Hari Selasa yang kemaren, siang hari pergi nemuin orang di deket Pizza Hut Jemursari. Jam menunjukkan 13.00 dan tepat pada waktu itulah aku bikin janji buat ketemuan. Masuk ke dalam kantornya, tak ada prasangka buruk apapun, cuman kesan pertama begitu menghirup udara di ruangan Bapak Pimpinan, aroma yang tercium adalah bau yang paling aku hindari. Rokok. Yang jadi masalah bukan pada rokoknya, tampaknya sirkulasi udara cukup baik n aku engga seberapa terganggu dengan asap rokok yang terus mengepul dari bibir Bapak Pimpinan. Yang jadi masalah adalah, setelah beberapa menit perkenalan, ada seekor nyamuk culex yang dengan nyantai hinggap di siku tangan kananku. Dan dengan perlahan namun pasti, si culex ini menghunjamkan tusuknya ke dalam kulitku. Waduh! Gatal bukan kepalang! Maka, dengan sigap, jari kiri ku berusaha menghimpitnya! Engga kena! Hahaha, kalah gesit. Walaupun si culex dengan nikmat menyedot makanannya, ternyata dia masih cukup waspada terhadap serangan mematikan. Dan setelah 'pengejaran' yang tanpa membawa hasil, malahan berdampak pada banyaknya bentol2 bekas tusukan jarum si culex, maka tidak ada bangkai culex yang tergelatak saat aku meninggalkan ruangan Bapak Pimpinan.
Belajar dari si culex, sebuah pelajaran tentang kepekaan dan kegigihan. Dengan daya penciumannya yang tajam, si culex mampu mengendus adanya sumber makanan yang bisa dihisapnya. Dan berkat kepekaannya, si culex berhasil menghindar serangan-serangan mematikan yang harus dihadapinya saat dia menikmati makan siangnya. Sekali dia terusir, dia kembali lagi dengan semangat yang baru. Ditusukkannya penyedotnya lagi. Berulang kali. Hingga 7 bentol baru yang gatal bersarang di area siku tangan kananku. Benar-benar pantang menyerah.
Kepekaannya terhadap bahaya membuatnya berulang kali 'selamat' dari pitesanku. Hahaha. Kegigihannya meninggalkan bekas bentol-bentol di kulitku. Berkat kepekaan dan kegigihannya itulah, si culex bisa menyambung hidupnya. Perjuangan untuk mencari sumber makanan telah didapatkannya, mungkin belum juga kenyang dia rasakan, namun kurasa cukup membuat dia bertahan hidup beberapa jam mendatang.
Dan bagaimana dengan kita, manusia?
Dengan berbagai bahaya yang mungkin jarang kita jumpai saat kita mencari makan. Di mana kegigihan kita? Si culex menghadapi ancaman hidup dan mati. Kita? Mungkin posisi kita terancam oleh karena fitnah seseorang. Mungkin nama baik kita tercoreng karena hasutan orang lain. Mungkin kita dikhianati teman baik kita. Mungkin kita dikecewakan orang yang kita andalkan. Mungkin sebuah janji tak ditepati. Akankah kegigihan kita dalam menjalani hidup akan sirna?
Dengan tetap peka terhadap lingkungan sekitar, waspada terhadap segala kemungkinan bahaya yang ada, tentunya akan meminimalisasi akibat2 buruk. Bisa jadi, pukulanku ada beberapa yang 'nyerempet' salah satu kaki si culex. Mengakibatkan si culex patah hati... eh patah kaki. Yah, mungkin di saat kita menghadapi 'bahaya' pun akan ada beberapa bagian dari diri kita yang akan merasakan sakit. Entah itu patah kaki atau patah hati. Hahaha.
Selain peka terhadap lingkungan, tentunya kita juga musti peka terhadap apa yang Tuhan mau. Manusia -makhluk Tuhan yang paling sempurna- diciptakan untuk melakukan perbuatan baik. Dan tentunya harapan dari Sang Pencipta, hasil yang sempurnalah yang Dia kehendaki. Walaupun mustahil kita bisa sempurna, bila kita mengusahkan ke arah sempurna, tentulah yang dihasilkan -bisa dipastikan- BAIK adanya. (jadi inget kotbah hari Minggu kemaren)
Tetap jaga kepekaan, waspada dan tetap gigih berjuang!
Thursday, July 24, 2008
Culex!
Label:
daily reports,
thoughts
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment