Friday, May 16, 2008

Mandi Aer Anget

Hari ini hari k3tiga flu. Mulai sakit sejak Selasa malem. Sepulang dari latihan musik di Darmo Satelit. Bwuh. Badan dah ndak jelas. Nyetir juga rada ngga konsen. Akhirnya pulang dari DaSa lewat jalan biasa, bukan tol. Nyampe di rumah jam sembilan seperempat. Semua aman dan terkendali. Hihihi. Paginya badan lebih ngga enak. Tenggorokan sakit amat. Hahaha. Hidung pun mulai meler2 tak terkendali. Ke kampus, makan siang -makan bubur- trus ke kos erika. Bantuin budgeting buat TA nya. Pulang rumah jam setengah 5. Mandi makan trus bobok. Malemnya suhu badan naek. Ndak isa bobok enak. Kamis pagi bangun dengan badan masih mengerikan, ke kampus, ketemu klien. Makan siang di kantin bareng nana -selesai studio DKV4. Beli obat. Minum obat. Ke percetakan. Ambil barang. Ke toko kertas. Beli kertas. Ke gereja kirim barang. Pulang. Teler deh. Akhirnya bobok. Malemnya suhu badan naek lagi. Meriang makin menjadi. Terus bobok, jam 11 malem minum obat. Pagi ini bangun dah much better. Mandi aer anget. Enakk.

Tiap kali mandi aer anget jadi keinget cerita tentang seekor kodok yang dimasukin ke dalem aer yang mendidih, maka dia akan dengan serta-merta akan meloncat keluar. Waktu nuang air panas ke dalem ember, trus nambahin air dingin dari keran, tanganku kucelupin di dalem air berisi air panas tadi. Setelah tanganku ngerasa cukup hangat -bukannya panas, maka dengan pede aku ciduk itu air dan siramkan ke muka. Walhasil, kepanasen! Hahahaha. Bila kodok tadi dimasukin dalam air dingin dan terus diletakkan di atas api yang menyala, maka air dengan kodok di dalamnya akan mendidih secara perlahan. Dan kodok itu pun tidak merasa ada 'bahaya' yang mengancam nyawanya. Demikian pula yang terjadi pada tanganku yang aku masukin ke dalam air panas tadi. Secara perlahan tanganku lama kelamaan menyesuaikan dengan suhu air 'panas' tadi. Dan saat tangan menyatakan kepada otak bahwa air tersebut cukup hangat, ternyata bagian tubuh yang lain menyatakan sebaliknya! Bagian tubuh yang tidak menyesuaikan diri dengan baik terhadap perubahan suhu, maka akan menolak dengan serta merta.

Pelajaran yang didapat dari pengalaman ini: saat kita berkompromi dengan dosa, kita secara tidak sadar akan menyesuaikan diri dengan dosa itu. Dan akhirnya, bahaya sesungguhnya dari dosa itu menjadi tidak "terasa", kepekaan kita sangat menurun. Perubahan yang terjadi tidak disadari dengan segera. Dan pada akhirnya, maut lah yang menjadi akhir dari kehidupan kita. Hati-hatilah saat berada di zona abu2. Hati2lah saat mulai berkompromi dengan dosa.

No comments: