sok berani aku tanya). Hahaha. Edwin jawab,"anake ngamuk... ndak seneng..." Hiiy! Ivana yang denger pembicaraan ini jadi penasaran, "napa to?" Dan setelah aku ceritain, dia jadi ngeri. Hahahahahaha. Mau ke kamar mandi jadi minta ditemeni. Hihihihi. Ya bisa dimaklumi lah, lorong menuju kamar mandi kalo malem kan gelap gulita. Kalo siang aja remang2, apalagi kalo malem. Hihihihihihihi.
Sepulang sampe rumah pun, sensai mistis itu masih kebawa dikit2. Gimana engga, filem2 jaman dulu yang horor2 berkelebat di pikiran. Masuk ke dalem mobil aja udah kebayang2 Urban Legend (ada orang yang duduk di kursi belakang ngebawa kapak). Trus di jalan2 yang gelap ngebayang cerita2 serem laennya seputar jalanan. Hiiy! Sampe di rumah ngeliatin langit2 rumah jangan2 ntar ngeliat ada "sesuatu" yang nempel di salah satu sudut rumah. Waaah. Ditambah lagi hubby udah dua malem engga di rumah. Dua malem home alone. Hubby ada tugas ke luar kota. Dari Rabu malem berangkat n emang Kamis malem rencana udah balek, tapi ternyata terjebak macet di daerah Demak. Akhirnya baru tadi pagi subuh jam lima an nyampe surabaya n nganter sepupu (pimpinan kantor) nya pulang, sekalian istirahat di rumah sepupunya dulu. So isa dibayangin deh semalem rada ngeri2 gitu sendirian di rumah. Hohohohoho.
Yah, kadang yang membuat diri kita sendiri merasa takut adalah pikiran2 kita sendiri. Bayangan2 dan imaji kita sendiri. Semalem menjadi pengalaman yang cukup mbuat merinding. Jarang2 aku sampe merinding kayak kemaren. Thanks to edwin. Hahahaha.
Tuesday, May 20, 2008
-20-05-08-
Saat ini ku merasa tak lagi mengenalmu
Sebuah pribadi yang berbeda dibanding dirimu yang dulu
Perubahan indah yang kuharap terjadi
Yeah, hanya harap dan doa yang menjadi usahaku
mempertahankan koneksi ini
Surat demi surat yang tak terbalas
Pertanyaan-pertanyaan yang tak pernah terjawab
Semakin kau jauh tak terpahami
Semakin kau sulit tuk dimengerti
Hingga kutemukan diriku tak tahu harus bagaimana
Andai ku dapat menyatakan apa yang ku rasakan
Andai ku sanggup menyampaikan apa yang ku pikirkan
Ku ingin bisa mengenalmu lagi
Ku ingin bisa memahami
Ku ingin bisa mengerti
Andai masih ada kesempatan... lagi...
Namun sekalipun kesempatan itu tak datang
Ku tak harap penyesalan kan datang menghampiriku
Karna ku sudah pernah mengenalmu
Itu sudah lebih dari cukup
Kenangan-kenangan yang ada di hati
Peristiwa demi peristiwa yang membawa perubahan dalam diri ini
Itu sudah lebih dari cukup
.... dan kuharap demikian pula dengan dirimu
tak pula menyesal telah mengenal diriku.
Friday, May 16, 2008
Dengan SayapMu
Sari Simorangkir "I Believe"
FirmanMu berkata, "Kau besertaku"
Maka kuat roh dan jiwaku
TanganMu Tuhan slalu kunantikan
Di setiap langkah kupercaya
Dengan sayapMu ku akan terbang tinggi
Di tengah badai hidup ku tak menyerah
Kau kekuatan dan perlindungan bagiku
Pertolonganku di tempat Maha Tinggi
Ku mengangkat tanganku aku berserah
Kau kunantikan, Kau yang kusembah
Yesusku Rajaku
Mandi Aer Anget
Hari ini hari k3tiga flu. Mulai sakit sejak Selasa malem. Sepulang dari latihan musik di Darmo Satelit. Bwuh. Badan dah ndak jelas. Nyetir juga rada ngga konsen. Akhirnya pulang dari DaSa lewat jalan biasa, bukan tol. Nyampe di rumah jam sembilan seperempat. Semua aman dan terkendali. Hihihi. Paginya badan lebih ngga enak. Tenggorokan sakit amat. Hahaha. Hidung pun mulai meler2 tak terkendali. Ke kampus, makan siang -makan bubur- trus ke kos erika. Bantuin budgeting buat TA nya. Pulang rumah jam setengah 5. Mandi makan trus bobok. Malemnya suhu badan naek. Ndak isa bobok enak. Kamis pagi bangun dengan badan masih mengerikan, ke kampus, ketemu klien. Makan siang di kantin bareng nana -selesai studio DKV4. Beli obat. Minum obat. Ke percetakan. Ambil barang. Ke toko kertas. Beli kertas. Ke gereja kirim barang. Pulang. Teler deh. Akhirnya bobok. Malemnya suhu badan naek lagi. Meriang makin menjadi. Terus bobok, jam 11 malem minum obat. Pagi ini bangun dah much better. Mandi aer anget. Enakk.
Tiap kali mandi aer anget jadi keinget cerita tentang seekor kodok yang dimasukin ke dalem aer yang mendidih, maka dia akan dengan serta-merta akan meloncat keluar. Waktu nuang air panas ke dalem ember, trus nambahin air dingin dari keran, tanganku kucelupin di dalem air berisi air panas tadi. Setelah tanganku ngerasa cukup hangat -bukannya panas, maka dengan pede aku ciduk itu air dan siramkan ke muka. Walhasil, kepanasen! Hahahaha. Bila kodok tadi dimasukin dalam air dingin dan terus diletakkan di atas api yang menyala, maka air dengan kodok di dalamnya akan mendidih secara perlahan. Dan kodok itu pun tidak merasa ada 'bahaya' yang mengancam nyawanya. Demikian pula yang terjadi pada tanganku yang aku masukin ke dalam air panas tadi. Secara perlahan tanganku lama kelamaan menyesuaikan dengan suhu air 'panas' tadi. Dan saat tangan menyatakan kepada otak bahwa air tersebut cukup hangat, ternyata bagian tubuh yang lain menyatakan sebaliknya! Bagian tubuh yang tidak menyesuaikan diri dengan baik terhadap perubahan suhu, maka akan menolak dengan serta merta.
Pelajaran yang didapat dari pengalaman ini: saat kita berkompromi dengan dosa, kita secara tidak sadar akan menyesuaikan diri dengan dosa itu. Dan akhirnya, bahaya sesungguhnya dari dosa itu menjadi tidak "terasa", kepekaan kita sangat menurun. Perubahan yang terjadi tidak disadari dengan segera. Dan pada akhirnya, maut lah yang menjadi akhir dari kehidupan kita. Hati-hatilah saat berada di zona abu2. Hati2lah saat mulai berkompromi dengan dosa.
Tuesday, May 13, 2008
masihjugabelumberes
Benernya si sudah dibayar. Tapi belum juga lunas. Jadi belum beres. Ini berarti aku juga belum bisa melunasi "kewajibanku" ke percetakan. Gile ngga tuh. Memasuki bulan kedua! Keuangan masih juga belum dibayar, dengan alasan... ada kesulitan keuangan dengan klien2nya. Waks! Lantas kenapa? Kok aku jadi kena imbasnya? Bukannya kalo udah bisa pesen dan "beli" dari aku mustinya bisa melunasinya? Bukannya aku yang disuru ikutan nunggu pembayaran dari klien2nya. Wah wah wahh... sampe kapan disuru nunggu? Entahlah. Sampe kapan musti menggerutu? Semoga bisa segera hati ini dipenuhi ikhlas. Sampe sekarang masih susah banget buat isa "menerima" alesannya. Dan masih juga kadang emosi kalo inget2 segala janji2 yang dibuat dengan seenaknya dan diingkari tanpa ada kabar berita -bahkan saat aku berusaha mencari tahu pun seakan menghindar. Ih gemes! Hahahahaha. Udah pasrah deh. Jadi, saat ini aku punya piutang namun juga punya utang. Hahahahahahahahaha.
5 pernikahan dalam satu tahun... -lebih!
Wah, di tahun ini ada begitu banyak kenalan yang menikah!
Yang paling "anyar" adalah Ronald & Fenty hari Sabtu, 10 mei 2008 yang lalu. Pernikahan adat batak. Kerennn. Ronald dan istrinya berpakaian adat. Demikian pula dengan segenap sanak saudaranya yang bejibun banyaknya. Hihihihihi. Aku engga ngikuti upacara adatnya sampe selesai, tampak masih lama banget selesainya. Ditambah lagi dari cerita Ronald, acara adat bisa sampe malem. Hahaha. Ya akhirnya pulang deh. Berangkat dijemput Irwan & Diana, bareng Christine n Bu Listia (dulu dosen wali, sekarang jadi temen kerja -hehehe).
Yang akan datang #1: Irwan & Diana
Yang akan datang #2: Davy & Christine -omong2 tentang Davy, Minggu besok Davy kotbah di GKI Kutisari. Hihihihi. Rasae dah lama banget ndak ketemu Davy. Grogi ndak ya... hahaha... pertama kali dengerin Davy kotbah di Camp Pemuda Dewasa "Get Fresh", mimpin kebaktian. Hihihihi. Jadi terbayanglah sosok Davy yang dulunya gondrong dan brewok namun kini berpakaian rapi serta menjadi penyampai firman Tuhan. Hohohohohoho.
Yang akan datang #3: Herry & Effie (sepupu di Magelang)
Yang akan datang #4: Yusak & Shirley
Nah, jadi sampe pertengahan tahun ini aja udah ada 5 (lima)... dan kayaknya udah ada lagi yang antri yaa.... hahahaha.... dinanti kedatanganmu ke tanah air, Dit. Hihihi. Perlu jemputan? Tapi kalo hari Minggu kayaknya agak susah sekarang. PS Ekklesia lagi persiapan, melakukan latihan2 buat pelayanan di pernikahan Irwan & Diana. Hohohoho.
Maka hari2ku dipenuhi dengan "kesibukan2" pernikahan lagi. Yang pasti yang dirasa beda dengan dulu ngurus pernikahanku ndiri. Yang pasti stressing nya beda banget. Hihihi. Dari pengalaman temen2 yang sedang mengalami pre-marital syndrom, ternyata sama dengan apa yang aku rasain dulu, "Kapokk nikahhh!!! Sekali aja seumur hidupppp.....!! Hahaha... Ribetnya minta ampunn..." Hueheehhehehee.
Let's keep on praying for those couples.
Monday, May 05, 2008
Mengindahkan Teguran
Beberapa kali ngeliat Indonesian Idol "Kebangganmu" kali ini membuat aku berpikir, "Kontestan kali ini banyak yang terlalu banyak komentar... mengomentari apa yang komentator katakan... Selalu ada komentar yang dilontarkan... entah itu karena dengan maksud sekedar memberikan penjelasan atau untuk sekedar membantah apa yang dikatakan komentator..."
Kata "mengindahkan" berasal dari kata dasar "indah" dengan ditambah imbuhan "me-kan" yang berarti membuat menjadi indah. Yang akhirnya dimaknai sebagai tindakan menghiraukan, mengacuhkan. Selama ini itulah makna yang aku dapet dari kata "mengindahkan" tetapi sejak semalem waktu baca Amsal 15, ada kata "mendengarkan teguran"... entah kenapa semalem aku ngebacanya jadi "mengindahkan teguran"... entah itu gara2 ngantuk atau gara2 emang pas itu tulisan di alkitab lagi "berubah" hahahaha. Yang jelas sekarang aku cari2 kata mengindahkan di sana sama sekali engga ada.
Jadi, bagaimana mengindahkan teguran?
Tak hanya mendengarkan teguran. Namun juga membuatnya jadi indah. Sebuah teguran akan menjadi indah bila kita menerimanya, mengevaluasi diri kita dan akhirnya membuat diri kita menjadi lebih baik -menjadi lebih indah. Jadi pada akhirnya... teguran itulah yang mengindahkan diri kita. Hahaha. Agak mbulet!
Siapa mengabaikan didikan
membuang dirinya sendiri,
tetapi siapa mendengarkan teguran,
memperoleh akal budi. (Amsal 15:32)