Hari Minggu kemaren jadi hari yang hampir FULL day di gereja. Setelah sekian lama engga kayak gini, akhirnya tiba juga masanya. Mengalami pagi hari ke gereja, pulang siang menjelang sore, dan malam harinya kembali lagi ke tempat yang sama. Hehehehe. Jadi kangen masa-masa dulu. Masa-masa menggembel bareng Davy, Christine, Bobo, Upil, Momod, Ngguntur, Meikel. Hix hix. Sekarang semua gembel tersebut sudah menggembel dengan pasangannya masing-masing. Ehm. Kecuali satu. Jangan disebut ah, tabu (padahal kalo mau teliti juga jawabannya udah terlihat dengan jelas, sejelas gajah di depan mata). Hohohoho.
Pagi hari, kebaktian jam 09.00 WIB ada Welcome Day. Liputannya lihat di sini ya... sepulang dari Welcome Day, di rumah aja istirahat siang (skipping rutinitas nyetrika), entah kenapa kepala pusing n cekot2. Thank God sorenya pas bangun dah better. Jadi semangat ikutan kelas pembinaan yang pertama "Servant Leadership". Dateng agak mepet, jam tujuh kurang 5. Eh, ternyata masih belum mulai. Jadi sempet cek file untuk LCD. Fyi, malem itu tugas pertama jadi LCD operator (yang bener2 dijadwal). Ndak ada prasangka buruk. Pas masuk gedung gereja, hawa dingin menggigit seketika. Dengan asumsi kalo hawanya dingin, nyamuk engga bakalan ganas. Eh, ternyata sepanjang sesi berekor-ekor nyamuk menyerbu Pak Daud (pelayan firman) dan diriku, yang musti cukup jaga kelakuan (soale duduk depan dw n Pak Daud bersliweran di deketku, isa dibayangin berapa banyak mata yang memandang ke arahku). Bayangin kalo operator LCD nya mencak-mencak n nguber2 nyamuk. Isa2 Pak Daud kalah kharisma hahahahahaha.
Ok, sekarang saatnya ngomong tentang sesi ini.
Pelayanan, dibutuhkan saat terjadi kondisi:
1. Ketidakpastian sosio-ekonomi-politis.
2. Kurangnya spiritualitas sebagai kelengkapan yang mengutuhkan pemberdayaan kehidupan --> semakin dibutuhkannya tempat untuk menenangkan diri, bermeditasi, untuk memusatkan perhatian dan mengutuhkan diri lagi.
3. "Penyakit akibat kerja" --> kurang/tidak adanya waktu yang dialokasikan dalam hidup, terjadi ketidakseimbangan. Kita menghubungi seseorang hanya pada saat kita membutuhkannya!
Model kepemimpinan pelayan:
1. Pemimpin sebagai pelayan/hamba.
2. Fokus utama pada kebutuhan orang lain/pengikut.
3. Memperlakukan orang lain sebagai rekan sepelayanan.
Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. (Yohanes 13:4-5)
Inilah bentuk melayani "rendah hati". Sebuah TRANSFORMASI KEPEMIMPINAN. Kerendahanhati menjadi nilai MOTIVASI yang mendasari kepemimpinan, melayani dengan semangat menjadi HAMBA. Melayani dengan TULUS.
Seorang pemimpin yang melayani untuk pemenuhan kebutuhan bagi jemaat berusia 30-45 tahun (jemaat muda dewasa), perlu memperhatikan beberapa sifat jemaat yang dilayaninya: dinamis, produktif (bahkan sangat produktif), susah untuk diajak ketemuan. Nah, bagaimana seorang pemimpin dapat memenuhi kebutuhan mereka?
Untuk belajar lebih lanjut bisa dilihat klik di sini.
Markus 10:35-45, mencatat beberapa hal:
1. Ambisi yang diserahkan kepada Yesus (ayat 35-37).
2. Totalitas komitmen kerajaan Allah, bukan dari kuasa/posisi/jabatan (ayat 38-40).
3. Ambisi tidak mencerminkan spiritualitas keberhambaan (ayat 41), ambisi tidak sesuai dengan motivasi, nilai yang Tuhan mau ada di dalam pelayanan Yesus. Ambisi boleh-boleh saja, asal tidak merugikan orang lain, bahkan ambisi dapat mendorong memperluas kerajaan Allah.
4. Ukuran kekuatan dan kekuasaan (ayat 42).
5. Meneladani Yesus sebagai ukuran yang terbesar (ayat 43-44).
6. Teladan kepemimpinan yang melayani dan menyelamatkan (ayat 45, lihta juga: Matius 11:29).
SABAR: tahan menderita, walaupun ditekan, disakiti, tetap bertahan.
10 Karakteristik Servant Leadership:
1. Mendengarkan dan memahami; mendapatkan apa yang orang lain mau ungkapkan/nyatakan.
2. Empati (berbela rasa); "memakai sepatu orang lain", memahami yang dijalani orang lain, membuka rasa kepekaan orang lain, menyesuaikan dengan kebutuhan orang lain.
3. Menyembuhkan diri sendiri dan orang lain (dalam hal emosional dan kejiwaan); luka batin sendiri dapat disembuhkan, pemimpin yang diinginkan orang lain untuk dapat didatangi saat terjadi goncangan dalam hidup mereka. Adanya trust.
4. Kesadaran diri; kepekaan untuk membantu memahami persoalan.
5. Persuasi; bukan dengan kekuasaan dan paksaan, namun berdasarkan kesepakatan kelompok.
6. Konseptualitas; membedakan hal-hal yang konsep dan praktis.
7. Kemampuan memiliki visi; membaca masa lalu, kini dan melihat masa depan.
8. Kemampuan melayani; mengarahkan semua orang agar mempunyai peran dalam menjalankan kepentingan bersama.
9. Komitmen dalam pertumbuhan orang lain; pertumbuhan dalam segala aspek.
10. Membangun komunitas dan jejaring masyarakat dalam iklim kekeluargaan.
3 Aspek Kepemimpinan:
1. Hati (karakter) yang melayani
2. Kepala (struktur, strategi, metode) yang melayani
3. Tangan (karya) yang melayani
Berikut ini beberapa pertanyaan yang dapat dijawab, sebagai introspeksi diri, sejauh mana kesiapan kita untuk melangkah menjadi seorang Pemimpin yang Melayani:
- Apakah kebanyakan orang percaya bahwa Anda bersedia mengorbankan kepentingan pribadi demi kebaikan sekelompok orang?
- Apakah kebanyakan orang percaya bahwa Anda mau mendengarkan pikiran/gagasan/rencana orang lain dan menghargainya?
- Apakah kebanyakan orang datang kepada Anda apabila kehidupan mereka mengalami krisis atau mengalami suatu goncangan yang hebat?
- Apakah orang lain mengikuti permohonan Anda karena mereka mau atau karena mereka percaya mereka harus emngikutinya?
- Apakah orang lain menyampaikan gagasan/pikiran serta visi untuk organisasi Anda ketika Anda berada di sekitarnya?
- Apakah orang lain memiliki kepercayaan dalam kemampuan Anda untuk melihat ke depan/mengantisipasi hari depan dengan segala dampaknya?
- Apakah orang lain percaya bahwa Anda mempersiapkan organisasi Anda untuk menjadi berbeda tetapi positif dalam dunia ini?
- Apakah kebanyakan orang percaya bahwa Anda sungguh-sungguh melibatkan diri untuk membantu mereka bertumbuh dan berkembang?
- Apakah kebanyakan orang dapat merasakan pengertian yang mendalam dari kegiatan bermasyarakat dalam organisasi yang Anda pimpin?
Selama sesi ini berlangsung, jadi banyak merenung dan mikir, sudah seberapa "melayani" kah diriku ini? Dan jawabannya datang bertubi-tubi dari setiap bahan yang disampaikan Pak Daud. Tampaknya selama ini aku memimpin tim pelayan pemuda dewasa masih juga belum "beres". Tidak dengan "menghamba". Masih ada hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep karakter seorang pemimpin yang melayani. Untuk bisa menyembuhkan luka batin sendiri dan orang lain? Wuih, susah banget! Untuk bisa sabar juga sulit. Kadang ada waktunya merasa diri paling 'kecil' sementara temen2 yang lain sudah 'berpengalaman'. Kadang ada waktunya ngerasa diri ini jadi 'bossy' nyuruh ini nyuruh itu, walaupun dalam 'bahasa' yang lebih halus dengan penggunaan magic word, "please". Dan kadang jadi pengen berhenti memimpin. Karena memimpin itu capek. Memimpin bila engga ada yang dipimpin lebih capek lagi. Memimpin bila yang dipimpin engga mendukung maka akan jadi jenuh banget! Dan ngerasa yang dikerjakan sia-sia aja.
---
Ada 5 seri Kelas Pembinaan, yang bertujuan untuk memberikan bekal untuk menjalani masa pelayanan kepada jemaat maupun aktivis. Kelas ini terbuka untuk siapapun. So, silakan datang ya... Diadakan tiap hari Minggu, mulai pk. 19.00-21.00, untuk detail jadwalnya bisa dilihat di sini (di bagian events).
No comments:
Post a Comment