Wednesday, April 11, 2007

Right Pointer-ache

Hari ini memasuki hari kedua jari telunjuk kananku sakit.
Ngga tau karena apa. Kayaknya sih pas bersihin kamar mandi pake sikat. Kayaknya keseleo deh.
Semalem sampe ngga digerakin sakit :p
Akire kemaren malem sebelum bobok pijet hihihi.

Kemaren adalah hari penutupan EE.
Akhirnya program 'besar' yang baru pertama kali diadakan di GKI Kutisari tercinta usai sudah.
Ada perasaan lega juga deg-deg an.
Ngga tau kenapa isa ngerasa deg-deg an juga, bingung :p
Agitated gitu (istilahe momod haha).
Sepanjang acara dari awal sampe akhir masi agitated... jadi gelisah gitu.
Ngga isa tenang, padahal juga ngga ada apa-apa.

Penutupan dikasi satu unit pengajaran lagi.
Trus acara kesaksian. Ngga semua peserta kebagian waktu buat bersaksi sih.
Karena waktunya ngga cukup kalau semuanya bersaksi. Isa-isa pulang tengah malam tuh kayak cinderella hihihi.


Dari EE ini aku dapet banyak hal.
Mulai dari pelajaran mengenal lebih lagi rekan-rekan satu tim pelayanan yang ternyata setelah dikenal lebih dekat berbeda dengan apa yang selama ini aku tahu. Masih ada beberapa hal yang belum bisa aku pahami sih. Masih ada banyak hal yang aku pelajari.
Trus secara materi pula aku makin diperlengkapi. Makin ngerasa pentingnya untuk menyampaikan kabar baik secara verbal (walaupun tidak boleh dilupakan juga penyampaian kabar baik melalui gaya hidup).
Pengalaman dari latihan lapangan 1-4 juga banyak membantu dan kembali memotivasi semangat aku buat belajar lagi. Ternyata masih banyak kekayaan friman Tuhan yang belum aku pelajari dengan baik -sekalipun itu sudah berulang kali disampaikan!

Buat momod, kalo mau sesi lanjutan dari kapan hari, sekarang aku udah siap ^^ cieee hahaha.

Thank you so much buat semua yang udah dukung aku dalam doa ^^ khususnya dalam pelayanan dan pelatihan EE ini, very special thanks to Ivana, mitra doa yang setia. Juara I, mendapatkan nilai tertinggi untuk 2 ujian tertulis, 1 ujian lisan dan jumlah kehadiran.

Kemaren pas sepedaan keliling kompleks rumah ngeliat ada anak kecil yang lagi nyapu di depan rumahnya. Ngga ditemeni siapa-siapa. Bukan masalah bahaya or gimana, anak tsb sudah cukup besar. Kira-kira kelas 4 SD gitu.
Aku mikir, kalau dulu aku umur segitu nyapu di depan rumah...
Apa yang menjadi harapanku?
Dipuji.

Itu jawaban pertama yang muncul dalam benakku.
Dan pernyataan pujian itu pula yang saat pertama melihat pemandangan itu.

"Wah, kecil-kecil udah isa bersih-bersih. Udah isa nyapu, bantuin mama. Hebat ya."

Itulah yang aku harapkan.
Namun...
Seorang anak kecil tentunya tidak akan bisa merasakan apresiasi ku yang cuman sekedar numpang lewat depan rumahnya dan tak berucap sepatah kata.
Seorang anak kecil tak akan paham arti pandangan mata.
Seorang anak kecil tak akan mengerti pujian tanpa kata.

Kadang pujian dan penghargaan tidak perlu diungkapkan secara eksplisit.
Cukup melalui pandangan mata.
Cukup melalui tindakan yang tidak langsung.

Misalnya saat kita berada di mall dan petugas kebersihan sedang mengepel lantai.
Bisa jadi hari Minggu, yang seharusnya menjadi hari libur mereka bekerja lebih keras. Pengunjung mall makin penuh. Makin susah membersihkan lantai yang berulang kali diinjak-injak. Frekuensi pembersihan menjadi lebih tinggi.

Namun, perlukah kata-kata penghargaan kita sampaikan?
Cukup dengan kita melangkahkan kaki dengan berhati-hati.
Dengan tidak menumpahkan atau mencecerkan makanan atau minuman yang sedang kita nikamti sambil berjalan-jalan.
Dan masih banyak lagi.

Kadang-kadang aku ngerasa seperti anak kecil tadi.
Mengharapkan adanya ungkapan pujian.
Menantikan jabatan tangan atau tepukan di bahu.
Tapi melalui perenungan ini, kembali aku diingatkan supaya jangan bertingkah seperti anak kecil.
Lagipula, semua pujian dan penghargaan sudah selayaknya dan sepantasnya untuk Tuhan!

No comments: