Monday, March 17, 2008

Perempuan Samaria

Sebuah kisah.
Seorang tokoh.
Kekaguman.
Harga diri yang ditepis.
Perjumpaan yang mengubahkan.

Adalah seorang perempuan.
Di siang bolong. Saat hari sedang terik.
Dia membawa tempat air untuk mengambil air.
Di siang bolong biasanya tempat itu sepi.
Tidak akan ada orang yang memperhatikannya.
Tidak ada orang yang mencelanya.
Tidak ada bisik-bisik dan gunjingan tentangnya.
Yah, paling tidak, tak akan didengarnya secara langsung.

Hidupnya memang tidak bisa dijadikan teladan yang baik.
Lima orang suami pernah menjadi pendamping hidupnya.
Kelimanya kini sudah tak lagi mendampinginya.
Bahkan kini, pendamping hidupnya bukanlah seorang suami.
Perempuan ini tentunya bukan seorang perempuan baik-baik.

Sekalipun demikian, perempuan ini tentu tetap memiliki kebutuhan.
Kerinduan-kerinduan yang menuntut untuk dipenuhi.
Salah satunya kebutuhan terhadap air.
Maka di sanalah dia kini berada.
Mengambil air di tengah hari.
Di waktu yang janggal.
Di saat semua orang menghindar dari terik.
Sepi. Terkucil. Sendiri.

Seperti hari-hari biasanya, perempuan ini mengambil air.
Namun hari ini berbeda. Perempuan ini tertegun.
Dia melihat ada seorang pria duduk di tempat dia biasa mengambil air.
Siapakah gerangan? Di hari yang panas begini.
Apakah yang dia lakukan di sana?

Dan perempuan ini pun tak menyangka sapaan yang disampaikan pria tersebut.
Bukan sekedar sapaan. Melainkan permintaan yang sopan, "Berilah aku minum."
Bukan perintah. Bukan celaan. Bukan gunjingan.
Seperti yang biasa dia terima dari perempuan-perempuan lain.
Herannya lagi, ini seorang pria!
Selama ini berapa banyak pria yang memandang dia dengan hormat?
Melihat dengan sebelah mata pun jarang, namun yang dilakukan pria ini lebih dari melihat.

Matanya yang menyejukkan terasa memandang dirinya dengan ramah.
Mengenyahkan rasa sepi, mengusir rasa terkucil.
Membuat dirinya merasa dibutuhkan.
Saat permintaan itu disampaikan.
Saat permohonan itu dinyatakan.
Perempuan ini merasa dirinya berharga.

Awal pertemuan yang indah.
Dan percakapan pun berlanjut.
Saat pembicaraan mereka sampai pada akhirnya,
Sebuah perubahan sudah terjadi di dalam diri perempuan ini.

Pria ini memberikan apa yang perempuan ini butuhkan.
Perbuatan-perbuatan tercelanya diakui.
Perempuan ini dengan jujur mengaku.
Dan akhirnya ia percaya.
Pria yang berada di hadapannya bukan sembarang orang.
Disebutlah pria ini olehnya, "Tuhan."

Dan dibuatlah perempuan ini percaya,
"Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus;
apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami."
Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau." (Yohanes 4:25-26)

Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?" Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus.
(Yohanes 4:28-30)

Dari seorang perempuan yang menghindari orang banyak,
Kini dia malah bersegera mencari orang banyak.
Dari seorang perempuan yang menghindar dari gunjingan,
Kini dia malah menceritakan kisah kelam hidupnya.

Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepadaNya karena perkataan perempuan itu yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat." (Yohanes 4:39)


Kepekaan Yesus terhadap kebutuhan perempuan ini
Akhirnya mengubahkan jalan hidup perempuan ini
Kerendahan hati perempuan ini mengakui dosanya
Membuat dirinya dipulihkan
Membuat dirinya dimampukan untuk bersaksi
Membuka matanya untuk menyaksikan seorang tokoh yang mengagumkan
Membuka mulutnya untuk menuturkan kekagumannya kepada orang banyak
Menyingkirkan kerendahan dirinya yang dikarenakan dosa-dosa yang telah diperbuatnya
Dan akhirnya, membawa orang banyak mengenal Yesus secara pribadi!

dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia,"
(Yohanes 4:42)

No comments: