Hari Kamis, 2 Oktober 2008 yang lalu mengawali perjalanan berkilometer pertama di bulan Oktober. Pagi hari sekitar jam 8 berangkat ke Batu-Malang. Tiba di Batu pukul 12.00 WIB. 4 jam! Waktu tempuh yang biasanya 2 jam menjadi 4 jam. Jalanan dipadati pengendara yang lain. Entah dikarenakan hari raya idul fitri atau yang laen (asumsiku sih karena masih banyak yang mudik). Sebagian besar pengguna jalan adalah pengendara sepeda motor dan seperti yang hampir semua pengguna jalan ketahui, pengendara sepeda motor kian hari kian tak menentu saat menyetir kendaraan mereka. Serobot sana. Serobot sini. Serong sana. Serong sini. Potong sana. Potong sini. Engga peduli tingkah polah mereka berkendara membahayakan diri sendiri DAN orang lain. Tidak berspion lengkap. Tidak mengenakan helm. Bawaan yang melintang ke kanan dan ke kiri. Luar biasa nekat! Cuman bisa geleng kepala n berdoa buat mereka. Semoga selamat sampai tujuan!
Setiba di Batu, koko yang juga berlibur di Malang, menyempatkan diri (bersama 2 temennya) dolan ke rumah. Nengok rumah Batu. Terus ngobrol2 sama Mama, Papa, Cik Lanny & keluarga. Maen-maen sama ponakan. Tidur awal. Jam delapan udah masuk kamar. Dan seperti biasa malam pertama di tempat baru jarang banget bisa tidur. Paginya jam setengah 4 bangun, mandi. Jam 4 pagi berangkat ke Ponorogo bareng Meikel & Mama. Perjalanan panjang pun dimulai. Total waktu yang diperlukan hingga sampai Ponorogo adalah 5 jam! Wew! Di awal perjalanan yang jalannya naik turun, berkelok-kelok membuat diriku mabok! Hahaha. Ditambah dengan sinar lampu kendaraan dari arah yang berlawanan, komplit sudah. Mata yang sensitif cahaya makin menjadi. Pusing n mual mendera. Lepas dari jalan yang memabukkan itu, tangan kesemutan saking tegangnya n menahan diri buat engga ngeluarin isi perut.
Sesampai Ponorogo, cari tempat buat makan pagi. Selesai makan pagi, nyari rumah Kokonya Meikel. Sempet nyasar sedikit. Sampai rumah Koko Rudy (kokonya Meikel) kita ngobrol2 n maen2 sama ponakan di sana. Ada 2 orang anak. Yang besar minta digambarin. Selesai digambarin selalu dia kasi warna. Hahaha. Gambaranku diwarnai. Mungkin ada bakat mbuat buku gambar yaaa. Hihihihih. Selesai makan siang, jam setengah 2 mulailah perjalanan pulang ke Batu. Jam setengah 7 sampai rumah. Akhirnya rumah! Siapin makan malam, terus makan, mandi, segera bobok.
Sabtu keliling-keliling. Makan-makan. Dolan lah. Akhir mingguan bareng hubby ceritanya. Hahaha. Minggu ke kebaktian jam 09.00, siang jam 2 an lebih balek ke Surabaya. Nyampe rumah jam setengah 6.
Nah, apanya yang awut-awutan? Dalam perjalanan panjang Batu-Ponorogo-Batu, aku merhatiin di beberapa bagian tanah yang dijadiin pertanian (entah taneman apa aku engga tau), ada tanaman jenis rerumputan yang menjulang tinggi sekitar 2 meter. Kondisinya awut-awutan. Kayak abis tertiup angin kenceng dari satu sisi. Bener2 awut2an layaknya rambut yang ketiup angin n engga disisir. Hahaha.
Kadang angin yang mengobrak-abrik bisa "menguak" hal-hal yang tak terlihat. Di saat kita "menyisir" kondisi yang awut-awutan, kita bisa menemukan "kotoran", kita bisa menemukan "benda berharga" yang mungkin sudah lama kita lupakan, yang kita miliki.
Saat angin mengobrak-abrik, bertiup dengan kencang, mungkin tak selamanya kita menikmati saat itu. Hal-hal yang sudah kita atur dengan rapi diporakporandakan. Kita jadi sewot. Memaksa kita untuk melakukan penataan-ulang. Mungkin ada kalanya juga kita menikmati angin yang bertiup dengan kencang. Hawa panas terusir dalam sekejap.
Alih-alih menggerutu dan bersungut-sungut oleh karena ulah angin kencang, lebih baik kita melakukan refleksi diri. Memeriksa diri dan melakukan penataan ulang dari hal-hal yang sudah dibuat awut-awutan. Pasti ada hal yang bisa kita pelajari di sana. Pasti kita akan menemukan sesuatu di sana. Entah itu "kotoran" yang mengganggu dan sudah seharusnya kita singkirkan sejak lama, atau itu "harta" tersembunyi yang sudah lama kita lupakan.
Thursday, October 09, 2008
Awut-awutan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment