Friday, August 22, 2008

By HIS Love

KKR dalam rangka memperingati
HUT Dasawarsa GKI Kutisari Indah
Rabu, 20 Agustus 2008
Pk. 19.00

Dilayani oleh: Pdt. Wahyu Pramudya

Bacaan:
Lukas 12:13-21

Perkataan dan perbuatan dilahirkan dari cara berpikir. Dengan kata lain, apa yang kita pikirkan, bagaimana kita memandang suatu hal akan sangat mempengaruhi bagaimana kita berkata dan berbuat.

Berikut ini cara pandang yang keliru terhadap kehidupan: sebelum semua hal di dalam hidup saya beres, maka saya tidak punya waktu untuk hal-hal yang di luar hidup saya.

Cara pandang seperti itulah yang dimiliki oleh orang kaya yang bodoh dalam bacaan kita. Ayat 18-19 menggambarkan bagaimana sibuk dirinya untuk mencukupi segala kebutuhannya. Yang menjadi fokus utama dalam hidupnya adalah AKU. Melulu AKU. Akibatnya? Tidak pernah berurusan dengan orang lain, tidak juga berurusan dengan Tuhan.

Yang perlu kita renungkan, urusan hidup kita tidak akan pernah beres! Tuhan tidak mau kita mengabaikan Tuhan dan orang lain. Urusan hidup kita tidak akan pernah beres, kecuali di dalam Tuhan. Di sinlah kebodohan si orang kaya (kalau bodoh, bagaimana dia bisa kaya?).

Tuhan tidak menyuruh kita membereskan semua urusan kita terlebih dahulu, karena Tuhan tahu, urusan kita tidak akan ada habisnya. Biarkan Tuhan membenahi masalah dan segala urusan kita, sementara itu kita memuliakan Tuhan melalui setiap karya yang Tuhan kerjakan dalam kehidupan kita.

Bila kita di dalam Tuhan, kita melakukan pelayanan (berkata dan berbuat) di dalam Tuhan, maka kita akan dikuatkan di dalam Tuhan, dan pada akhirnya kita dimenangkan di dalam Tuhan!

Dalam perjalanan panggilan pelayanan Tuhan, kita perlu memiliki pengendalian diri. Natur manusia yang selalu ingin "sedikit lagi" dapat menghambat perjalanan panggilan pelayanan yang kita jalani. Dengan adanya perasaan yang "selalu ingin lagi dan lagi" maka kita tidak akan pernah merasa puas. Tidak akan ada habisnya. Dan kita tidak akan pernah memiliki waktu yang cukup untuk diri kita sendiri, apalagi untuk Tuhan dan orang lain! Biarlah kita dapat belajar dari Rasul Paulus yang mengatakan, "...sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan." (Filipi 4:11)

Pengendalian diri ini juga tidak akan pernah cukup. Karena dalam kehidupan kita ini ada terlalu banyak aspek. Dan ada banyak hal yang tidak dapat kita kendalikan. Apabila kita dapat mengendalikan seluruh aspek yang ada di dalam hidup kita, rasa sombong dan lupa diri akan segera hadir dalam hidup kita. Lupa diri. Merasa diri sendiri adalah Tuhan yang mengendalikan kehidupan dan menjadikan kita ingin melepaskan diri dari Tuhan.

Coba lihat Adam dan Hawa. Di saat mereka memiliki persekutuan dengan Tuhan, seluruh hidup mereka dalam keadaan baik semua. Oke oke saja. Namun, saat keinginan menjadi seperti Allah muncul, terjadilah perubahan dan akibatnya tidak perlu tunggu terlalu lama. Dosa itu langsung memisahkan: saling menimpakan kesalahan, tidak bertanggung jawab, dan semakin lama dosa itu menjadi semakin parah. Dalam sesaat sudut pandang mereka berubah. Cara pandang mereka terhadap kehidupan berubah. Tidak lagi selaras dengan sudut pandang Allah. Keluar dari sudut pandang Allah, keluar dari rancangan Allah, dan akhirnya: kehancuran!

Dosa mengeraskan hati kita. Membuat kita menjadi tidak peduli. Dosa yang awalnya menjanjikan kenikmatan, akan menutup hati nurani kita, kita tidak dapat menerima sudut pandang Allah, membuat kita keluar dari rencana Allah, dan akhirnya hidup kita menjadi hancur!

By HIS Love, biarlah hidup kita dipulihkan lagi dan kita dimampukan untuk kembali melihat dengan sudut pandang Allah.

---
Dalam kesempatan KKR ini, aku dapat kesempatan yang indah jadi konselor. Dan saat-saat yang paling mengharukan dalam menjadi seorang konselor adalah saat-saat menyaksikan dan merasakan begitu banyak hati yang ingin berkomitmen ulang, hati yang bersedia melayani Tuhan, hati yang diubahkan, hati yang dilembutkan. Bener-bener mengharukan. Tuhan Yesus sungguh ajaib! Di tengah-tengah segala ke'sesak'an yang aku rasain, aku masih bisa merasakan sukacita karena menyaksikan keindahan pemulihan. Terima kasih, Tuhan!

No comments: