Tuesday, May 27, 2008

The Chronicles of Narnia: PRINCE CASPIAN












Jenis Film: Fantasy/adventure - Remaja (teenage)

Produser:Andrew Adamson, Cary Granat, Douglas Gresham
Produksi:Walt Disney Pictures

Homepage: http://disney.go.com/disneypictures/narnia/
Durasi:145 Min

Pemain: William Moseley, Anna Popplewell, Skandar Keynes, Georgie Henley, Ben Barnesm, Liam Neeson

Sutradara: Andrew Adamson
Penulis: Andrew Adamson, Christopher Markus, Stephen Mcfeel

Baca sinopsis film di sini.

Hari Minggu kemaren, 25 Mei 2008, liat film ini. Visual yang ditampilkan di sekuel NARNIA kali ini bener2 jauh lebih bagus dari film layar lebar Disney yang pertama (The Lion, The Witch and The Wardrobe). Dengan pemain2 yang masih sama, penambahan karakter2 baru, film ini jadi bener2 'lain' dari yang pertama. Karakter yang muncul kembali: The Pevensies (Peter, Susan, Edmund, Lucy), The White Witch, dan Aslan (tentu saja!). Dan karakter baru yang muncul: Trumpkin, Trufflehunter, Nikabrik, Reepicheep, Prince Caspian, The Professor, Lord Miraz, Lord Sopespian, dan masih banyak lagi.

Sepulang dari nonton film ini (yang selalu terjadi), Meikel dan aku melakukan review ulang dari apa yang sudah kami liat. Sayang sekali kita masuknya telat, Meikel rada bermasalah dengan perutnya, jadi beberapa menit sebelum film dimulai, Meikel musti ke kamar mandi -dan lumayan lama. Dan akhirnya kita kehilangan beberapa menit pertama dari film ini. Mungkin sekitar 10-15 menit di awal.

Banyak hal yang bisa dipelajari dari tiap-tiap karakter yang ada:

The Pevensies:
Peter --> Seorang pemimpin (yang terdahulu) memiliki kecenderungan untuk bersikap arogan dan mengambil posisi pemimpin secara otomatis, padahal seharusnya 'masa' nya sudah lewat. Kearoganan ini makin diperjelas dikarenakan perasaan "dibutuhkan" karena Peter merasa The Pevensies dipanggil (Susan's horn that has been blown) untuk memberikan bantuan. Dan karena sikap arogan ini, Peter menjadi sering berselisih paham dengan Prince Caspian.
Susan --> Seorang yang menganggap dirinya memiliki pemikiran seorang dewasa. Menganggap adiknya (terutama Lucy) adalah seorang anak kecil. Tegas, kuat, dan agak menyebalkan bila dipandang dari sudut pandang seorang anak kecil. Tidak memiliki antusiasme untuk kembali ke dunia Narnia. Merasa dirinya sudah terlalu dewasa untuk terus-terusan 'bermain-main' di dunia Narnia.
Edmund --> Seorang yang masih merasa bersalah karena dulu pernah tidak mempercayai Lucy (adiknya), hingga kini pun dia tidak membela Lucy atauoun juga tidak mempercayai Lucy. Sebuah sikap yang 'abu-abu'. Dan oleh karena sikapnya ini, mereka musti menempuh jalur perjalanan yang lebih jauh dari seharusnya -apabila mereka mempercayai Lucy.
Lucy --> Yang memiliki usia paling muda dari ketiga Pevensie. Sering dianggap remeh pendapat-pendapatnya. Kurang memiliki keberanian untuk mengikuti apa yang Aslan katakan kepadanya. Menjadi kurang percaya diri karena sering diremehkan kakak-kakaknya, sehingga tidak berani mempertahankan kehendaknya.

The White Witch --> Representasi dari 'kejahatan' yang selalu bisa menawarkan hal-hal 'indah' yang menghipnotis manusia sehingga mereka akan melakukan apa saja sesuai dengan yang dia inginkan.

Trumpkin --> Seorang dwarf yang keras kepala, dan sudah kehilangan kepercayaan tentang keberadaan Aslan. Dia sudah menanti ribuan tahun dan ternyata tidak ada tanda-tanda perubahan ke kehidupan yang lebih baik. Narnia masih dijajah bangsa Telmarine, Aslan tidak menunjukkan keberadaanNya. Namun, dia masih setia membela Narnia, tentunya dengan setia mengabdi kepada Raja-Raja dan Ratu-Ratu yang terdahulu (yang dipanggil dengan Susan's horn).

Nikabrik --> Seorang dwarf penggerutu yang sangat kasar (kata-katanya), sangat pesimistis dan pada akhirnya menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan dalam perang melawan bangsa Telmarine. Dia bahkan bersekutu dengan The White Witch, karena dia menganggap Aslan sudah tidak bisa diandalkan. Oleh karena itu, dia mencari sosok yang dulunya pernah membuat Aslan mati.

Prince Caspian --> Seorang keponakan yang terancam dibunuh oleh pamannya sendiri karena keberadaannya akan menghalangi anak kandung pamannya untuk menjadi Raja Telmarine. Rendah hati. Berani. Memiliki semua karakter yang memang diperlukan untuk menjadi seorang raja. Hanya pengalaman saja yang dia masih belum banyak miliki. Namun melalui kejadian-kejadian yang tidak enak, Caspian mempelajari dan makin diperlengkapi banyak hal dalam waktu singkat.

Moral Cerita Keseluruhan:
Ikutilah apa yang menjadi keyakinanmu. Jangan takut! Sekalipun dirimu diremehkan, tetap pegang teguh keyakinanmu! Dan, berharaplah hanya kepada KEBENARAN! -Lucy.

Tak akan ada yang tahu apa yang akan terjadi apabila kamu melakukan hal yang lain di waktu yang lalu. Tidak menjadi masalah "hal-hal yang tidak kau kerjakan di masa lalu", yang menjadi hal yang penting adalah "hal-hal yang kau kerjakan sekarang" dan "yang akan datang". Itulah yang penting! Marilah bergegas! -Aslan.

Untuk bisa membuat sebuah film yang diangkat dari sebuah buku, bukan hal yang mudah. Tentunya butuh ketelitian dalam membaca tulisan dan memvisualkannya ke dalam gambar. Ditambah lagi pemilihan aktor dan aktris yang akan memerankan setiap karakter yang ada di dalamnya. Belum lagi pengambilan gambar yang tepat. Proses editing yang rumit. Penambahan visual-effect. Kostum yang detail. Dekorasi dan setting waktu yang sangat teliti. Semuanya diperlukan kerjasama dengan banyak pihak. Banyak pikiran dan banyak bakat yang diperlukan. Serta kesatuan tujuan! Ndak gampang, namun hasilnya bisa dinikmati oleh banyak penonton di seluruh dunia! Luar biasa!

Jadi teringat pada perenunganku tentang pembuatan film beberapa waktu yang silam. Kehidupan kita pun seakan-akan sebuah film yang Tuhan buat. Ada di antara kita yang berperan sebagai sutradara. Sebagai pembuat visual-effect. Pengarah lampu. Pembuat dekorasi. Make up artist. Pembuat kostum. Kameraman. Aktor. Pengisi suara. Editor. Penyimpan roll film. Bagian transportasi. Bagian akomodasi. Dan masih banyak lagi. Mungkin kadang kita merasa peran yang kita jalani di dunia ini tidak lebih baik dari si dia. Si dia lebih gini... lebih gitu... lebih bisa ini... lebih bisa itu... jadi wajar kalau aku lebih baik diam saja, tak perlu berkata atau berlaku apapun! Atau kadang kita merasa aku ini lebih gini... lebih gitu... lebih bisa ini... lebih bisa itu... dibandingkan orang lain... jadi wajar kalau semua orang mendengarkan dan melaksanakan apa yang aku katakan!

Jadi, peran seperti apa yang akan kita lakukan di dalam hidup kita masing-masing? Menjadi sutradara, mengarahkan? Menjadi aktor/aktris, dilihat orang banyak? Membuat dekorasi, membuat kostum, dan jarang sekali ada yang memperhatikan namamu muncul di akhir film -bahkan mungkin tidak dicantumkan? Tentunya setiap orang memiliki kelebihan yang berbeda dibandingkan dengan orang lain. Tidak semua orang bisa menjadi sutradara. Tidak banyak orang yang bisa menjadi aktor/aktris. Dan sedikit orang yang mau dengan kerendahan hati memilih peran-peran yang 'tidak terlihat' secara langsung.

Jadi, peran seperti apa yang akan kita lakukan di dalam hidup kita masing-masing?

Selamat memilih peran dan berperan!

No comments: